Jalan Panjang Menuju Sanata Dharma

Warga Peduli
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Menjelang ujian akhir sekolah di SMA, para guru-guru memberikan pengarahan ke kami untuk mengikuti SBMPTN dan SNMPTN dengan mengikuti bidik misi. Tentunya hal ini sangat bermanfaat bagi para siswa termasuk saya karena jika dengan mengikuti bidik misi, akan mendapatkan beasiswa penuh di universitas negeri.

Dengan syarat kami harus mengejar dan mempertahankan dan atau meningkatkan nilai IPK ketika kuliah setiap semesternya. Salah satu prioritas utama universitas untuk yang mengikuti SBMPTN dan SNMPTN dari sekolah kami yaitu universitas negeri di Kupang.

Ketika kami dibimbing tentang bidik misi ini di sekolah oleh kepala sekolah, baik dari kelas ke kelas maupun pada saat upacara bendera, saya tidak terlalu menggubris hal itu. Pada waktu itu saya lebih memilih untuk kerja dibandingkan dengan kuliah.

Banyak teman-teman yang menyarankan untuk mencoba beasiswa bidik misi. Tetapi saya tetap menolak.

Baca Juga: Daftar 36 Universitas Swasta Terbaik versi Webometrics, Kampus Anda Peringkat Berapa?

Dengan alasan Kupang terlalu dekat buat saya. Banyak teman-teman sekampung pun memutuskan untuk kuliah di Kupang, sehingga jika kuliah di Kupang, saya tidak mendapatkan banyak perubahan. Saya ketemu teman-teman sedaerah, sehingga tidak ada budaya baru yang bisa saya kenali.

Saya ingin memulai cerita ini dari pengalaman saya semenjak tes pertama masuk SMA, keputusan untuk bekerja dan akhirnya diterima di universitas.

Waktu awal mau masuk SMA, saya bingung mau memilih SMA mana. Saya akhirnya memilih SMA Negeri 1 Adonara Timur. Karena banyak teman-teman dekat saya, yang dari SD hingga SMP, melanjutkan ke SMA N 1 Adonara Timur. Saya memutuskan untuk mengikuti mereka

Saya benar-benar tidak tahu kalau sekolah ini adalah salah satu sekolah negeri terbaik di Flores Timur.  Sekolah ini menyandang akreditasi A.

Baca Juga: Banyak Jalan Menuju Dunia Kuliah

Saya awalnya mengambil jurusan Ilmu Ilmu Sosial (IIS) atau biasa di sebut IPS. Karena Jurusan Matematika dan Ilmu Alam (MIA)  terlalu sulit dan Ilmu Bahasa dan Budaya terlalu banyak kamus buat saya.

Saat mau mengikuti tes, saya kebingungan karena ada tes yang biasa di sebut PSIKOTES yang mana harus menggunakan logika kita. Saya baru tahu belakangan ini, bahwa tes yang dimaksud adakah tes minat dan bakat.

Akhirnya setelah tes saya lulus dengan peringkat ke-39 dari sekitar 400-an siswa yang mendaftar. Tentu sangat memuaskan bagi saya. Namun bukan di jurusan IIS melainkan diterima di kelas IBB.

Menjelang  kelulusan SMA seperti yang saya ceritakan di atas bahwa saya memilih bekerja dibandingkan dengan kuliah.

Namun melihat banyaknya teman-teman saya yang kuliah waktu itu, saya memutuskan untuk mendaftar kuliah lewat sebuah website yang dikirim oleh teman saya dari Universitas Negeri Yogyakarta.

Ada tiga pilihan jalur tes yaitu jalur prestasi akademik, jalur tes, dan jalur raport. Mengingat saya terbatas dalam beberapa matapelajaran dan tidak memiliki prestasi akademik, akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti tes melalui jalur rapor.

Baca Juga: Mengapa Harus Kuliah?

Itupun pada saat pendaftaran, saya di bantu oleh ibu dari teman saya tersebut. Ketika pengumuman, saya ternyata tidak diterima di universitas itu. Kecewa akan hal itu membuat saya memutuskan untuk tidak mendaftar kuliah lagi di universitas manapun.

Saya kemudian berangkat ke Jakarta dengan niatan mencari kerja. Ada beberapa tempat yang saya lamar diantaranya menjadi SATPAM.

Namun setelah sebulan menunggu panggilan, tidak ada satupun yang menerima. Saya terus mencari lowongan di beberapa tempat lainnya.

Di tengah waktu menunggu itu,  saya mendapat informasi tentang  beasiswa untuk putra putri guru dari Pradita University di Tanggerang. Saya pun berproses untuk mendapatkan beasiswa dimaksud.

Sedikit kesulitan, sebab ada banyak dokumen asli yang harus dipenuhi. Sementara tenggal waktu untuk mendaftar di kampus tersebut sangat terbatas. Padahal dokumen itu harus dikirim dari kampung. Saya kemudian meyakinkan pihak kampus untuk melengkapi dokumen itu setelah tes masuk.

Saya kemudian diizinkan mengikuti tes. Saya membayangkan bahwa tes potensi akademik  dengan mata pelajaran umum, namun yang yang terjadi adalah soal-soal tes yang menggunakan logika. Saya merasa tidak terbiasa dengan soal tes yang seperti ini, sehingga sangat kesulitan.

Baca Juga: Mahasiswa, apa Prioritasmu?

Pada akhirnya, hasil pengumuman masih jauh dari yang diharapkan. Sebagai ganti dari beasiswa penuh yang ditawarkan, pihak Pradita University memberi kesempatan untuk masuk tanpa membayar semacam uang pangkal.

Sementara uang kuliah tiap semester baik itu uang kuliah tetap maupun uang kuliah variabel  masih terlalu mahal untuk ukuran orang tua saya. Kami akhirnya memutuskan untuk tidak mengambil     kesempatan itu.

Atas dorongan keluarga, saya kemudian mendaftar ke Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pendaftaran lewat online, namun tes masuk harus dilaksanakan di kampus, di Yogyakarta. Diantar oleh seorang kakak, kami menggunakan bis menuju Jogja.

Sekali lagi, tes potensi akademik yang ternyata banyak berisi soal-soal logika masih membuat saya kesulitan. Tiga hari di Jogja, kami pun balik lagi ke Tangerang.

Saya lagi-lagi gagal dalam tes kali ini. Setelah pengumuman, kami memutuskan untuk mendaftar dan tes sekali lagi.

Sebelum proses pendaftaran kedua ini, kami mendapat informasi mengenai jalur masuk menggunakan nilai rata-rata rapor kelas XI dan kelas XII.  Kami kemudian mendaftar kembali ke Universitas Sanata Dharma menggunakan jalur masuk ini.

Baca Juga: Mengapa Bisa “Salah Jurusan”saat Kuliah?

Sama seperti sebelumnya, ada tiga pilihan jurusan yang saya lamar. Pendidikan Bahasa Inggris, Sastra Inggris dan Bimbingan Konseling. Padahal saya merasa saya tidak berbakat jadi guru.

Keluarga meyakinkan saya bahwa Pendidikan Bahasa Inggris di Sanata Dharma adalah salah satu jurusan terbaik di Asia Tenggara. Dan karena banyak dari keluarga besar kami yang lulusan Sanata Dharma maka pilihan ini tentu juga baik bagi saya.

Kriteria rata-rata nilai rapor di Sanata Dharma  yaitu 75. Sementara nilai rata-rata raport saya adalah 80. Akhirnya kami pun mendaftarkan saya melalui jalur rapor.

Pada hari pengumuman kelulusan ternyata nama saya tidak masuk dalam daftar yang diterima untuk gelombang pendaftaran ke 4. Padahal dalam website pengumuman kelulusan,  gelombang 4 adalah yang terakhir di update.

Tentu saya sangat kecewa. Keluarga pun demikian. Namun ternyata gelombang pendaftaran saya adalah gelombang ke 5. Dan pengumuman gelombang saya baru bisa diakses menjelang siang tanggal 3 Juni 2021. Puji Tuhan, saya diterima. Di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris.

Baca Juga: Mencermati Fenomena Munculnya Program Studi Baru di Tahun Kuliah 2020-2021

Dari cerita perjalanan yang saya alami, kita masih sangat minim pengetahuan tentang bagaimana masuk perguruan tinggi. Sangat minim. Terutama kita masih sangat minim informasi mengenai universitas-universitas terbaik, dan bagaimana bisa diterima di sana.

Kita juga sangat terbatas mengenai soal-soal tes masuk perguruan tinggi. Bukan mengenai bisa atau tidak bisa menjawab soal, ini menyangkut pengenalan terhadap tipe soal-soal itu.

Dengan memberikan gambaran tentang tes-tes pada saat mendaftar kita sudah sangat membantu anak, adik kita yang akan mendaftar nantinya.

Hal yang juga penting adalah belajar dengan serius saat masih di tingkat SMA. Menjaga agar nilai akademik di kelas X, XI dan XII, minimal harus memenuhi kriteria di universitas-universitas favorit. Ini artinya kita sudah menyiapkan diri untuk masuk ke perguruan tinggi terbaik dari hari pertama kita masuk SMA.

Dan saya percaya bahwa kesempatan memang tidak datang dua kali, tetapi kesempatan selalu datang kepada siapa saja yang tidak berhenti mencoba.

Ipii Tokan adalah nama pena dari  Siprianus Senuken Medhon- Jr 

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of