Eposdigi.com – Walaupun belum secara resmi diumumkan oleh BPS, namun ramalan tentang resesi ekonomi Indonesia sudah semakin nyata.
Resesi ekonomi ditandai dengan Produk Domestik Bruto (PDB) negatif, penurunan tingkat konsumsi yang mengakibatkan menurunnya penjualan retail, konstraksi pendapatan manufaktur dalam jangka waktu yang lama. Biasanya kondisi-kondisi ini terjadi selama dua kuartal berturut-turut.
Belum lama ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati seperti dikutip cnbcindonesia.com (26/09/2020) mengungkapkan bahwa perekonomian Indonesia dari Juli ke September masih dibawah angka 0. Bahkan pada 3 bulan terakhir tahun ini pun masih diramalkan negatif.
Baca Juga: Beberapa Negara Dihantam Gelombang Kedua, Bagaimana dengan Corona di Indonesia?
Pandemi covid-19 rupanya meluluhlantakan ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini. Diperkirakan sepanjang tahun 2020 ini, pertumbuhan ekonomi nasional berada pada kisaran minus 1,7% hingga minus 0,6%.
Yang menarik, ada satu sektor dari lima sektor utama penyumbang terbesar PDB, yang pertumbuhannya tidak dibawah 0. Kelima sektor ini menjadi penyumbang PDB sebesar 65 %.
Data BPS per Agustus 2020, menunjukan bahwa pertumbuhan pada sektor industri sebesar minus 6.19 %, sektor perdagangan minus 7.57 %, konstruksi dan pertambangan masing-masing besesar minus 5.39% dan 2.72%.
Hanya sektor pertanian yang mengalami pertumbuhan 15,46 % pada kuartal kedua, naik 2.62 % jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (republika.co.id, 05/08/2020).
Baca Juga: Krisis Pangan Mengintai di balik Punggung Corona
Sementara itu untuk tingkat konsumsi, hanya konsumsi pemerintah yang berada pada angka positif yaitu sebesar 9,8 % sampai 17%. Sementara tingkat konsumsi rumah tangga minus 3 % hingga minus 1.5%, ekspor minus 13.9% hingga minus 8.7 %, impor minus 26,8% hingga minus 16% dan Investasi, minus 8,5% sampai minus 6,6%.
Menurunnya tingkat konsumsi rumah tangga bukan semata-mata karena meningkatnya jumalh pengangguran. Berbagai pembatasan karena Covid-19 membuat melambatnya perekonomian. Banyak perusahaan manufaktur mengalami kerugian.
Melambatnya perekonomian mengakibatkan gelombang PHK mendera dimana-mana. Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani seperti di kutip katadata.co.id (23/09/2020) memprediksi angka penganguran bisa mencapai 16 juta orang pada akhir tahun ini.
Kehilangan pekerjaan tentu mengakibatkan daya beli menurun. Namun penurunan tingkat konsumsi masyarakat juga diikuti oleh fenomena menarik lainnya.
Baca Juga: Industri apa sajakah yang paling terdampak Corona?
Alih-alih untuk konsumsi, data dari Bank Indonesia, seperti diberitakan cnbcindonesia.com (26/09/2020), mengungkapkan bahwa per Agustus 2020, masyarakat mengalokasikan 20.42% dari total pendapatannya untuk ditabung. Dan angka ini menjadi yang tertinggi sejak Desember 2018. Bandingkan dengan alokasi sebesar 18.06% per Februari 2020.
Jika covid-19 yang menjadi penyebab utama runtuhnya perekonomian nasional tidak segera tertangani maka bisa jadi resesi ekonomi saat ini belum bisa teratasi hingga tahun depan.
Namun dalam masa resesi ini, selama kebijakan ekonomi kita fokus pada sektor yang mengalami pertumbuhan positif maka lambat laun tekanan ekonomi akan semakin berkurang. Apalagi sektor pertanian masih menjadi sektor padat karya.
Data jumlah penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan seperti diungkapkan oleh Kepala BPS Suhariyanto (kominfo.go.id,04/11/2020) pada Agustus 2019, masih didominasi oleh tiga lapangan pekerjaan utama.
Baca Juga: Upaya Pemerintah Mencegah Ekonomi Luluh Lantak Akibat Corona
Sektor pertanian sebesar 27.33 % dari total 133,56 juta angkatan kerja. Diikuti sektor perdagangan sebesar 18.81% dan Industri Manufaktur (pengolahan) sebesar 14.96%.
Fokus pada sektor pertanian berarti prioritas anggaran pada APBN selain pada upaya penanganan covid-19, juga harus memberi porsi yang lebih baik pada sektor pertanian.
Namun tidak hanya oleh pemerintah di satu sisi. Masyarakat pun, harus terlibat aktif adalam upaya menyelamatkan Indonesia.
Tidak hanya menyelamatkan Indonesia dari pandemi covid-19 dengan disiplin mengikuti semua protokol kesehatan, tapi juga menyelamatkan Indonesia dari resesi ekonomi.
Baca Juga: Ayo Beli Jualan Teman!
Satu hal sederhana yang bisa dilakukan adalah lewat gerakan “Beli Jualan Teman” /#BeliJualanTeman. Gerakan ini tidak hanya mendorong semakin membaiknya tingkat konsumsi rumah tangga, tetapi sekaligus menyelamatkan lapangan pekerjaan pada sektor perdagangan.
Hal-hal sederhana ini bisa berdampak besar pada pulihnya Indonesia. tidak hanya dari sakit karena covid-19 tapi juga dari resesi ekonomi. Hal sederhana yang hanya bisa berhasil jika dimulai dari Anda dan saya.
Foto: hits.grid.id
[…] Ayo Baca : Resesi Ekonomi Harusnya Tidak Jadi Masalah Jika.. […]