Jalan Keluar UMKM di tengah Pandemi Covid-19: Branding di Media Sosial

Bisnis
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Pandemi Covid-19 yang mewabah di dunia khususya di Negara Indonesia berdampak pada semua sektor. Mulai dari pendidikan, ekonomi, pariwisata, manufaktur, transportasi, dan sosial.

Pariwisata sebagai sektor yang mengandalkan banyaknya wisatawan menjadi yang paling terkena dampak. Lockdown atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah di daerah guna untuk memutus rantai penularan Covid-19.

Anjuran menerapkan protokol kesehatan dengan slogan 5 M tentu membuat sektor pariwisata semakin terpuruk, sementara laju penyebaran Covid-19 belum menunjukan penurunan secara signifikan.

Baca Juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, Mengapa Wisata di Gunungkidul Berbeda Dari Tempat Lain?

Tidak hanya panorama alamnya, sektor pariwisata ditopang oleh usaha-usaha kuliner, penginapan dan juga berbagai usaha cinderamata. Lesunya sektor pariwisata akibat Covid-19 tentu berdampak besar pada UMKM-UMKM yang mengandalkan kegiatan usahanya dari sektor pariwisata.

Dikutip dari Jurnal Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual dan Strategis (INFO Singkat – Vol.XII, No.6/II/Puslit/Maret/2020 – berkas.dpr.go.id), data yang diolah P2E LIPI menunjukan dampak penurunan pariwisata terhadap UMKM yang bergerak dalam usaha makanan dan minuman mikro mencapai 27%.

Sedangkan dampak terhadap usaha kecil makanan dan minuman sebesar 1,77%, dan usaha menengah di angka 0,07%. Sementara kerajinan dari kayu dan rotan, usaha mikro akan berada di angka 17,03%.

Untuk usaha kecil di sektor kerajinan kayu dan rotan 1,77% dan usaha menengah 0,01%. Sementara itu, konsumsi rumah tangga juga akan terkoreksi antara 0,5% hingga 0,8%.

Baca Juga: Penerapan Manajemen Perubahan sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja UMKM di Era Pandemi Covid-19

Padahal data tersebut dipublikasikan pada Maret tahun lalu. Ini menunjukan bahwa Covid-19 memiliki dampak begitu luas dan dalam terhadap sektor pariwisata. Hingga saat ini.

Demikian juga dengan masyarakat Desa Mejono, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri. Mereka yang mengantungkan hidupnya dari pariwisata Gronjong Wariti pun tidak luput dari dampak yang diakibatkan oleh Covid-19.

Wisata air yang memanfaatkan saluran irigasi di desa tersebut juga mengalami dampak yang signifikan akibat Covid-19. Berkurangnya pengunjung yang biasanya berwisata dilokasi tersebut berdampak langsung pada ekonomi masyarakat Desa Mejono.

Terutama pelaku UMKM yang menggantungkan harapannya pada pengunjung objek wisata Gronjong Wariti. Seperti yang dialami oleh Ibu Napsiyah, pemilik usaha kuliner makanan ringan di Palemahan.

Baca Juga: Perubahan Sosial Akibat Kegunaan Handphone Masa Kini

Usaha yang dirintis sejak tahun 2018, yang hanya berjualan di rumah dan di dalam lokasi objek wisata Gronjong Wariti.

Akan tetapi dengan adanya pandemi Covid-19, penurunan jumlah wisatawan yang mengunjungi Grojong Wariti, membuat pelaku usaha, termasuk Ibu Napsiyah merasa bahwa omzet yang ia dapatkan semakin hari semakin menurun.

Namun di balik kabut kelam Covid-19, terbit pelangi berupa teknologi komunikasi. Banyak pelaku UMKM yang merubah strategi dalam bisnis agar bisa beradaptasi dengan perubahan yang ada.

Pelaku usaha yang merubah strategi bisnis yang tadinya hanya menunggu pembeli datang ke tempat-tempat wisata atau melaui mulut kemulut saja, kini mulai memanfatkan teknologi informasi.

Baca Juga: Ayo Beli Jualan Teman!

Begitu juga dengan Ibu Napsiyah. Ia memanfaatkan internet dan teknologi informasi seperti media sosial dan marketplace. Penyesuain dan melakukan inovasi ini bertujuan untuk bertahan hidup dalam masa pendemi.

Media sosial memiliki potensi yang besar dalam pemasaran dan penjualan karena pada dasarnya hampir semua masyarakat menggunakan media sosial seperti WA, Instagram, Facebook atau marketplace seperti Tokopedia, Bukalapak dan lainnya.

Dengan adanya branding menggunakan digital marketing seperti ini, Ibu Napsiyah pelan-pelan dapat meningkatkan omzet usahanya.

Dari adanya pandemi Covid-19 Ibu Napsiyah juga kita semua bisa belajar bahwa dalam berbisnis harus bisa menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang ada.

Penulis adalah mahasiswa Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta./ Foto: topwisata.info

Sebarkan Artikel Ini:

4
Leave a Reply

avatar
4 Discussion threads
0 Thread replies
0 Pengikut
 
Most reacted comment
Hottest comment thread
0 Comment authors
Recent comment authors
  Subscribe  
newest oldest most voted
Notify of
trackback

[…] Baca juga: Jalan Keluar UMKM Di Tengah Pandemi Covid-19: Branding Di Media Sosial […]

trackback

[…] Baca juga: Jalan Keluar UMKM Di Tengah Pandemi Covid-19: Branding Di Media Sosial […]

trackback

[…] Baca juga: Jalan Keluar UMKM Di Tengah Pandemi Covid-19: Branding Di Media Sosial […]

trackback

[…] Baca Juga: Jalan Keluar UMKM di tengah Pandemi Covid-19: Branding di Media Sosial […]