Eposdigi.com – Mekko saat ini menjadi primadona wisata Flores Timur. Bagi para pengunjungnya, pasir timbul tengah laut Mekko pasti memesona. Bahkan untuk saya yang menghabiskan belasan tahun usia masa kecil di Witihama.
Mengunjungi Mekko adalah salah satu impian ketika liburan kali ini. Bagi saya mudik ke Witihama – Adonara tidak lengkap jika tidak mengunjungi Mekko. Walaupun Adonara sendiri memiliki banyak pantai indah namun Mekko adalah primadonanya.
Menulis tentang Mekko adalah bentuk tanggungjawab moral. Ada banyak pemikiran yang telah tertuang tentang Mekko, baik di media ini maupun di berbagai media social lainnya.
Ayo Baca Juga: Surat dari Adonara; Desember 2019
Sama seperti tempat pariwisata lain, Mekko adalah sebuah jalan. Jalan yang digunakan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat lokal Dusun Mekko. Kemudian untuk kesejahteraan masyarakat Desa Pledo. Lalu meluas pada masyarakat Kecamatan Witihama. Minimal, Mekko harus bisa memberi dampak pada kesejahteraan masyarakat se Pulau Adonara.
Mekko Bisa Jadi Korban Polularitasnya
Pesona Mekko memiliki daya tarik luar biasa. Daya ini seolah menjadi magnet yang menarik siapa saja untuk datang berkunjung. Popularitas Mekko tentu saja membuat orang berlomba mengunjunginya. Sebagai pariwisata, semakin banyak pengunjung berarti semakin baik bagi pelaku bisnis pariwisata.
Banyaknya pengunjung berarti ada banyak uang yang berputar dari objek wisata tersebut. Tempat menginap, transportasi, pusat-pusat kuliner, pusat-pusat cendra mata dan oleh-oleh mendapat berkah dari membeludaknya pengunjung. Lantas mengapa Mekko bisa jadi korban dari popularitasnya?
Pasir timbul tengah laut Mekko yang terbentuk karena faktor alamiah gelombang laut tentu rentan hilang kembali masuk kelaut jika terus diinjak-injak banyak orang. Padahal pasir putih Mekko saat ini adalah satu-satunya daya tarik pengunjung.
Ayo Baca Juga: Mengkapitalisasi Mekko, Kenapa Tidak?
Semakin banyak pengunjung, semakin rentan pula pula pasir putih timbul itu hilang. Karena itu harus dipikirkan serius untuk mengantisipasi hilanggnya daya tarik utama pulau Mekko itu. Salah satunya adalah membatasi jumlah pengunjung pasir putih. Jumlah pengunjung dan lama waktu berada di pulau pasir putih Mekko harus diatur.
Pembatasan ini tentu membuat Mekko semakin memiliki nilai jual lebih. Hukum pasar berlaku. Mekko bisa dijual sebagai wisata premium.
Pembatasan pengunjung pasir putih timbul juga harus diikuti dengan alternative destinasi wisata lain disekitar Dusun Mekko. Minimal agar wisatawan tidak jenuh menunggu. Maka destinasi penunjang lain harus dipikirkan dengan serius.
Misalnya wisata edukasi manggove, mengunjungi sentra tambak garam lewo buto atau mengunjungi nuha-nuha (pulau-pulau kecil) disekitar Mekko.
Infrastruktur dan Suprastruktur Pariwisata Mekko masih Butuh diTingkatkan
Dalam kunjungan ke Mekko baru-baru ini, selain transportasi lokal menuju Mekko, terlihat hanya pemilik perahu saja yang mendapat bayaran atas jasa mengantar pengunjung dari dusun Mekko menuju pulau pasir putih timbul di tengah laut utara Mekko.
Tidak terlihat penarikan retribusi bagi pengunjung. Atau apakah retribusi hanya berlaku bagi pengunjung pulau pasir putih yang dibayar bersamaan dengan jasa sewa perahu?
Ayo Baca Juga: Mekko Masuk Nominasi API 2020: Untuk Siapa?
Infrastruktur dan suprastruktur penunjang pariwisata Mekko harus dipikirkan secara serius. Keseriusan ini bisa terlihat dari kebijakan anggaran pemerintah daerah. Baik itu di tingkat kabupaten hingga tingkat provinsi.
Mekko yang menarik harus diikuti juga oleh kemudahan mengaksesnya. Sementara ruas jalan utama menuju Mekko masih sangat mempriihatinkan. Jalan dari Desa Oringbele menuju Dusun Mekko Desa Pledo masih banyak yang rusak.
Tidak hanya akses jalan, Dusun Mekko sendiri juga perlu dibenahi secara serius. Begitu memasuki area pantai Mekko ada dua bangunan yang mencolok. Satu sebagai homestay dan satu lagi sebagai pusat informasi bagi wisatawan (Tourism Information Centre – TIC).
Bangunan berdinding kayu yang disebut belakangan ini rupanya belum berfungsi. Saat kunjungan kami tidak terlihat aktifitas apapun pada bangunan tersebut.

Fasilitas toilet terlihat sudah baik walaupun berada sedikit jauh dari konsentrasi pengunjung. Bangunan permanen itu di samping homestay. Satu yang menggagu saya adalah banyaknya sampah yang berserakan. Bekas gelas plastic air mineral bertebaran. Bahkan ada yang digeletakan begitu saja di tangga depan TIC.
Ayo Baca Juga: Menjawab Tiga Tantangan Pariwisata Mekko
Tempat sampah terlihat hanya satu saja di depan bangunan homestay. Letaknya kurang lebih 100 meter dari bibir pantai. Padahal di bibir pantailah biasanya tempat orang berkerumun. Tempat naik turun penumpang perahu menuju dan pulang dari pulau pasir putih timbul Mekko.
Dari bangunan homestay busa kita lihat bahwa masih ada yang harus dipikirkan serius tentang pariwisata Mekko. Bahwa pariwisata Mekko harus berdampak langsung pada peningkatan pendapatan masyarakat dusun Mekko.
Esensinya homestay adalah memanfaatkan kamar-kamar rumah penduduk Dusun Mekko sebagai tempat menginap para wisatawan. Hal ini agar masyarakat Dusun Mekko mendapat manfaat langsung dari pariwisata di halaman rumahnya.
Komunitas masyarakat sadar wisata Dusun Mekko perlu mendapat pendampingan serius. Sebab merekalah ujung tombak tata niaga pariwisata Mekko. Pendampingan hingga memberi pelayanan kepada wisatawan – lokal maupun dari luar Adonara – yang terbaik dalam segala pengukuran
Bagaimana mereka menyediakan transportasi yang memperhatikan semua faktor kenyamanan dan keamanan, menyediakan tempat menginap yang nyaman, juga bagaimana komunitas ini menjalankan usaha kuliner yang memanjakan lidah para pengunjung Mekko.
Ayo Baca Juga: Mengkapitalisasi Mekko, Kenapa Tidak?
Memang tidak mudah membangun masyarakat Dusun Mekko sebagai masyarakat sadar wisata. Masyarakat yang sadar sepenuhnya bahwa usaha pariwisata adalah jenis usaha yang menjual keramahtamahan.
Tidak hanya masyarakat Dusun Mekko, bagaimana masyarakat Adonara dan Flores Timur memberikan pelayanan terbaik dan seramah mungkin bagi semua pengunjung. Tidak hanya mereka yang mengunjungi Mekko tapi juga semua tempat pariwisata lain di Flores Timur.
Leave a Reply