Berdasarkan laporan We Are Social, Facebook adalah platform media sosial yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Jumlahnya mencapai 2,23 miliar. Sedangkan jumlah pengguna Facebook di Indonesia adalah 135,4 juta orang. Angka ini menempati urutan ke-3 terbanyak di dunia.
Jumlah pengguna ini di dalamnya termasuk pengguna anak-anak di bawah 13 tahun. Meskipun kebijakan Facebook membatasi usia pengguna, dimulai dari usia 13 tahun namun dalam kenyataan banyak anak memanipulasi usia pada saat mendaftar.
Hasil riset Neurosains Indonesia Consumers Trend 2021: Social Media Impact on Kids menggambarkan bahwa 87 persen anak di bawah 13 tahun di Indonesia sudah memiliki akun media sosial termasuk Facebook, dan dari jumlah tersebut 92 persennya berasal dari rumah tangga berpenghasilan rendah.
Padahal Facebook dan media sosial pada umumnya didesain untuk pengguna dewasa, oleh karena itu isi kontennya hampir 100 persen untuk orang dewasa. Inilah yang membuat Facebook dikritik oleh banyak pihak karena kebijakan privasi yang longgar dan dampak negatifnya terhadap anak-anak.
Baca juga :
Sebagai pengguna, anak-anak ikut mengakses semua konten untuk orang dewasa dengan berbagai dampaknya. Mulai dari perjuangan ras dan kelompok agama dengan berbagai sepak terjangnya. Juga kampanye politik, propaganda politik internasional dan peperangan dengan kekerasan baik fisik maupun verbal yang mengikutinya.
Ini semua berdampak langsung kepada anak-anak. Seorang Ibu di Amerika Serikat seperti dilansir pada laman Kaskus, menceritakan pengalaman anaknya yang ketakutan karena membaca di Facebook tentang rencana pengusiran orang muslim di Amerika Serikat.
Atau Ibu yang lain menceritakan dampak bullying yang dialami oleh anaknya setelah anaknya di-bully oleh temannya melalui facebook. Setiap kali hendak berangkat ke sekolah, anaknya selalu dilanda kecemasan dan ketakutan yang sangat sulit diatasi.
Baca juga :
Meskipun ada banyak dampak positif, namun bagi anak-anak dampak negatif lebih banyak dirasakan sadar atau tidak sadar. Inilah yang membuat founder Facebook Mark Zuckerberg meminta maaf pada publik dan menyatakan akan berusaha memperbaiki pelayanan terutama upaya mencegah dampak buruk konten Facebook pada anak-anak.
Meskipun langkah konkrit untuk melindungi anak-anak dari dampak buruk konten Facebook tetap ditunggu oleh publik, namun atas nama dampak positifnya, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa, orang tua diharapkan dapat lebih bertanggung jawab untuk mendampingi anak-anak untuk memastikan dampak positif dan mencegah dampak buruk.
Namun untuk peran mendampingi anak tersebut, orang tua perlu didampingi terlebih dahulu, terutama terkait literasi digital. Kita berharap pemerintah terutama instansi terkait, memberi perhatian terhadap masalah ini.
Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com, kami tayangkan kembali dengan izin dari penulis / Foto: hanyapedia.com
Leave a Reply