Eposdigi.com – Belum reda berita mengenai kasus penganiayaan Mario Dandy terhadap David, kini muncul kasus baru di Bengkulu Utara. Sebanyak 52 murid SMP menyayat tangan sendiri dengan menggunakan benda tajam. Mereka meniru tren yang mereka lihat di Tik Tok.
Ada banyak media yang menulis mengenai kasus-kasus ini. Para penulis dengan pengetahuan seadanya mencoba memberi penjelasan tentang kenapa kasus-kasus tersebut terjadi. Tidak ada satupun tulisan yang menjelaskan kasus tersebut dengan jelas.
Pemberitaan media cenderung berulang-ulang dengan informasi yang sama, yang didaur ulang, untuk mendapatkan clickbait dari kasus dan berita tersebut. Pembaca semakin dibuat tambah bingung. Pembaca bukannya memperoleh kejelasan, melainkan malah dibuat tambah bingung.
Di media online sekarang kita sulit menemukan tulisan yang berasal dari liputan yang mendalam, yang melibatkan nara sumber yang menguasai pokok masalah terkait kasus-kasus tersebut. Nara sumber tersebut biasanya berasal dari perguruan tinggi atau peneliti di lembaga misalnya seperti LIPI.
Baca juga :
Selain itu, sekarang kita juga sulit menemukan tulisan yang berusaha menjelaskan masalah dan solusi misalnya dari dua kasus yang disebutkan di awal tulisan, yang berasal dari para ahli, baik yang berasal dari perguruan tinggi maupun dari lembaga-lembaga penelitian.
Situasi ini membuat kita bertanya, ada apakah yang terjadi di perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian kita sehingga perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian kita tidak hadir dalam upaya masyarakat memahami masalah dan mencari solusi dari berbagai masalah yang dihadapi.
Terkait dua kasus yang saya sebut di awal tuisan ini, ke mana para ahli psikologi dari fakultas psikologi dari universitas negeri ternama seperti UI dan UGM? Belum lagi para ahli psikologi yang berasal dari berbagai universitas swasta.
Tidakkah universitas tergerak untuk turun tangan merumuskan permasalahan dan memberikan solusi dalam upaya masyarakat menghadapi masalah?
Baca juga :
Bukankah selain menyelenggarakan pengajaran, fakultas psikologi juga didirikan untuk aktif terlibat dalam upaya memecahkan masalah bangsa melaluli penelitian dan pengabdian pada masyarakat? Jika karena fokus pada pengajaran menyebabkan universitas tidak terlibat, ternyata mutu pengajaran kita juga biasa-biasa saja.
Selain universitas dan lembaga penelitian, media massa termasuk media online memiliki peran yang sama. Selain diharapkan ikut merumuskan masalah dalam berbagai kasus dalam masyarakat, media massa juga diharapkan ikut aktif mencari solusi bahkan ikut aktif mendidik masyarakat.
Saat ini, banyak media tidak lagi melakukan peran di atas. Awak media online, tidak lagi melakukan fungsinya. Menulis bukan lagi untuk membantu masyarakat memahami masalah dan merumuskan solusi, melainkan menciptakan sensasi agar mendatangkan clickbait.
Oleh karena itu, media massa, universitas dan lembaga penelitian diharapkan kembali pada khittahnya, membantu merumuskan masalah dan solusi dari berbagai problem di masyarakat, selain itu mendidik mayarakat untuk menjadi masyarakat yang cerdas.
Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com / Foto ilustrasi: inews.id
Leave a Reply