Eposdigi.com- Semenjak terjadinya COVID-19, banyak sekolah hingga universitas melakukan pelajaran jarak jauh atau PJJ. Banyak sekali efeknya dengan sekolah online dengan adanya siswa yang tidak fokus, berbohong dengan jaringannya yang tidak lancar, padahal lancar, dan mematikan kamera aplikasinya dan langsung main gawai atau tidur. Sejak keputusan pemerintah dengan sekolah hybrid, dengan ada yang offline dan online, efeknya berubah lagi.
Semenjak hybrid dimulai, juga banyak aksi ketidakjujuran terjadi saat masa pembelajaran. Saat ulangan harian, siswa-siswa yang online membuka aplikasi atau tab Google lain untuk melihat jawabannya, padahal sudah jelas aturan sekolah kalau tidak boleh menyontek.
Baca juga: Pendidikan Sikap Seseorang Memengaruhi Masa Besarnya
Banyak orang tua protes kepada sekolah bahwa ini ketidakadilan dan sekolah harus mengambil aksi dengan kejadian seperti ini. Dengan banyak protes dari orang tua dan netizen-netizen siswa kepada JAKI (Jakarta Kini), pemerintah akhirnya langsung mengadakan pembelajaran tatap muka.
Karena sudah 2 tahun lebih dengan pandemi COVID-19, dan banyak juga guru-guru dan siswa yang sudah vaksin, pemerintah akhirnya memperbolehkan pembelajaran tatap muka. Walaupun sudah pembelajaran tatap muka dan semua siswa bisa bergabung dalam kelas masing-masing, masih tetap saja efeknya yang negatif.
Banyak siswa yang ketahuan menonton website-website porno sejak COVID-19, karena tidak ada pengawasan oleh guru atau orang tuanya. Kemudian bahasa yang diucapkan oleh siswa-siswa tersebut bisa buruk, bahkan kotor kepada siswa lain, sehingga mengefek ke mental siswa lain.
Baca juga: Pendidikan Yang Tinggi Kemungkinan Menghasilkan Orang Yang Terdidik
Semenjak PJJ, siswa-siswa bisa mengetahui cara-cara dengan menipu dan bermain situs judi karena era PJJ menggunakan internet.
Mendidik Ulang para Siswa-Siswa untuk Menjadi Lebih Baik
Apabila ada ulangan harian dengan cara hybrid, guru-guru bisa mengusahakan dengan menyuruh para siswa-siswa yang online untuk memasang satu device lagi di belakang mereka sehingga para guru bisa melihat apakah mereka curang atau tidak.
Cara ini sudah dipakai oleh Kolese Kanisius saat masa puncaknya COVID-19. Ulangan harian, tes masuk, bahkan PTS-PAS, guru-guru Kolese Kanisius menggunakan teknik ini untuk menghindar para siswa-siswa untuk menyontek.
Baca juga: Anak Yang Kekurangan Belum Tentu Tidak Menjadi Pemimpin Yang Baik
Namun jika ada siswa yang masih berani-berani menyontek dengan teknik ini, mereka langsung didiskualifikasikan dari tes masuk atau dikeluarkan dari sekolahnya.
Sekolah-sekolah lain berusaha untuk menggunakan teknik ini dari Kolese Kanisius. Namun, semenjak pembelajaran tatap muka, walaupun hybrid, mereka sudah tidak menggunakan teknik ini. Walaupun sudah masa PTM dan semua siswa bisa ulangan harian dan tes masuk bisa secara langsung, Kolese Kanisius masih tetap merawat teknik ini supaya untuk ke depannya jika ada pandemi-pandemi lain, mereka bisa menggunakannya lagi.
Apabila sekolah-sekolah di Indonesia bisa lebih canggih dalam teknologi dan metaverse, mereka menggunakan teknik Kolese Kanisius ini. Banyak sekali sekolah-sekolah di pedalaman yang memiliki pengetahuan 0 tentang teknologi.
Walaupun sekolah negeri sudah dibiayai oleh pemerintah, mereka masih tidak bisa menggunakan teknologi dengan baik. Jika semua sekolah, sekolah swasta maupun sekolah negeri, bisa menjadi lebih canggih seperti Kolese Kanisius, Santa Ursula, dan yang lain, Indonesia bisa menjadi lebih maju.
Baca juga: Sampah Indonesia
Dengan tidak ada lagi aksi ketidakjujuran, Indonesia bisa menjadi lebih maju dan lebih canggih dengan orang-orang yang jujur. Ekonomi Indonesia juga bisa dibantu dengan para calon-calon pemimpin Indonesia yang jujur dalam suatu.
Semisalnya mereka menyontek saat ulangan Matematika, dan karena mereka tidak memiliki pengetahuan tentang Matematika, ekonomi Indonesia bisa ambruk karena mereka tidak bisa menghitung.
Sumber foto: tribun/Penulis adalah siswa SMP Kolese Kanisius Jakarta
kegiatan sekolah saat tahun ini atau 2023 sudah mulai membaik,kunjungi tel u
kelihatanya semakin membaik
Kampus Hijau
Kampus Hijau
hai
Aduh aku terseok seok
ich mag das