Menanam Hujan, Menuai Air

Lingkungan Hidup
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Puncak kemarau pada bulan Agustus kemarin menyebabkan 28 provinsi di Indonesia mengalami ancaman kekeringan.

Tidak kurang dari 11 juta hektar lahan, seperti yang dilansir cnnindonesia.com, mengalami kekeringan. Ini mengakibatkan lebih dari 48 juta jiwa terdampak kekeringan tersebut.

Bahkan hingga saat ini sebagian besar wilayah NTT belum memasuki musim penghujan. Jika dilihat dari intensitas curah hujan hingga akhir Desember ini.

Kekeringan  tersebut tidak hanya mengancam lahan pertanian tapi juga berdampak langsung terhadap sumber air minum masyarakat. Banyak mata air mengalami penyusutan debit yang signifikan. Begitu pula dengan sumur-sumur air warga yang banyak mengalami kekeringan.

Baca Juga : Bahaya Besar Menanti di balik Sumur Bor

Karenanya semua pihak harus terlibat secara aktif dalam upaya menanggulangi dampak kekeringan tersebut. Salah satunya adalah dengan terlibat dalam gerakan menanam hujan.

Secara harafiah, menanam hujan berarti secara sengaja membuat air hujan meresap masuk kedalam tanah, untuk mengurangi aliran permukaan ketika hujan. Menanam hujan adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi air hujan mengalir langsung ke laut.

Pertama, masyarakat banyak dilibatkan untuk membuat sumur resapan di rumah masing-masing.  Sumur resapan sangat signifikan menampung air hujan dari atap-atap rumah agar tidak langsung mengalir ke drainase umum. Sumur resapan menjadi pengendali banjir  sekaligus konservasi air tanah.

Selain itu membuat lubang resapan biopori sebanyak-banyaknya di lahan terbuka. Di halaman, pada lahan-lahan parkir, termasuk tanah pertanian. Tanah sengaja dilubangi dengan kedalaman dan diameter tertentu. Lubang resapan biopori bertujuan untuk meningkatkan daya resap air hujan kedalam tanah.

Baca Juga : Bambu untuk Revitalisasi Mata Air

Apalagi jika lubang biopori ini diisi dengan sampah organik. Sampah-sampah organic yang diisi kedalam lubang biopori akan memperbaiki unsur hara tanah sehingga lahan-lahan pertanian menjadi lebih subur.

Selain itu, sampah organik ini menjadi makanan cacing tanah.  Secara tidak langsung meningkatkan daya resap air pada terowongan-terowongan kecil yang dibuat cacing tanah menuju sumber makanannya di lubang bipori yang dibuat.

Selain membuat sumur resapan dan lubang biopori, menanam hujan juga berarti menanam dan merawat pohon sebanyak-banyaknya.

Sejak diterbitkannya Kepres No 24 Tahun 2008, setiap tanggal 28 November diperingati sebagai Hari Menanam Pohon Nasional dan bulan Desember dicanangkan sebagai Bulan Menanam Nasional.

Memasuki awal musim penghujan ini baik jika digunakan untuk menanam pohon sebanyak-banyaknya. Gerakan “One Man One Tree” harus selalu menjadi gerakan bersama.  Artinya bahwa setiap orang wajib menanam minimal satu pohon setiap tahun.

Daun-daun pada pohon menahan masa dan kecepatan  butiran air hujan agar tidak langsung menuju tanah. Kerapatan pepohonan menghambat aliran permukaan air hujan sehingga  membuat air hujan meresap kedalam tanah dan menambah debit air tanah.

Baca Juga : Memagari Bambu Untuk Konservasi Mata Air dengan Perda

Pohon bambu misalnya. Laman bamboeindonesia.wordpress.com, mengutip sebuah penelitian tentang bambu di China, menyebutkan bahwa hutan bambu dapat menyerap air ke dalam tanah hingga 240% lebih baik dibanding hutan pinus.

Hutan bambu adalah spons alami untuk menyimpan air. Bambu sanggup menahan 90 % air hujan ke dalam tanah dibandingkan daya serap pepohonan lain sebesar 35 – 40 %. Di India misalnya, tulis laman yang sama, dalam jangka waktu 4 tahun sejak ditanam terjadi peningkatan air tanah sebesar  6,3 meter pada area hutan bambu.

Dengan demikian, menanam hujan harus menjadi gerakan bersama. Sebab semakin banyak kita menanam hujan, semakin banyak pula kita menuai air. (Foto : pojoksatu.id)

Link Terkait Lainnya :

Kekeringan Ekstrem, petani mete Flores Timur gagal panen

Membidik Target Pendidikan Kebencanaan

Melindungi diri dari panas ekstrem

Sebarkan Artikel Ini:

9
Leave a Reply

avatar
9 Discussion threads
0 Thread replies
0 Pengikut
 
Most reacted comment
Hottest comment thread
0 Comment authors
Recent comment authors
  Subscribe  
newest oldest most voted
Notify of
trackback

[…] Baca Juga : Menanam Hujan, Menuai Air […]

trackback

[…] Baca Juga : Menanam Hujan, Menuai Air […]

trackback

[…] Baca Juga :Menanam Hujan, Menuai Air […]

trackback

[…] Baca Juga: Menanam Hujan, Menuai Air […]

trackback

[…] Ayo Baca Juga: Menanam Hujan, Menuai Air […]

trackback

[…] Baca Juga: Menanam Hujan, Menuai Air […]

trackback

[…] Baca Juga: Menanam Hujan, Menuai Air […]

trackback

[…] Baca Juga: Menanam Hujan, Menuai Air […]

trackback

[…] Baca Juga: Menanam Hujan, Menuai Air […]