Mahasiswa, apa Prioritasmu?

Sospol
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Di sebuah kelas pada hari pertama kuliah seorang professor filsafat memulai semester itu dengan sebuah demo kecil. Ia meletakan sebuah stoples besar dan beberapa kantung di atas meja. Dengan santai, professor memasukan semua batu dari kantung pertama, mengoyangkan stoples sebentar.

Batu-batu terlihat rata dengan bagian atas stoples. “Apakah stoples ini sudah penuh?” Tanya professor kepada mahasiwa di kelasnya. “Terlihat sudah penuh, Prof!” Jawab mahasiswanya hampir serempak. “Anda yakin?” Tanya professor kembali.

Tanpa menunggu jawaban mahasiswa-mahasiswanya, professor kemudian mengambil satu kantung berisi kerikil-kerikil kasar, dan menuangkan semua isinya. Kemudian bertanya lagi.“Apakah masih ada ruang di stoples ini?” Sambil memandang seisi kelasnya.“Kali ini pasti sudah penuh Prof!” Jawab seorang mahasiswa di deretan depan kelasnya.

Tanpa menghiraukan kegaduhan kelasnya, professor mengambil lagi kantung ketiga, menuangkan isinya ke dalam stoples hingga tersisa separuh. Professor sepuh itu menelusuri kegaduhan kelasnya hingga hening. Sambil tetap menatap seisi kelasnya, professor menggoncang stoples.

Baca Juga: LDK dan Makrab KMAY; Ajang Merekatkan Semangat Kekeluargaan

Pasir halus tersebut mengisi sela-sela batu dan kerikil. Professor kemudian menuangkan isi kantung ketiga sampai habis. “Bagaimana dengan sekarang?” Tanya professor kembali. Seisi kelas yakin.“Penuh! Sudah tidak ada ruang.” Professor tersenyum bijak. “Masih ada. Selalu ada ruang tersisa,” katanya perlahan.

Seisi kelas kembali gaduh. Beberapa dari mereka maju, menatap stoples sedikit memeriksa dan menggoyangkannya perlahan. Tetap saja, stoples berisi batu, kerikil dan pasir halus tersebut tidak berubah isinya.

“Yakin, Prof! Sudah tak ada lagi benda apapun yang bisa masuk,” kata seorang mahasiswi ikut mengoyang stoples.

Professor kemudian mengambil gelas minumnya. Mengisinya dengan air hingga penuh. Secara perlahan, professor menuangkannya ke dalam stoples hingga kosong. Tak setetespun air, juga sebutir pasir pun tercecer dari dalam stoples. Pas.

Ada banyak hal baik dalam kehidupan. Semua hal yang baik itu membutuhkan waktu dan bagiannya sendiri-sendiri untuk dapat kita ambil atau kita penuhi. Tidak semua hal baik tersedia dalam waktu yang sama. Butuh waktu. Butuh proses.

Sebagai mahasiswa, saat ini adalah salah satu proses untuk mencicil hal-hal mana saja yang baik dan dibutuhkan untuk mengisi ‘stoples’ kehidupan. Lulus kuliah tepat waktu dengan Indeks Prestasi (IPK) terbaik, dan menguasai bahasa asing. Memahami berbagai karakter dan watak, menerima perbedaan, dapat bekerjasama dengan orang dari berbagai latar belakang.

Membaca banyak buku dan literatur – memperkaya ilmu dan pengetahuan. Pacaran untuk belajar memahami karakter perempuan atau laki-laki. Mengunjungi tempat-tempat wisata untuk membuang kejenuhan kuliah. Berolahraga menjaga kebugaran tubuh agar tetap fit dan sehat. Kursus memasak atau keterampilan lain untuk mengisi liburan smester. Main PS untuk melatih kecepatan kordinasi gerakan tangan dengan otak.

Nonton di bioskop agar tidak tertinggal filem terbaru. Ke tempat hiburan malam agar tahu bagaimana orang mempertaruhkan segalanya untuk mencari penghidupan yang layak.

Semua aktivitas ini adalah baik, dan berguna dalam hidup saat ini atau kelak dikemudian hari. Aktivitas-aktivitas ini mungkin ada yang langsung membantu pencapaian tujuan hidup. Namun harus bisa membuat pilihan atas aktivitas-aktivitas tersebut.

Sama seperti ilustrasi di atas, harus ada upaya sadar untuk mengidentifikasi mana aktivitas ‘batu’, ‘kerikil’, ‘pasir’ atau sekedar aktifitas ‘air’. Poin ini penting agar segala proses tersebut dapat dialami dengan baik.

Aktivitas ‘batu’ adalah aktivitas yang menegaskan identitas sebagai mahasiswa. Tanpa aktivitas ‘batu’ maka identias sebagai mahasiswa akan hilang. Maka belajar dengan tekun, masuk ke setiap kelas kuliah sesuai jadwal, mengerjakan setiap tugas yang diberikan dosen adalah aktivitas-aktivitas ‘batu’.

Baca Juga: Mutu Tenaga Kerja Indonesia, Revolusi Industri 4.0, Dan Antisipasi Lembaga Pendidikan

Membaca lebih banyak buku-buku penunjang, mengakses jurnal-jurnal ilmiah untuk menambah referensi adalah aktivitas ‘batu’ lainnya.

Apa kriteria aktivitas ‘kerikil’? Selain aktivitas ‘batu’ yang konsekuensinya indeks prestasi terbaik hal lainnya yang juga harus diusahakan secara serius oleh mahasiswa adalah membangun jaringan. Banyak orang sadar bahwa lulus dengan predikat Summa Cume Laude belum cukup menjamin seseorang mendapat pekerjaan terbaik.

Hubungan pertemanan, mengenal dan dikenal banyak orang, membangun hubungan baik dengan banyak kalangan dari berbagai macam profesi sangat penting menunjang berbagai cita-cita setelah lulus kuliah. Maka aktiv di kelas agar dikenal teman sekelas, aktiv dalam berbagai organisasi dan kegiatan di kampus agar dikenal oleh teman sekampus.

Membangun jaringan dalam berbagai kegiatan kampus juga adalah sarana untuk mengembangkan berbagai keterampilan. Kemampuan berkomunikasi, mengasah logika dan mempertahankan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda diperoleh dalam forum-forum dikusi.

Menghadiri seminar-seminar ilmiah dan berperan aktif dalam diskusi di sana adalah salah satu alternative agar dikenal dan mengenal banyak orang. Aktiv dalam berbagai kegiatan kampus juga adalah jalan untuk bertemu dengan dan menerima berbagai perbedaan latar belakang.

Selain aktiv kuliah dan membangun jaringan, penguasaan bahasa asing minimal bahasa Inggris, keterampilan komputer dan teknologi komunikasi lain juga penting. Table manner, keterampilan memasak, penguasaan beladiri, keterampilan mengemudi, keterampilan merias wajah adalah juga hal lain yang dibutuhkan saat ini. Aktivitas-aktivitas untuk memperoleh berbagai keterampilan ini dapat disebut sebagai aktivitas ‘pasir’.

Ilustrasi kelas filsafat di atas memberi gambaran tentang bagaimana mahasiswa memilih prioritas. Jika toples terlebih dahulu diisi dengan air sampai penuh maka tidak ada tempat untuk pasir atau kerikil apalagi batu.

Namun jika yang pertama diisi adalah batu maka selalu ada tempat untuk kerikil. Bahkan ketika stoples terlihat penuh oleh batu dan kerikil pun pasir masih bisa mengisi ruang-ruang kosong, sela antara batu dan kerikil.

Aktivitas-aktivitas “batu” yang kita pilih untuk terlebih dahulu mengisi kehidupan kita otomatis akan memberi ruang untuk aktivitas kerikil, pasir dan air. Aktivitas itu barangkali akan menyita banyak waktu dan kesenangan.

Lulus tepat waktu dengan IPK terbaik, aktiv di organisasi kemahasiswaan, terlibat dalam kegiatan pengabdian masyarakat di kampus; kursus bahasa asing dan berbagai keterampilan lain, mau tidak mau memberi banyak konsekuensi.

Mahasiswa mungkin kehilangan banyak waktu bermain, sebagian waktu tidur tersisih karena belajar. Banyak kesenangan teralihkan oleh jadwal kuliah dan kursus yang padat. Hal-hal ini adalah konsekuensi dari pilihan. Tak terelahkan. Namun wajar.

Lalu kapan saatnya bersenang-senang? Kapan waktunya main futsal atau mengunjungi tempat wisata yang lagi ‘hits’? Adakah waktu untuk sekedar main PS atau nongkrong ngopi bareng teman? Kapan waktunya nonton filem terbaru di bioskop bersama pacar? Atau sesekali mengunjungi tempat hiburan malam biar nggak kuper?

Jika seluruh waktu dihabiskan untuk kuliah dan belajar kapan waktu untuk main dan bersenang-senang. Bukankah itu juga bagian dari pengalama masa muda? Jangan takut bahwa tak akan sempat menikmati aktivitas-aktivitas ‘air’ apapun bentuknya. Tenang saja, seperti kata professor, “Selalu ada ruang tersisa”. (Ilustrasi tentang kelas kuliah professor disarikan dari media daring).

(Artikel ini pernah tayang di depoedu.com. kami tayangkan kembali dengan izin dari penulis.  / Fotofinansialku.com)

Sebarkan Artikel Ini:

7
Leave a Reply

avatar
7 Discussion threads
0 Thread replies
0 Pengikut
 
Most reacted comment
Hottest comment thread
0 Comment authors
Recent comment authors
  Subscribe  
newest oldest most voted
Notify of
trackback

[…] Baca Juga: Mahasiswa, apa Prioritasmu? […]

trackback

[…] Baca Juga : Mahasiswa, apa Prioritasmu? […]

trackback

[…] Baca Juga: Mahasiswa, apa Prioritasmu? […]

trackback

[…] Baca Juga: Mahasiswa, apa Prioritasmu? […]

trackback

[…] Baca Juga: Mahasiswa, apa Prioritasmu? […]

trackback

[…] Baca Juga: Mahasiswa, apa Prioritasmu? […]