Terinspirasi Melalui Pengajaran Guru di Sekolah, Greta Thunberg Menjadi Pejuang Belia Lingkungan

Tokoh
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Pada umumnya, media-media dan lembaga-lembaga internasional memiliki tradisi di setiap penghujung tahun. Salah satu yang lazim dilakukan adalah mengumumkan nama tokoh dunia yang dinilai paling berpengaruh sepanjang tahun.

Koran The Straits Times yang terbit di Singapura misalnya, menobatkan Presiden Joko Widodo sebagai tokoh Asia tahun 2019. Joko Widodo dinilai berpengaruh dan menginspirasi publik sepanjang tahun 2019.

Lain lagi dengan majalah Times yang terbit di Amerika Serikat. Majalah ini menutup tahun dengan mengumumkan Person of the Year tahun 2019.

Person yang dipilih oleh majalah Times adalah pribadi yang sangat belia yakni Greta Thunberg dari  Swedia. Ia adalah tokoh berusia 16 tahun, yang dua tahun belakangan aktif mengkampanyekan upaya mendorong tindakan nyata mengurangi emisi karbon global.

Emisi global adalah salah satu penyebab perubahan iklim dan berdampak sangat luas pada hidup manusia saat ini dan masa depan.

Sejak Agustus 2018, ia menjadi tokoh terkemuka untuk memulai pemogokan murid sekolah pertama untuk perubahan iklim, di depan gedung parlemen Swedia.

Seorang diri, Thunberg mengajak para murid untuk mogok bersekolah setiap hari Jumat sebagai bentuk protes terhadap dampak negatif dari emisi karbon global. Aksinya pun memperoleh dukungan dari jutaan remaja di seluruh dunia.

Baca Juga :Menanam Hujan, Menuai Air

Dalam waktu tiga bulan sejak gerakannya dimulai, Thunberg sudah diundang untuk berbicara tentang perubahan iklim di TEDxStockholm. Pada bulan Desember tahun yang sama, ia berpidato di Konvensi Perubahan Iklim PBB. Kemudian pada awal tahun 2019, ia kembali diundang untu berpidato dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos.

Jennifer Morgan adalah salah satu tokoh yang mengapresiasi gerakan dan pidato-pidato Thunberg. Menurutnya, meskipun baru berusia 16 tahun, Thunberg telah mampu menyampaikan pidato dengan sangat baik dan tegas.

Meskipun ada keluhan dan amarah, Thunberg selalu menyertakan data ilmiah untuk memperkuat argumennya, puji direktur eksekutif Greenpeace International tersebut.

Selain itu, banyak pihak menilai gerakan-gerakan yang digagas Thunberg tidak hanya menginspirasi dunia untuk melakukan hal yang sama, namun juga mendorong para penguasa untuk mengambil tindakan nyata demi mencegah kerusakan lingkungan yang lebih parah.

Apresiasi juga datang dari Freddy Andre Ovtegard anggota parlemen Norwegia yang menominasikan Greta Thunberg sebagai penerima nobel perdamaian kepada komite nobel.

Berawal dari Pengajaran di Sekolah

Mengingat banyaknya dampak positip dari gerakan Thunberg, maka menjadi menarik  menyelidiki orang yang pertama kali menginspirasinya untuk terjun ke dalam dunia pergerakan.

Sejak masih berusia delapan tahun, Thunberg sudah mengikuti perkembangan issue perubahan iklim melalui pengajaran gurunya di sekolah.

“Saya ingat ketika di sekolah, guru kami menunjukkan film tentang plastik di laut, beruang laut yang kelaparan, dan lain-lain. Saya menangis sepanjang film itu. Teman-teman juga resah saat menonton film-film itu,” tutur Thunberg seperti dikutip CNN Indonesia.

Baca Juga: Sampah Plastik dan Bahaya bagi Lingkungan Kita

“Jika teman-teman saya bisa berhenti dan beralih memikirkan hal yang lain, saya tidak bisa begitu. Gambar-gambar itu menempel terus di kepala saya,” lanjut Thunberg.

Hal ini merupakan bukti bahwa pengajaran di kelas bisa begitu inspiratif dan menjadi awal bagi gerakan-gerakan besar yang berpengaruh luas. Tampaknya karena pengajaran di Swedia dilaksanakan secara kontekstual, bertolak dari problem riil yang sedang dihadapi.

Bertolak dari sana, murid kemudian didorong untuk merancang aksi, untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Hal ini sekaligus menjadikan sekolah-sekolah di Swedia sebagai arena bagi para murid untuk mempersiapkan diri sebelum terjun ke tengah-tengah masyarakat.

Mudah mudahan konsep merdeka belajar yang sekarang digagas oleh Mendikbud Nadiem Makarim, mengembalikan sekolah pada fitrahnya; menyiapkan murid untuk hidup di tengah masyarakat.

Di awal tahun 2020 ini, semoga Digiers dapat belajar dari pengalaman-pengalaman di tahun 2019 dan turut ambil bagian dalam gerakan perubahan yang sedang berlangsung di Indonesia.

Mari kita siapkan generasi muda kita kita agar mampu menjadi agen-agen perubahan di Indonesia, sebagaimana Greta Thunberg di Swedia.  Selamat  berjuang! (Artikel ini sebelumnya tayang di depoedu.com. kami tayangkan kembali atas izin dari penulis / Foto: kompasiana)

Sebarkan Artikel Ini:

6
Leave a Reply

avatar
6 Discussion threads
0 Thread replies
0 Pengikut
 
Most reacted comment
Hottest comment thread
0 Comment authors
Recent comment authors
  Subscribe  
newest oldest most voted
Notify of
trackback

[…] Baca Juga: Terinspirasi Melalui Pengajaran Guru di Sekolah, Greta Thunberg Menjadi Pejuang Belia Lingkungan […]

trackback

[…] Baca Juga: Terinspirasi Melalui Pengajaran Guru di Sekolah, Greta Thunberg Menjadi Pejuang Belia Lingkungan […]

trackback

[…] Baca Juga: Terinspirasi Melalui Pengajaran Guru di Sekolah, Greta Thunberg Menjadi Pejuang Belia Lingkungan […]

trackback

[…] Baca Juga: Terinspirasi Melalui Pengajaran Guru di Sekolah, Greta Thunberg Menjadi Pejuang Belia Lingkungan […]

trackback

[…] Baca Juga : Terinspirasi Melalui Pengajaran Guru di Sekolah, Greta Thunberg Menjadi Pejuang Belia Lingkungan […]

trackback

[…] Baca Juga: Terinspirasi Melalui Pengajaran Guru di Sekolah, Greta Thunberg Menjadi Pejuang Belia Lingkungan […]