Pariwisata Labuan Bajo Di Tengah Pandemi Covid-19

Opini
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini telah menyebabkan banyak perekonomian negara lumpuh total. Indonesia pun ikut terkena dampak dari wabah Covid-19 ini. 

Setahun dilanda pandemic Covid-19 membuat kondisi perekonomian Indonesia babak belur. Akibat pandemi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 terkontraksi hingga -5,32%. 

Apabila pada kuartal III pertumbuhan ekonomi di Indonesia kembali terkontraksi akibat pandemi, maka jurang resesi adalah tempat yang paling pasti bagi perekonomian Indonesia.

Pandemi SARS-Cov-2 yang muncul pertama kali di Wuhan China menyebabkan sejumlah sektor industri mengalami kerugian, tidak terkecuali industri pariwisata.

Baca juga: Jalan Keluar UMKM Di Tengah Pandemi Covid-19: Branding Di Media Sosial

Berdasarkan data Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO), jumlah kunjungan wisatawan di seluruh dunia menurun 44% selama pandemi Covid-19 mewabah secara global. 

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata serta Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Hari Santosa Sungkari dalam sebuah diskusi online tahun 2020, menjelaskan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia mentok pada angka 4 juta orang. 

“Menurut perkiraan kami situasi pariwisata yang seharusnya sebelum adanya Covid sekitar 18 juta. Akan tetapi tahun hanya mencapai sekitar 2,8-4 juta wisatawan,” ujar Hari.

Labuan Bajo yang merupakan destinasi wisata premium bagi wisatawan domestik dan mancanegara, masih harus menutup pintu untuk wisatawan mancanegara hingga akhir tahun 2020. Hal ini dilakukan sebagai upaya menahan laju penyebaran virus corona di tanah air. 

Kerugian pariwisata Labuan Bajo anjlok sebesar 82% selama pandemi. Anjloknya kunjungan wisatawan berimbas pada pemasukan pelaku-pelaku pariwisata di daerah.

Baca juga: Penerapan Manajemen Perubahan Sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja UMKM Di Era Pandemi Covid-19

Namun di samping itu, terus meningkatnya kasus positif Covid-19 dinilai menjadi tantangan dalam pemulihan sektor pariwisata di Indonesia. 

Oleh karena itu, untuk membantu mereka yang terdampak pandemi, Kemenparekraf menyiapkan berbagai kebijakan. Salah satu di antaranya melalui dana hibah pariwisata.

Deputi Bidang Industri serta Investasi Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Fadjar Hutomo (04/09/2020) mengatakan bahwa saat ini mereka tengah menyiapkan juknisnya bersama dengan Dirjen Perimbangan Keuangan Daerah Kemenkeu. 

Fadjar juga menjelaskan bahwa dana hibah pariwisata akan digunakan untuk peningkatan implementasi CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, Environment Friendly). Hal ini dilakukan guna meningkatkan kesiapan daerah dan industri pariwisata dalam menerapkan protokol kesehatan.

Berdasarkan panduan UNWTO, negara-negara yang selama ini menggantungkan pendapatan melalui sektor pariwisata harus mulai mengembangkan visi pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism). 

Baca juga: Inovasi Rupiah, Mungkinkah?

Hal ini sangat penting karena destinasi wisata yang mengembangkan visi pariwisata berkelanjutan ini dianggap mampu untuk terus berlanjut, meskipun dihadapi oleh berbagai tantangan, termasuk pandemi. 

UNWTO juga menganjurkan negara-negara saat ini untuk fokus kepada pasar turis lokal hingga nantinya destinasi wisata siap sepenuhnya dibuka untuk pasar yang lebih besar yaitu wisatawan mancanegara. 

Sebagai upaya untuk memulihkan sektor pariwisata, Pemerintah Indonesia pada tahun 2020 hingga saat ini, gencar melakukan aktivitas pengembangan destinasi pariwisata dengan protokol yang ketat.

Saat ini Indonesia mempersiapkan new normal destination. New normal destination bertujuan untuk menarik wisatawan lokal yang mau berkunjung serta memfokuskan pembenahan destinasi. 

Desa wisata menjadi opsi dari new normal destination di Indonesia. Ketika wisatawan lokal merasa bosan di rumahnya, selain staycation di hotel, para turis bisa jalan-jalan ke desa wisata. 

Baca juga: Pariwisata Mekko Masih Harus Berbenah

“Adanya desa wisata ini tentunya dapat memajukan UMKM” jelas Taufan yang juga merupakan penulis buku Protokol Destinasi. 

Namun seperti yang telah dijelaskan oleh Deputi Bidang Industri serta Investasi Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Fadjar Hutomo bahwa dalam mendorong suatu destinasi wisata diperlukan ekosistem pariwisata yang ramah. 

Hal ini dilakukan agar para pengunjung bisa menikmati sisi estetika dan kepuasan psikis. Sehingga ketika pulang atau sekembalinya ke tempat mereka masing-masing, masih terdapat dorongan untuk kembali lagi ke pariwisata yang dikunjungi sebelumnya. 

Penulis adalah mahasiswa Program Studi Manajemen, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa/Foto: Tokopedia.com

Sebarkan Artikel Ini:

3
Leave a Reply

avatar
3 Discussion threads
0 Thread replies
0 Pengikut
 
Most reacted comment
Hottest comment thread
0 Comment authors
Recent comment authors
  Subscribe  
newest oldest most voted
Notify of
trackback

[…] Baca juga: Pariwisata Labuan Bajo Di Tengah Pandemi Covid-19 […]

trackback

[…] Baca Juga: Pariwisata Labuan Bajo Di Tengah Pandemi Covid-19 […]

trackback

[…] Baca Juga: Pariwisata Labuan Bajo Di Tengah Pandemi Covid-19 […]