Cita-cita Witan Sulaiman berkarier di Eropa kesampaian, setelah ia dikontrak oleh Klub Serbia FK Radnik Surdulica. Ia merupakan pemain Indonesia jebolan SKO Ragunan yang kedua, setelah Egy Maulana Vikri yang bermain di klub Lechia Gdanks, Polandia.
Witan Sulaiman adalah pemain Tim Nasional Sepak Bola Indonesia usia 19 tahun dan usia 23 tahun. Lahir di Palu 18 Oktober 2001, berusia 18 tahun. Di tim nasional menempati posisi sebagai pemain gelandang. Ketika main untuk tim nasional U-19 tahun 2017, dalam 13 kali penampilannya, ia berhasil mencetak 9 gol.
Sedangkan pada tahun 2019, ketika membela tim sepak bola Indonesia U-23, ia turun dalam 12 kali pertandingan, dan berhasil mencetak 2 gol. Terakhir ia tercatat membela PSIM Yogyakarta. Sepanjang musim, ia diturunkan sebanyak 6 kali, namun belum mencetak satu gol pun.
Witan bertolak ke Serbia selasa, 11 Februari yang lalu. Sebelumnya, bersama agennya Dusan Bogdanovic, ia berpamitan ke Menteri Pemuda dan Olah Raga Zainudin Amali. Zainudin Amali berharap agar Witan dapat membuktikan bahwa talenta sepak bola Indonesia bisa bersaing di Eropa.
Sedangkan Raden Isnanta, selaku Deputi Pemberdayaan Olah Raga Kemenpora, sekaligus penanggung jawab SKO Ragunan, seperti dikutip oleh Medcom.id berharap Witan menjadi pembuka jalan bagi SKO Ragunan, agar bisa terus mengirim pesepakbola Indonesia ke Eropa. Ia mendoakan Witan dan Eggy Maulana dapat bersaing menembus squad inti di sana.
Langkah Witan berkarier di Eropa diapresiasi banyak pihak sebagai langkah yang berani. Meskipun demikian, ada pengamat sepak bola menyayangkan keputusan Witan bergabung dengan Radnik Surdulica, lantaran klub ini bukan klub besar di Eropa.
Radnik berdiri sejak tahun 1926, namun pencapaian Radnik baru meraih dua gelar yakni juara divisi ketiga Liga Serbia pada musim 2012-2013, dan juara devisi ke dua liga Serbia pada musim 2014-2015. Setelah menjuarai diivisi kedua,mereka memperoleh tiket untuk tampil di Super Liga, kasta tertinggi sepak bola Serbia musim 2015-2016.
Meskipun Radnik berhasil bertahan selama lima musim, namun secara keseluruhan, prestasi mereka tidak terlalu bagus. Posisi klasemen di Super Liga yang terbaik yang bisa diraih adalah posisi ke-8 pada musim 2015-2016. Musim berikutnya melorot menjadi posisi dua belas.
Dua musim berikutnya, yakni tahun 2017-2019, berada di posisi ke-9. Musim 2019-2020, Radnik berada pada posisi kurang menguntungkan, yakni posisi ke-13 dari 16 tim.
Mudah-mudahan kehadiran Witan Sulaiman memberi sumbangan positif pada Radnik, untuk memperbaiki performa klub. Dengan begitu, klub ini dapat menjadi batu loncatan untuk meraih peluang yang lebih baik lagi, di kancah sepak bola Eropa. Tentu saja harus dengan kerja keras yang luar biasa. (Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com, kamitayangkan kembali dengan izin dari penulis. Foto: jogja.idntimes.com)
Leave a Reply