Corona di Tanah Air Bisa Bertahan Hingga Tahun Depan

Nasional
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Tanggal 27 April 2020 lalu, saya menulis mengenai kota di Vo’ Euganeo di Italia yang berkat inovasinya bisa terbebas dari belenggu Corona. Padahal kota kecil di utara Italia ini adalah pusat pandemi corona pertama di Italia.

Tes masal untuk mengetahui siapa saja yang terinveksi, kemudian hasi tes tersebut digunakan sebagai dasar untuk melakukan karantina secara ketat terhadap kasus positif. Di kota tersebut mereka juga melacak dan mengidentifikasi riwayat kontak erat dengan kasus positif. Hasilnya mereka sukses melewati corona.

Baca Juga: Berhasil mengatasi Corona, Inovasi apa yang dilakukan kota di Italia ini?

Dalam tulisan yang sama, saya juga mengangkat cerita yang mirip dari dua negara yang berbeda. Adalah Vietnam dan Korea Selatan. Di Vietnam selain karena kesadaran masyarakatnya yang tinggi, identifikasi riwayat kontak erat bahkan hingga ke level keempat, kemudian dilakukan karantina juga membuat negeri itu berhasil meredam penyebaran corona.

Korea selatan juga demikian. Tes masal untuk mengidentifikasi, dan karantina ketat kepada yang positif hasil tes. Corona berhasil mereka atasi.

Bagaimana dengan di tanah air? Detik.com (24/04/2020) mengabarkan bahwa tes masal untuk Corona belum mencapai target sebanyak  10 ribu orang per hari. Sejak 15 April sampai dengan 24 April jumlah individu yang dites hanya berkisar antara 3 hingga 5 ribu orang saja.

Data lain dari kompas.id (02/05/2020) menyebutkan bahwa rata-rata jumlah orang yang dites setiap hari sejak 4 April hingga 26 April 2020 hanya banyak 2.130 orang.

Sementara itu, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah kota di tanah air oleh banyak pihak dianggap tidak efektif. Tidak seperti di Vietnam yang kesadaran masyarakatnya tinggi, di tanah air masih menjadi pemandanngan yang biasa bahwa masih banyak orang yang berkumpul tanpa mempedulikan jarak aman.

Jalan-jalan masih saja ramai seperti tidak terjadi apa-apa, sementara kesadaran warga mengenakan masker masih sangat rendah.

Di Jakarta Raya yang lebih dahulu memberlakukan PSBB seperti yang dicatat kompas.com pada Jumat lalu (08/05/2020) masih mengalami penambahan kasus positif yang siginifikan.

Baca Juga: Industri apa sajakah yang paling terdampak Corona?

Dari jumlah penambahan kasus positif secara nasional sejumlah  336 kasus baru, Jakarta Raya menjadi daerah yang menyumbang kasus positif terbanyak yaitu 100 kasus baru. Hingga hari ini secara nasional masih ada penambahan jumlah kasus baru sebesar 233 kasus (Kompas.com 11/05/2020, Pkl 16.03)

Sementara itu pemerintah sepertinya ‘kelewat PD’ mulai membuka kembali transportasi publik. Walaupun dengan sejumlah syarat yang ketat. Pada saat yang sama pemerintah berencana melonggarkan berbagai aktifitas publik yang sebelumya dibatasi untuk meredam laju penyebaran corona.

Fase-Fase Pemulihan Ekonomi

Atas nama pemulihan ekonomi, pemerintah merencanakan fase-fase oprasional bisnis yang dimulai dengan fase pertama pada 1 Juni 2020 mendatang. Dalam tahapan-tahapan tersebut diharapkan agar di fase ke 5 pada 20 dan 27 Juli 2020 tempat-tempat aktivitas ekonomi dan sosial bisa terbuka dalam skala besar.

Targetnya pada awal Agustus 2020 kegiatan ekonomi sudah berjalan normal. Namun evaluasi secara berkala masih tetap dilakukan hingga vaksin COVID-19 ditemukan dan disebarluaskan.

Namun demikian, sepertinya rencana pemerintah ini tidak berjalan mulus. Adalah dr Dicky Budiman, M.Sc.PH, epidemolog kandidat doktor dari Universitas Griffith, kepada detik.com (11/05/2020) mengungkapkan bahwa covid-19 di tanah air belum akan tuntas hingga akhit tahun nanti.

“Jangankan akhir tahun ini,”  kata dr Dicky, “mungkin awal tahun depan, atau pertengahan tahun depan pun belum tentu. Tapi ada satu hal yang bisa membantu percepatan yaitu penemuan obat.”

Ia beralasan daya tahan tubulah salah satu factor yang mempengaruhi hal tersebut. Ia menyebut data WHO bahwa hampir 97 persen populasi dunia tidak memiliki antibodi COVID-19. Jumalah polulasi ini sangat membutuhkan vaksin agar terhindar dari COVID-19.

Ia menilai bahwa PSBB tidak cukup meredam laju penyebaran virus corona. Dengan melakukan tes secara masal, kemudian menelusuri semua riwayat kontak erat kasus positif, lalu melakukan isolasi secara ketatlah yang lebih efektif menahan laju penyebaran corona.

“Kembali kepada strategi utama saja itu testing, racing, isolasi, itu lebih realistis untuk Indonesia dibanding PSBB,” kata dr Dicky menegaskan.

Digiers, Anda dan saya bisa ambil bagian dalam upaya global memerangi pandemi corona. Jika belum dapat mengakses tes secara masal sehingga status Anda dan saya belum diketahui pasti, namun dengan isolasi secara mandirilah kita  sama-sama bisa menekan laju penyebaran corona.

Menahan diri dengan melakukan berbagai aktifitas; ibadah, bisnis, bersosialisasi, dari rumah bisa menjadi senjata yang efektif menuntaskan COVID-19. Pilihan itu ada di tangan kita masing-masing pribadi.

Sebarkan Artikel Ini:

8
Leave a Reply

avatar
8 Discussion threads
0 Thread replies
0 Pengikut
 
Most reacted comment
Hottest comment thread
0 Comment authors
Recent comment authors
  Subscribe  
newest oldest most voted
Notify of
trackback

[…] Baca Juga : Corona di Tanah Air Bisa Bertahan Hingga Tahun Depan […]

trackback

[…] Baca Juga: Corona di Tanah Air Bisa Bertahan Hingga Tahun Depan […]

trackback

[…] Baca Juga: Corona di Tanah Air Bisa Bertahan Hingga Tahun Depan […]

trackback

[…] Baca Juga: Corona di Tanah Air Bisa Bertahan Hingga Tahun Depan […]

trackback

[…] Baca : Corona di Tanah Air Bisa Bertahan Hingga Tahun Depan […]

trackback

[…] Baca Juga : Corona di Tanah Air Bisa Bertahan Hingga Tahun Depan […]

trackback

[…] Baca Juga: Corona di Tanah Air Bisa Bertahan Hingga Tahun Depan […]

trackback

[…] Baca Juga: Corona di Tanah Air Bisa Bertahan Hingga Tahun Depan […]