Mengapa Bisa “Salah Jurusan”saat Kuliah?

Sospol
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Pada umumnya remaja yang telah lulus SMA cendrung susah dalam menentukan jurusan yang pas untuk dirinya, ini mungkun karena kurangnya informasi yang disediakan dari sekolah.

Bisa juga karena kurangnya kesadaran remaja masa kini dalam memanfaatkan IPTEK untuk mencari informasi tentang dunia perkuliahan.

Mereka cendrung masa bodoh. Hal ini menyebakan mereka jadi susah dalam memilih jurusan yang tepat untuk dirinya saat memasuki dunia perkuliahan.

Guntur seperti dikutip oleh Harahap (2014) menyebutkan bahwa 87 persen mahasiswa di Indonesia salah jurusan di perguruan tinggi.

Baca Juga: Banyak Jalan Menuju Dunia Kuliah

Hasil survei yang dilakukan oleh pusat Pengembangan Kewirausahaan Universitas Udayana terhadap 100 mahasiswa menunjukan bahwa sebesar 56 persen responden menyatakan bahwa dirinya merasa salah jurusan.

Sembilan puluh persen diantaranya mengaku terpaksa karena mengikuti keinginan orang tua (Rahman,2017 dalam repository.usd.ac.id)

Ini menunjukan bahwa orang tua pun turut terlibat menyebabkan anak merasa memilih jurusan yang salah.

Baca Juga: Mencermati Fenomena Munculnya Program Studi Baru di Tahun Kuliah 2020-2021

Faktor-faktor seperti ini yang bisa menyebabkan para calon mahasiswa jadi sulit dalam mengambil jurusan sesuai bakat dan minatnya.  Atau juga kuliah tapi hanya ikut-ikutan teman dalam memilih jurusan.

Hal-hal seperti ini bisa mengakibatkan banyak mahasiswa yang jadi putus kuliah. Kuliahnya menjadi lama. Pindah-pindah jurusan atau kuliah. Lebih lagi, banyak mahasiswa akhirnya tidak menyelesaikan kuliahnya. Dropout dan atau tidak wisuda.

Nah, sebagai orang tua dan pihak lembaga pendidikan, tentu perlu memperhatikan hal semacam ini agar bisa memberi informasi atau pengetahun yang lebih luas tentang dunia perkuliahan bagi calon mahasiswa.

Dengan permasalahan-permasalahan di atas, saya pikir orang tua perlu lebih tegas lagi dalam hal membimbing anak-anaknya tentang dunia pendidikan secara umum.

Terutama memberi gambaran untuk membuka pikiran anaknya tentang dunia pendidikan tinggi. Seperti halnya anak-anak yang berasal dari “daerah”, merencanakan masa depan lewat dunia pendidikan bukan hal yang sederhana.

Baca Juga: Mahasiswa, apa Prioritasmu?

Orang tua lebih sering mengajak anak-anaknya berkomunikasi dalam membahas hal-hal yang bersangkutan dengan pendidikan. Sebab sebagai anak, dengan pengalamannya yang sedikit, pasti memiliki keterbatasan untuk merancang masa depannya sendiri.

Seperti rencana anak dalam mengambil jurusan kuliah, alasan apa mengambil jurusan itu, mengapa mengambil jurusan tersebut.

Disamping itu peran sekolah juga sangatlah penting. Sebab sekolah boleh dibilang adalah tempat belajar dan rumah bagi siswa dalam mencari jati diri yang sebenarnya.

Sekolah juga berperan penting sebagai penyedia informasi bagi parah calon-calon mahasiswa. Membekali anak-anak didiknya tentang dunia kuliah, cara memilih jurusan yang tepat, dan  informasi untuk mencari beasiswa.

Selain peran orang tua dan sekoalah, menurut saya yang paling berperan penting  ialah anak sendiri. Sebab pada akhirnya  anaklah yang akan menjalani peran sebagai mahasiswa tersebut.

Baca Juga: Program Studi Di Perguruan Tinggi Negeri Yang Sepi Peminat

Menyandang status mahasiswa tidaklah mudah,  mungkin menjadi mahasiswa merupakan suatu kebanggaan tetapi sekaligus tantangan juga karena ekspetasi dan tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa begitu besar.

Mengapa tidak, ia harus mempelajari bidang yang ia ambil. Namun jauh lebih penting dari itu adalah ilmu yang dia pelajari dapat dipraktekan dalam masyarakat. Digunakan untuk kepentingan dirinya dan orang lain.

Menurut guardian of value, Anda yang sudah dikatakan sebagai pelajar tikat tinggi memiliki peran sebagai penjaga nilai-nilai masyarakat yang kebenarnnya mutlak.

Yakni menjujung tinggi kejujuran, keadilan, gotong royong, integritas, empati dan sifat yang di butuhkan dalam kehidupan dalam masyarakat lainnya.

Baca Juga: Korelasi Indeks Prestasi dan Kesiapan Kerja

Selain itu juga, dituntut pula untuk mampu berpikir secara ilmiah tentang nilai-nilai yang mereka jaga. Bukan hanya itu saja, mahasiswa juga sebagai pembawa, penyampai, dan penyebar nilai-nilai serta ilmu-ilmu yang telah mereka pelajari. (gurupendidikan.co.id)

Jadi apa saja yang perlu di persiapkan untuk masuk perguruan tinggi?

Mungkin yang paling pertama mempersiapkan diri, yang kedua mencari atau menggali informasi ke orang-orang yang pernah kuliah seperti cara-cara mendaftar kuliah,cara memperoleh beasiswa, kualitas kampus.

Kemudian yang juga tidak kalah penting adalah menggunakan semua perkembangan teknologi informasi untuk mencari sebanyak mungkin informasi sebagai persiapan kuliah.

Harapannya informasi-informasi awal yang cukup banyak itu, maka “salah jurusan” tidak lagi menjadi alasan seseorang gagal kuliah.

Foto ilustrasi dari hipwee.com

Sebarkan Artikel Ini:

1
Leave a Reply

avatar
1 Discussion threads
0 Thread replies
0 Pengikut
 
Most reacted comment
Hottest comment thread
0 Comment authors
Recent comment authors
  Subscribe  
newest oldest most voted
Notify of
trackback

[…] Baca Juga : Mengapa Bisa “Salah Jurusan”saat Kuliah? […]