Tantangan Indonesia 4.0 di Bidang Pertanian

Ketahanan Pangan
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Tulisan ini sebenarnya berangkat dari rasa penasaran saya tentang sejauh mana perhatian pemerintah pada sektor pertanian. Apa saja yang menjadi konsen dan fokus pemerintah untuk sektor pertanian di Indonesia.

Bagaimana sektor pertanian bersentuhan dengan teknologi maju. Seberapa jauh teknologi-teknologi maju itu diaplikasikan pada sektor pertanian di Indonesia.

Rasa penasaran saya itu kemudian mendorong saya untuk mencari data dan referensi mengenai hal tersebut. Saya kemudian menemukan salah satu dokumen berbentuk pdf. Judulnya menarik.

Sedikit kebelakang, sebelum ide yang melatari tulisan ini muncul adalah anggapan bahwa pemerintah tidak serius memikirkan sektor pertanian.

Ayo Baca: Upaya Pemerintah Mencegah Ekonomi Luluh Lantak Akibat Corona

Dengan data yang terbatas saya mengambil kesimpulan terlalu dini hanya karena ‘pertanian’ tidak terbaca sebagai salah satu dari 5 sektor dalam roadmap revolusi industri 4.0 Indonesia.

Screning awal yang saya lakukan, hanya menemukan sektor tekstil dan pakaian, otomotif, kimia dan elektronik serta makanan dan minuman. Tidak ada kata pertanian.

Karena tidak menemukan kata pertanian dalam lima sektir itu saya menganggap bahwa sepertinya pemerintah salah menyusun peta jalan (roadmap) industri 4.0 Indonesia.

Saya kemudian menyiapkan data untuk mendukung anggapan ini.

Covid-19 yang sedemikian besar pengaruhnya, hingga meluluhlantakkan perekonomian nasional. Indonesia mengalami resesi. Selama dua quartal berturut-turut perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan negatif.

Ayo Baca : Resesi Ekonomi Harusnya Tidak Jadi Masalah Jika..

Salah satu sektor yang tubuh positif adalah sektor pertanian. Sektor ini ternyata kuat menopang perekonomian Indonesia. Sektor  pertanianlah tidak dapat ditaklukan oleh covid-19.

Sri Mulyani seperti dikutip bareksa.com (24/09/2020) mengungkapkan bahwa sektor petambangan, konstruksi, manufaktur dan perdagangan, restoran dan hotel serta transportasi mengalami pertumbuhan negatif.

“Namun sebaliknya sektor pertanian, informasi dan komunikasi serta berbagai sektor jasa mampu tumbuh positif,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani (bareksa.com, 24/09/2020).

Apalagi jika data BPS menyebutkan bahwa pertanian masih menjadi sektor penyumbang terbesar lapangan pekerjaan di Indonesia.  Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan bahwa Pertanian menyerap 27,33 persen dari total angkatan kerja per September 2019 sebesar 133.56 juta orang (kominfo.go.id, 05/11/2020).

Saya berkesimpulan bahwa jika pemerintah fokus untuk memperkuat sektor pertanian maka hal ini akan mendorong kesejahteraan kepada lebih banyak angkatan kerja di Indonesia.

Sementara itu kenyatannya, seperti diungkapkan oleh pengamat pertanian Bustanul Arifin (detik.com 27/08/2020) petani belum mendapatkan jaminan dan kepastian kesejahteraan meskipun sektor ini memberi kontribusi besar pada perekonomian nasional.

Dokumen “Making Indonesia 4.0” saya akses dari kemenperin.go.id yang saya singgung pada awal tulisan di atas merinci bahwa pemerintah, pada Sektor Makanan dan Minuman (Food and Beverage), akan;

Ayo Baca : Menyongsong Revolusi Industri 5.0

Pertama: mendorong produktifitas di hulu yaitu pertanian, peternakan, dan perikanan melalui penerapan dan investasi teknologi canggih.

Kedua: pemerintah membantu semua UMKM pada rantai pasok industri makanan dan minuman untuk mengadopsi teknologi guna meningkatkan produksi dan pangsa pasar mereka.

Ketiga: Komitmen pemerintah untuk berinvestasi pada produk makanan kemasan terutama untuk kebutuhan pasar domestik

Dan keempat; meningkatkan ekspor dengan memanfaatkan akses terhadap sumber daya pertanian dan skala ekonomi domestik.

Dari keempat strategi Indonesia 4.0 ini, pada sektor makanan dan minuman barangkali jelas terbaca bahwa ada perhatian pemerintah untuk meningkatkan produktifitas para petani.

Ayo Baca: Benih Subsidi dan Kemandirian Petani

Perhatian pada sektor hulu yang menjadi point pertama tentu menjadi PR besar bagi kita semua. Menjawab tantangan untuk meningkatkan produktifitas hasil pertanian (juga peternakan dan perikanan) dengan memanfaatkan teknologi canggih terkini butuh lebih dari sekedar komitmen.

Kita bisa memulainya dengan peka melihat petani disekitar kita. Profil para petani -seperti usia dan tingkat pendidikan- karakteristik dan luas lahan, jenis tanaman – apakah  untuk ketahanan pangan lokal atau tanaman industri, hingga adopsi berbagai teknologi maju.

Kita juga mesti berani bertanya bagiaman kesiapan lembaga pendidikan dan berbagai lembaga penelitian di bidang pertanian. Terutama penelitian dalam rangka pemuliaan berbagai keanekaragaman lokal. Bagaimana para petani mengakses berbagai hasil penelitian tersebut?

Tentu berbagai hasil penelitian ini harus bisa diakses dengan mudah dan murah oleh para petani kecil di desa-desa. Benih yang murah, yang bukan monopoli korporasi besar. Serta teknologi paska panen yang familiar dengan mereka.

Ayo Baca: Hari Tani Nasional; Apakah Petani berdaulat atas lahan dan benih?

Kita juga masih punya PR besar untuk memotong mata rantai panjang distribusi hasil pertanian dari petani hingga ke konsumen akhir. Memotong mata rantai panjang ini adalah untuk mendekatkan harga terbaik kembali ke kantung para petani. Tidak semata menggendutkan perut para tengkulak.

Saat ini sudah tersedia berbagai teknolgi dibidang pertanian, yang bisa merubah cara konvesional bertani yang selama ini kita kenal. Saya tidak harus menyebut satu demi satu teknologi itu. Kalaupun harus disebut, mungkin dalam tulisan lain setelah ini.

Walaupun menuju Indonesia 4.0 tantangannya berat namun saya optimis. Berangkat dari pola pikir bahwa lewat pertanian kita bisa melewati badai krisis seperti covid-19, barangkali bisa melahirkan cara bertindak baru. Cara bertindak sesuai tuntutan era industri 4.0 dengan berbagai peluang yang siap dihadirkannya.

Foto: kemenperin.go.id

Sebarkan Artikel Ini:

8
Leave a Reply

avatar
8 Discussion threads
0 Thread replies
0 Pengikut
 
Most reacted comment
Hottest comment thread
0 Comment authors
Recent comment authors
  Subscribe  
newest oldest most voted
Notify of
trackback

[…] Ayo Baca: Tantangan Indonesia 4.0 di Bidang Pertanian […]

trackback

[…] Ayo Baca Juga: Tantangan Indonesia 4.0 di Bidang Pertanian […]

trackback

[…] Baca Juga : Tantangan Indonesia 4.0 di Bidang Pertanian […]

trackback

[…] Ayo Baca Juga:Tantangan Indonesia 4.0 di Bidang Pertanian […]

trackback

[…] Ayo Baca Juga : Tantangan Indonesia 4.0 di Bidang Pertanian […]

trackback

[…] Ayo Baca Juga: Tantangan Indonesia 4.0 di Bidang Pertanian […]

trackback

[…] Ayo Baca Juga: Tantangan Indonesia 4.0 di Bidang Pertanian […]

trackback

[…] Baca Juga: Tantangan Indonesia 4.0 di Bidang Pertanian […]