Eposdigi.com – Nama lengkapnya Surya Utama. Seorang Pesohor. Awal karirnya dimulai sebagai vokalis group band Tofu. Kemudian menjadi pemain filem. Selebihnya ia dikenal sebagai seorang presenter.
Prestasinya di bidang seni pertunjukan, telah segudang. Pembawa Acara Realita Terfavorit, Pembawa Acara Paling Ngetop, hingga Program Talkshow Terfavorit.
Ia juga dikenal sebagai pesulap, bintang filem, produser filem, juga seorang pebisnis. Surya Utama memiliki showroom mobil, peternakan Ikan Louhan, penangkaran kucing ras, butik, juga usaha pisang goreng Pontianak.
Surya Utama, tidak hanya seorang selebriti papan atas Indonesia. Ia pun orang berpendidikan baik. Ia adalah alumni Ilmu Politik dari FISIP Universitas Indonesia.
Baca Juga: Ada Varian Corona yang Lebih Berbahaya, “Covidiot” Namanya
Selebritasnya menjadikan ia seorang publik figur yang memiliki banyak penggemar. Akun instagram miliknya, king_uyakuya, memiliki lebih dari 2,1 juta pengikut.
Kemarin, diakun instagram miliknya, Surya Utama atau yang publik tanah air lebih kenal sebagai Uya Kuya mengeposkan sebuah video tik tok. Sebagai konten, ia memulai video ini dengan menunjuk sebuah berita media online.
Judul berita itu “Pemerintah: Jangan Turunkan Masker ke Dagu, termasuk Saat Makan”. Setelah menunjuk judul berita itu seting video beralih ke adegan Uya Kuya sedang makan.
Dalam keadaan masih memakai masker, Uya Kuya menyuap beberapa potong makanan ke dalam mulutnya. Ia melepas masker kemudian memasukkan masker ke dalam mulutnya, bersama makanan yang sebelumnya ia suap.

Postingannya itu telah 294.334 kali tayang. Dikomentari sebanyak 947 kali.
Dalam video yang diposkannya, Uya Kuya menulis “Bukan Gitu maksudnya… abis ini di Video berikutnya gw kasih tahu yg benar gmn yah. Jangan Telan mentah2 judul berita online!”
Baca juga: Mari Sama-Sama “Covid”-Kan Flores Timur
Ia kemudian menjelaskan maksudnya dalam video berikutnya. Uya Kuya menjelaskan kenapa masker tidak baik diturunkan ke dagu. Bukan hanya saat makan, melainkan saat kapanpun, masker sebaiknya tidak ditarik turun ke dagu.
Rupanya video yang dibuatnya adalah tanggapan atas konten video seorang pesohor lain yang sedang makan tanpa melepas masker.
Berita yang menjadi latar belakang narasi video Uya Kuya adalah konten yang tayang di kompas.com (12/07/2020), setahun yang lalu.
Kompas yang mengutip Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurinato, menulis;
“Menurunkan masker ke dagu itu sama dengan mencemari bagian dalam masker dengan penyakit yang mungkin menempel di dagu, sehingga kalau kemudian (masker) kita naikan lagi ke atas itu tidak memberikan makna yang baik untuk kita.”
Baca Juga: Kategori Pasien Terkait Virus Corona
Salah satu ciri covidiot adalah menerima berita tanpa memeriksa kebenarannya. Banyak dari mereka yang tertular varian covidiot ini bahkan hanya membaca judul. Mereka tidak mempedulikan isinya, apalagi mempertanyakan isi berita tersebut.
Ada sebagian mereka yang sudah mengetahui bahwa konten-konten tertentu tidak benar, namun membagikannya dengan narasi-narasi tambahan yang bernuansa negatif.
Sayangnya mereka yang tertular varian covidiot jenis ini banyak, dan berkeliaran di sekitar kita tanpa menaati prokes.
Apa yang dilakukan Uya Kuya sebagai konten tik tok miliknya, tentu tidak disalahkan. Sayangnya masyarakat penikmat video biasanya hanya melihat, menonton namun malas membaca.
Sebagai konten, Uya Kuya harusnya menjelaskan bahwa masker bukan makanan. Tidak sehat dimasukkan ke dalam mulut. Apalagi jika telah digunakan.
Baca Juga: Ingat, Vaksin Tak Cukup Mencegah Corona
Namun sebagai konten, Uya Kuya berhasil memancing reaksi penontonnya, termasuk saya. Persoalannya, berapa banyak penonton Uya Kuya yang tertarik untuk mendapat penjelasan yang pas dari video kedua?
Saat tulisan ini dibuat, konten video ke-dua yang berisi penjelasan video pertama “baru” 194.184 kali tayang.
Atau berapa penonton Uya Kuya yang tertarik untuk mengecek link berita pada awal narasi? Apa isi beritanya, atau jangan-jangan, seperti yang ditakutkan Uya Kuya, banyak yang hanya membaca judulnya saja, tanpa melihat isi beritanya.
Konten-konten mengenai Covid-19, diproduksi dengan berbagai narasi yang berbeda. Mulai dari yang berisi pesan-pesan motivasi hingga bagaimana mengobati Covid-19.
Baca Juga: Jika Punya Kondisi Ini, Anda tidak Mungkin Divaksin Corona
Produsernya mulai dari orang awam tanpa latar belakang hingga para profesional. Banyak konten-konten ini mencatut nama para pesohor, yang kemudian dibantah oleh para pemilik nama yang dicatut.
Tentu tidak semua hal dari konten-konten tersebut benar. Bagaimana jika mereka yang membaca, menonton atau mendengar konten-konten itu percaya begitu saja, tanpa memeriksa secara silang, membandingkan kebenarannya dari media lain?
Mereka yang memproduksi konten yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya, kita yang membaca dan menelan mentah-mentah isi konten itu tanpa memeriksa kembali jelas telah terinfeksi varian covidiot.
Baca Juga: Membaca itu Piknik. Kok Bisa?
Lebih lagi mereka yang tahu jelas sebuah konten itu tidak benar namun membagikannya kembali dengan narasi yang tidak mendidik, jelas telah terinfekasi varian covidiot, namun dengan tingkat yang kelewat parah.
Foto: Tangkapan layar akun instagram king_uyakuya.
[…] Baca Juga: Ada lagi Gejala Covidiot Baru, Ini lebih Berbahaya […]
[…] Baca juga: Ada Lagi Gejala Covidiot Baru, Ini Lebih Berbahaya […]