Eposdigi.com – Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa damai dan perang hari ini ditentukan oleh energi dan pangan. Siapa yang menguasai keduanya, menguasai tatanan dunia. Hal ini mendorong banyak negara berlomba-lomba dalam menghadirkan teknologi termutakhir di bidang pertanian.
Dorongan lainnya adalah, seiring ledakan penduduk bumi, yang mengakibatkan banyak lahan pertanian berkurang untuk berbagai kebutuhan lain, memaksa banyak negara mencari berbagai alternatif untuk menjaga pasokan bahan makanan bagi warganya.
Salah satunya adalah dengan menghadirkan teknologi-teknologi termutakhir untuk menjawab berbagai tantangan di bidang pertanian.
Berikut negara-negara yang mengembangkan alternatif pertanian baru dengan teknologi canggih.
Pertama : Italia dengan Nemo’s Garden.
Nemo’s Garden yang terletak kurang lebih 100 meter dari bibir pantai Sovana, Italia ini adalah perkebunan bawah laut pertama di dunia.
Kebun bawah laut merupakan solusi alternatif terhadap masalah kekurangan lahan dan tanah subur, kurangnya aor bersih dan suhu ekstrem. Tentu kebun ini jauh dari hama tanaman dan berbagai serangga pengganggu lainnya.
Ayo Baca: Hari Tani Nasional dan Tantangan Kedaulatan Pangan
Berbagai sayuran ditanam dengan system hidroponik di dalam laut. Air untuk mengairi tanaman ini berasal dari air laut yang sudah diolah menjadi air tawar.
Kebun yang berada 18 kaki di bawah permukaan laut ini menggunakan berbagai teknologi canggih untuk memonitor daya tumbuh tanaman. Banyak kamera web yang terhubung dengan internet diinsatal di kebun sehingga bisa dimonitor dengan mudah.
Kedua: Jepang dengan Japan’s Hidroponic Vertical.
Kebun dalam ruang yang digagas oleh perusahaan elektronik Fujitzu ini, tidak menggunakan sinar matahari untuk mendukung proses tumbuh tanaman. Mereka menggunakan lampu LED dengan high-pressure sodium vapor sebagai pengganti sinar ultraviolet untuk proses fotosintetis.
Tidak hanya itu, Japan’s Hidroponik Vertikal juga menggunakan teknologi computer canggih. Teknologi ini digunakan untuk mengatur sirkulasi air dan nutrisi tanaman, juga untuk mengatur suhu dan temperature udara sehingga menyerupai lingkungan luar ruangan.
Tidak hanya Japan’s Hidroponic Vertikal, jepang juga memiliki mesin penanam padi otomatis Rice Tranplanter. Mesin ini bisa menggantikan tenaga kerja manusia untuk menanam padi.
Cara kerja mesin ini cukup sederhana. Bibit padi siap tanam dimuat dalam mesin ini kemudian digerakan seperti traktor yang menanam secara otomatis dalam empat lajur dengan jarak tanam 30 cm. Untuk menanambibit padi seberat 1 ton mesin ini hanya butuh kurang lebih 4 jam.
Ketiga: Uni Emirat Arab dengan Dubai Vertical Farm.
Uni Emirat Arab tentu kaya dengan minyak. Namun tidak dengan air dan lahan pertanian. Menyikapi hal ini Dubai bekerja sama dengan Perusahaan Studio Mobile untuk membangun sebuah gedung yang digunakan sebagai lahan pertanian berbentuk vertical.
Sumber air yang digunakan untuk pengairan lahan pertanian vertical ini berasal dari air laut yang telah diolah menjadi air tawar. Tidak hanya untuk mengairi tanaman, air laut juga digunakan untuk mendinginkan suhu ruangan.
Ayo Baca: Benih Subsidi dan Kemandirian Petani
Tidak hanya mengolah air laut, lahan vertical ini juga mengkondensasi udara yang masuk kedalam bangunan untuk memanen air untuk menyiram tanaman.
Keempat: Yordania dengan Wadi Rum Farm.
Bisa dibilang bahwa Wadi Rum Farm adalah keajaiban di tengah gurun pasir Yordania Selatan. Kebun berbentuk lingkaran-lingkaran besar ditengah gurun ini terbentuk oleh system irigasi yang menyeupai jarum jam. Sistem irigasi yang bergerak melingkar ini ternyata sudah digunakan oleh para petani Mesir Kuno .
Sumber air Wadi Rum Farm adalah dari pegunungan Saudi Arabia.
Kelima : Amerika lewat NASA yang berkebun di Luar Angkasa.
Tahun 2014 lalu NASA berhasil menanam Selada di stasiun luar angkasa miliknya. Sumber Cahaya untuk tanaman selada ini menggunakan lampu LED, sedangkan untuk pengairannya menggunakan olahan limbahcair serta sumber karbon dioksida diambil dari sisa pernafasan para astronot disana.
Tidak hanya di Stasiun Ruang Angkasa, Nasa juga sedang melakukan penelitian untuk “membuka kebun” di Planet Mars. Penelitian dengan memanfaatkan jamur mikoriza sedang digalakan.
Tanah Planet Mars sejauh ini diketahui bukan tempat yang layak untuk tumbuh kembang berbagai tanaman, sementara untuk mengirim pupuk dari bumi pasti butuh biaya yang sangat mahal. Namun hal ini bukan halangan bagi NASA.
Ayo Baca: Tantangan Indonesia 4.0 di Bidang Pertanian
Titik berat penelitian ini adalah mencari hubungan simbiosis antara mikro organisme lokal berupa jamur mikoriza dengan akar tanaman. Jamur Mikoriza diketahui dapat mensuplai air dan berbagai nutrisi penting ke akar tanaman sedangkan jamur ini memperoleh balasan berupa lemak dan gula dari tanaman.
Keenam: Israel dengan Drip Irrigation.
Membicarakan system Irigasi tetes berarti berbicara mengenai Netafim. Irigasi tetes bukan saja soal distribusi air langsung ke akar tanaman secara efisien dan efektif, tapi juga berarti supplay nutrisi sesuai siklus tumbuh setiap tanaman.
Saat ini produk Netafim sudah melalangbuana ke berbagai belahan bumi lain termasuk Indonesia. Namun teknologi dibidang pertanian Israel tidak hanya soal irigasi tetes. Ambil contoh Fair Planet di Ethopia.
Negara Afrika ini bisa diubah sedemikian rupa oleh organisasi nir laba asal Israel Fair Planet. Fair Planet bekerjasama dengan berbagai perusahaan di Israel untuk membantu para petani di Ethopia.
Mulai dari rekayasa benih berkualitas tinggi hingga berbagai teknologi pertanian lainnya untuk membantu masyarakat Ethopia.
Bagaimana dengan Indonesia? Teknologi canggih bidang pertanian apa saja yang sudah kita ciptakan? Atau kita hanya jadi pengguna teknologi milik negara lain? Seberapa banyak petani kita yang sudah mengadopsi berbagai teknologi canggih tersebut?
Foto: Dubai Vertikal Farm / dubai-times.com
[…] Ayo Baca Juga: Negara-Negara ini Punya Teknologi Maju di Bidang Pertanian, Bagaimana Dengan Indonesia? […]
[…] Ayo Baca Juga: Negara-Negara ini Punya Teknologi Maju di Bidang Pertanian, Bagaimana Dengan Indonesia? […]
[…] Baca Juga: Negara-Negara ini Punya Teknologi Maju di Bidang Pertanian, Bagaimana Dengan Indonesia? […]