Membunuh Laut dengan Bom Ikan

Lingkungan Hidup
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – 12 Februari 2020, 10 orang nelayan asal Kabupaten Sika ditangkap di perairan pantai utara Flores Timur. Mereka diduga menangkap ikan dengan menggunakan bom ikan. Penangkapan ini berawal dari laporan masyarakat setempat kepada Danposmat TNI AL Flotim Serka M.Sangidun sehari sebelumnya.

Tidak tanggung-tanggung, ada 27 bom ikan siap pakai rakitan dari botol bir,  7 buah detonator utuh, serta 28 buah detonator bakar ikut diamankan.

Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Nusa Tenggara Timur menyesalkan masih maraknya praktik penangkapan ikan dengan menggunakan bom yang dilakukan oknum-oknum nelayan di wilayah perairan Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores.

“Sangat disesalkan kegiatan ilegal fishing berupa bom ikan masih saja terjadi terutama di Flores Timur,” kata Kepala Cabang DKP NTT Wilayah Kabupaten Lembata, Flores Timur, Sikka, Antonius Andi Amutonda, ketika dihubungi dari Kupang, belum lama ini.

Baca Juga: Sampah Plastik dan Bahaya bagi Lingkungan Kita

Penangkapan ikan dengan menggunakan bom oleh oknum-oknum nelayan jelas berdampak negatif bagi keseimbangan ekosistem laut. Hal ini tentu sangat merugikan masyarakat nelayan pada umumnya yang menggantungkan hidupnya dari laut.

Ledakan bom mematikan semua makluk hidup di laut yang berada dalam radius ledakan. Semua ikan baik yang besar maupun yang kecil ikut mati. Padahal tidak semua ikan itu akan diambil oleh para nelayan. Sebagian dibiarkan tenggelam membusuk.

Selain itu, bom ikan juga meluluhlantakkan  terumbu karang. Padahal terumbu karang adalah rumah bagi ikan, tempat ikan-ikan berkembang biak. Untuk mengembalikkan terumbu karang ini ke kondisi semula butuh waktu puluhan tahun.

Ketika banyak ikan mati, ditambah hancurnya lingkungan hidup ikan-ikan tersebut, secara langsung berdampak pada berkurangnya populasi ikan pada wilayah perairan tersebut. Ini berarti pula berkurang bahkan menghilangnya sumber  penghasilan nelayan.

Mengingat begitu besar dampak negatif dari praktek penangkapan ikan dengan menggunakan bom, maka untuk menghentikan praktek penangkapan ikan  yang tidak ramah lingkungan ini butuh keterlibatan semua pihak.

Pemerintah, melalui dinas-dinas terkait harus terus melakukan edukasi dan sosialisasi. Dukungan dari lembaga non pemerintahan lain juga masih sangat dibutuhkan sebagai bagian dari tanggungjawab bersama.

Para nelayan harus diberi kesadaran tentang praktek penangkapan ikan yang berkelanjutan. Termasuk didalamnya bagaimna menjaga kelestarian laut. Larangan  menangkap ikan atau mahkluk laut lainnya yang terancam punah juga harus menjadi bagian dari konten penyadaran tersebut.

Selain itu, aparat keamanan bekerja lebih ekstra keras untuk memutus suplai bahan baku pembuat bom ikan. Pada saat yang sama upaya penegakan hukum secara maksimal kepada oknum nelayan yang masih menggunakan bom ikan.

Baca Juga: Terinspirasi Melalui Pengajaran Guru di Sekolah, Greta Thunberg Menjadi Pejuang Belia Lingkungan

Hal lainnya yang juga menjadi tanggungjawab pemerintah adalah menyediakan sarana dan prasarana penangkapan ikan ramah lingkungan bagi para nelayan. Pelabuhan pendaratan dan pelelangan ikan, fasilitas pendingin dan berbagai pelatihan pengolahan ikan untuk memberi nilai tambah bagi hasil tangkapan para nelayan.

Bagaimanapun juga, harus ada alternattif yang dirasakan lebih baik secara ekonomi oleh para nelayan yang mengalihkan pilihan mereka dari menangkap ikan dengan menggunakan bom.

Ketika masyarakat nelayan menyadari bahwa alternatif lain tersebut secara ekonimis lebih menguntungkan maka otomatis praktek penangkapan ikan tidak ramah lingkungan akan mereka tinggalkan.

Tanggungjawab kita bersama untuk menghentikan praktek membunuh laut dengan bom ikan. Sampai pada akhirnya para nelayan menyadari bahwa menjaga kelestarian laut adalah menjaga masa depan anak cucu kita. (Foto: republika.co.id)

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of