Apa Saja Infrastruktur Vital Bidang Pertanian dalam Era Industri 4.0?

Ketahanan Pangan
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Menjadi petani pada hari ini tentu tidak zamannya lagi jika hanya mengandalkan cara-cara konvensional. Harus ada cara baru mengolah lahan pertanian. Cara yang berbeda dengan yang selama ini dipraktekan oleh para orang tua kita.

Cangkul dan tofa barangkali tidak serta merta ditinggalkan, dan diganti dengan berbagai peralatan modern. Bukan itu esensinya.

Cara berbeda yang baru lebih pada bagaimana bisa mengolah tanah lebih luas dalam waktu lebih cepat, dengan menggunakan peralatan yang sama atau peralatan berteknologi tinggi. Semata-mata untuk meningkatkan produktifitas lahan pertanian.

Ayo Baca Juga: Kaum Muda dan Masa Depan Pertanian Nasional

Apapun alatnya harus bisa menjawab tantangan pertanian modern yaitu memperoleh hasil lebih banyak dengan kualitas terbaik dari waktu dan sumber daya seefisien mungkin.

Bisa saja luas lahanya tidak bertambah, namun dengan cara baru ini hasil pertanian yang didapat jadi lebih banyak, dengan lebih sedikit sumber daya yang digunkan untuk mengolah lahan tersebut.

Belajar dari pertanian-pertanian modern di banyak negara berikut ini dua infrastruktur dasar yang harus dimiliki oleh sebuah daerah untuk mendorong peningkatan produktifitas pertanian didaerah tersebut.

Pertama: Ketersediaan Air. Semoderen apapun sebuah metode pertanian, hingga saat ini belum ada media yang menggantikan fungsi air untuk tanaman.

Mulai dari proses fotosintesis, distribusi hasil fotosintesis, membantu  proses biokimia, pelarut unsur hara, respirasi sel hingga menjaga kelembapan tanaman , fungsi air belum bisa digantikan oleh zat lain.

Nemo’s garden di Italia dan Dubai Vertical Farm mengolah air laut menjadi air tawar untuk pertanian, system hidroponik dan atau irigasi tetes, bahkan lahan pertanian di stasiun luar angkasa milik NASA pun belum bisa meniadakan air bagi tanaman.

Ayo Baca Juga: Negara-Negara ini Punya Teknologi Maju di Bidang Pertanian, Bagaimana Dengan Indonesia?

Dalam konteks Indonesia, ketersediaan air masih menjadi persoalan yang serius bagi banyak wilayah. Seringkali kita mendengar gagal panen akibat kekeringan di banyak wilayah, atau kelebihan air-banjir-yang menggenangi lahan pertanian yang sama mengakibatkan gagal panen.

Apalagi dalam konteks daerah kering seperti di NTT. Saat ini banyak petani menjawab persoalan kelangkaan air dengan mengambil air tanah lewat sumur bor. Walaupun disadari bahwa sumur bor bukanlah solusi yang ramah ekologis.

Eksploitasi berlebihan terhadap air tanah dapat mengakibatkan ketidakseimbangan ekologis. Ini bisa memicu bencana yang berdampak serius di masa yang akan datang.

Karenanya dalam pengembangan infrastruktur air bagi lahan pertanian, entah menggunakan air permukaan lewat saluran-saluran irigasi, membangun bendungan untuk irigasi lahan pertanian, menampung air hujan lewat embung, atau sumur bor, kelestarian sumber air harus menjadi perhatian utama.

Ayo Baca Juga: Bahaya Besar Menanti di balik Sumur Bor

Kelestarian hutan mata air harus dijaga. Kawasan hutan dilestarikan. Air tanah yang diambil lewat sumur bor harus ‘diisi’ kembali sama banyaknya. Sebab saat ini petani bisa menanam tanpa tanah, namun tidak tanpa air.

Infrastruktur Vital berikutnya adalah Jaringan Internet. Memang agak berlebihan jika memasukan akses internet sebagai salah satu infrastruktur pertanian. Apalagi jika dilihat dari konteks demografi kebanyakan petani saat ini.

Dalam konteks saat ini, ketersediaan jaringan internet bukan untuk meremot berbagai peralatan pertanian canggih. Atau untuk menggerakan berbagai peralatan canggih bidang pertanian.  Mungkin kita masih butuh waktu untuk hal-hal tersebut.

Jaringan internet yang bisa menjangkau pelosok–pelosok negeri agar proses menimba semua pengetahuan tentang pertanian moderen dapat diakses dengan mudah, oleh siapapun.  Apalagi komunitas big data sudah sedemikian luas menampilkan berbagai macam pengetahuan pertanian.

Sudah banyak aplikasi menyediakan fitur membaca cuaca. Memprediksi curah hujan. Memperkirakan waktu menanam, pemupukan bahkan waktu memanen. Begitu juga dengan berbagai pengetahuan tentang memberi nilai tambah pada paskapanen berbagai hasil pertanian.

Ayo Baca Juga:Tantangan Indonesia 4.0 di Bidang Pertanian

Kita butuh jaringan internet untuk mempelajari, mencari dan mendapatkan berbagai sarana dan prasarana bidang pertanian. Peralatan, pupuk, pembasmi berbagai hama dan gulma tanaman serta semua informasi mengenai produk-produk tersebut lebih mudah diakses.

Jaringan internet juga menjadi jembatan untuk menghubungkan petani dengan pasar. Tidak hanya menghubungkan tapi juga semakin memperpendek rantai distribusi dari petani hingga konsumen akhir.

Memperpendek rantai distribusi artinya menghilangkan kesempatan para tengkulak untuk memainkan harga komoditi pertanian. Ini tentu menguntungkan petani sekaligus para konsumen. Sama-sama mendapatkan harga terbaik.

Tidak hanya infrastruktur. Suprastruktur pertanian pun harus benar-benar menjadi fokus yang seiring sejalan dengan infrastruktur. Keduanya sama seperti kedua sisi satu keping uang logam. Tulisan berikutnya kami akan uraikan suprastruktur bidang pertanian apa saja yang dibutuhkan dalam era industry 4.0 saat ini.

Foto: IndiaMART.com

Sebarkan Artikel Ini:

1
Leave a Reply

avatar
1 Discussion threads
0 Thread replies
0 Pengikut
 
Most reacted comment
Hottest comment thread
0 Comment authors
Recent comment authors
  Subscribe  
newest oldest most voted
Notify of
trackback

[…] Ayo Baca Juga: Apa Saja Infrastruktur Vital Bidang Pertanian dalam Era Industri 4.0? […]