Eposdigi.com – Dengan mengesampingkan semua hal lain; dari mana sampah berasal, jenis sampah seperti apa yang banyak kita buang, apakah sampah organik atau non organik, kita semua sepakat bahwa sampah adalah masalah kita semua.
Data-data mengenai sampah juga tidak harus kita utarakan lagi. Berapa banyak sampah yang kita hasilkan, atau kita datangkan dari luar juga bukan sesuatu yang urgent untuk dicarikan jalan keluarnya.
Fokus kita sebaiknya dalah mencari alternatif paling mungkin, tanpa harus menuding siapapun diluar sana yang bertanggungjawab mengenai sampah.
Satu jari kita pasti lebih mudah menujuk wajah hal lain di luar sana untuk kita salahkan. Sementara empat jari kita yang lain terlipat menujuk diri sendiri tanpa rasa bersalah.
Tentang sampah, kita semua sepakat bahwa Reduce, Reuse, Recycle (3R) adalah alternatif paling baik untuk mengatasinya.
Alih-alih membuang seuatu kita bisa menggunakannya kembali, entah dengan fungsi yang sama atau kita fungsikan kembali untuk hal lain. Semakin sering sesuatu kita gunakan kembali (reuse) semakin kita mengurangi potensi sesuatu itu menjadi sampah.
Jika tidak lagi bisa digunakan kembali maka apapun yang kita gunakan bisa didaur ulang (recycle) untuk menjadi barang yang sama atau barang lain yang berguna bagi kita.
Hal lainnya adalah dengan mengurangi pemakaian apapun yang dapat menjadi sampah. Menghindari apapun yang bisa menjadi sampah jika digunakan.
Tiga hal ini, Reduce, Reuse dan Recycle adalah tiga hal sederhana. Tiga hal biasa yang bisa dilakukan oleh siapapun. Namun mengingat data-data tentang sampah hari ini, maka kenyataannya bahwa tiga hal sederhana dan mudah itu, belum menjadi bagian hidup dari kebanyakan kita.
Maka, pertanyaannya adalah bagaimana agar ketiga hal tersebut menjadi kebiasaan hidup kita sehari-hari?
Pertama : Mulai membangun kesadaran dari dalam diri setiap pribadi.
Menjadi sadar adalah persoalan in side out. Persoalah yang tumbuh dari dalam diri. Bukan sesuatu yang terpaksa, atau dipaksakan dari luar. Artinya bahwa kesadaran harus diupayakan secara sungguh oleh setiap orang.
Kenyataan bahwa setiap orang membutuhkan usaha yang berbeda untuk menjadi sadar diri. Karena itu usaha ini harus menjadi kebiasaan yang usahakan.
Melakukan 3 R (Reduce, Reuse dan Recycle), harus menjadi keputusan pribadi setiap orang. Keputusan yang berasal dari kesadaran untuk mengatasi persoalan sampah. Kesadaran untuk menerima bahwa sampah adalah persoalan kita bersama.
Bahwa tak seorang pun dapat melarikan diri dari akibat buruk yang dibawah oleh sampah. Karena itu maka mengatasi persoalan bersama ini pun harus dimulai saat ini oleh masing-masing kita sebagai pribadi.
Kita bisa berlatih dari hal-hal sederhana, yang bisa dan biasa kita lakukan di rumah. Ingat, bahwa sampah rumah tangga terbesar adalah sisa makanan.
Maka menghabiskan makanan di piring setiap kali makan adalah cara melatih kesadaran agar tidak ada makanan sisa. Apalagi sampai makanan sisa tersebut dibuang.
Jika semua orang menghabiskan apapun yang ada di piring mereka saat makan, maka tidak ada sisa makanan yang menjadi sampah.
Kedua: Membangun Komunitas Peduli Sampah.
Sifat manusia adalah asalnya lupa. Sesuatu yang sederhana namun jika tidak diingatkan orang lain maka bisa saja dilupakan. Karena kesadaran setiap kita berbeda tingkataanya, maka kita butuh orang lain agar dapat bersama –sama dan melatih kesabaran.
Kita butuh ambil bagian dan menjadi anggota dari suatu komunitas agar bisa saling mengingatkan; membangun kesadaran bersama.
Mengurai sampah berbasis komunitas adalah langka yang sewajarnya karena persoalan sampah adalah persoalan kita bersama.
Segala macam akibat jelek dari sampah akan menimpa semua orang tanpa kecuali, apapun latar belakangnya. Sampah tidak akan pilih kasih kepada siapa dampak buruknya. Karena itulah maka mengurai sampah juga harus menjadi tanggungjawab komunitas-komunitas.
Semakin banyak komunitas yang terbentuk, semakin banyak orang yang tergabung dalam komunitas-komunitas tersebut menandakan bahwa kita sedang berada pada jalur yang tepat untuk mengurai masalah sampah.
Tentu tidak bermaksud menggampangkan persoalan sampah dengan dua hal sederhana ini. Namun saya percaya bahwa dua hal sederhana ini bisa membantu kita mengatasi benang kusit persoalan sampah di Indonesia.
Foto dari phinemo.com
Leave a Reply