Eposdigi.com – Kenyataan hari ini bahwa pandemi corona mengakibatkan banyak dimensi kehidupan manusia berubah. Perubahan-perubahan itu bahkan sekarang menjadi sesuatu yang normal. Ketentuan memakai masker, menjaga jarak dengan orang lain, lebih sering mencuci tangan, sudah menjadi bagian yang biasa dalam keseharian.
Salah satu cara berdamai dengan corona adalah mengambil sudut pandang baru, yang berbeda. Tentu diantara yang utama adalah mencari berbagai alternatif untuk mencegah penyebaran virus corona menginfeksi lebih banyak orang.
Diantara banyak cara itu, ada PSBB. Pembatasan Sosial Berskala Besar diyakini dapat secara signifikan menekan laju penyebaran corona. Masyarakat diharapkan patuh pada berbagai larangan sebagai konsekuensi dari PSBB.
Sayangnya, kesadaran masyarakat yang minim, ditambah terlalu banyak tarik ulur kepentingan di tengah PSBB, membuat cara ini di pandang tidak efektif menekan laju penyebaran corona.
Baca Juga: Krisis Pangan Mengintai di balik Punggung Corona
Adalah Dedi Mulyadi, mantan Bupati Purwokerto yang kini menjadi anggota DPR-RI ini menjadi salah seorang tokoh yang menganggap PSBB sudah tidak efektif diterapkan. Ia mengusulkan agar PSBB diganti dengan karantina komunal berbasis RW dan desa.
“Kondisi sekarang sudah tidak efektif. Saya mengusulkan PSBB diganti dengan karantina komunal berbasis RW dan desa,” kata Politisi Partai Golkar itu kepada Antara (11/05/2020).
Dedi beranggapan bahwa jika di setiap desa mulai di tingkat RW disediakan tempat karantina, pos penjagaan, alat pelindung diri, alat pengukur suhu badan, ambulans, sehingga semua warga RW dapat mengkarantina dirinya secara komunal. Setiap pendatang diperiksa ketat di pos-pos penjagaan.
Ia bahkan mengusulkan bahwa tes swab bisa dilakukan di setiap RW.
Berangkat dari ide karantina komunal a la Dedi Mulyadi untuk menekan laju penyebaran corona, saya membayangkan bahwa langkah ini tentu diikuti dengan penyediaan logistik bahan pangan pokok yang mencukupi sehingga mengurangi interaksi masyarakat desa dengan desa lain.
Menurut saya, corona harus menjadi jalan untuk mendorong kemandirian pangan di desa. Pasti banyak cara akan ditemukan. Saya membayangkan bahwa setiap desa melalui BUMDesa membentuk lembaga semacam BULOG untuk menampung berbagai komoditi pertanian di desa.
Pengelolaan yang profesional dengan sentuhan modern, memungkinkan BULOG tingkat desa ini, menampung dan mengelola penyimpanan benih atau bibit dari petani.
Profesionalisme tersebut mendorong mereka memperlakukan bibit sesuai standar perusahaan penyedia bibit. Harga bibit bisa ditekan. Petani berdaulat mulai dari bibit.
Baca Juga: Benih Subsidi dan Kemandirian Petani
Lumbung pangan desa menjadi keharusan. Dengan harga pasaran yang wajar, BULOG tingkat desa ini, bisa menjadi pasar untuk menyerap setiap komoditi pertanian di desa. Tentu langkah ini tepat dan efektif mengusir para tengkulak yang menggerogoti harga komoditi pertanian di desa seenak perut mereka.
Lumbung desa bisa menjadi solusi yang sangat efektif untuk memutus aliran panjang distribusi bahan pangan dari petani kepada konsumen. Harga yang timbul dari mata rantai suplai ini bisa ditekan.
Lumbung desa menampung kelebihan hasil komoditi pada saat panen raya. Kemudian melepaskannya kembali kepada masyarakat di desa saat gagal panen.
Yang paling penting adalah lumbung desa ini memastikan berbagai komoditi pertanian di desa bisa terserap. Harga terjaga. Begitu juga penghasilan petani. Pada saat yang sama lumbung desa memastikan stok pangan dalam batas aman untuk mencukupi kebutuhan pangan di desa hingga musim panen berikutnya.
Jika setiap desa berdaulat dalam bidang pangan, maka karantina komunal di desa a la Dedi Mulyadi ini tidak menjadi persoalan baru. Masyarakat mengunci diri di desanya, tanpa takut kelaparan sebab lumbung desa milik mereka menggaransi stok pangan aman selama masa karantina.
COVID-19 saat ini, harus membuka jalan bagi masyarakat desa di seantero tanah air untuk membangun kedaulatannya di bidang pangan lewat lumbung desa. Ini salah satu altenatif yang pas untuk mengantisipasi corona-corona bentuk lain di masa depan. (Foto : lumbungdesa.org / ilustrasi tambahan : eposdigi)
[…] Ayo Baca Juga: COVID-19 dan Jalan Menuju Kedaulatan Pangan di Desa […]
[…] Baca Juga: COVID-19 dan Jalan Menuju Kedaulatan Pangan di Desa […]
[…] Baca Juga: COVID-19 dan Jalan Menuju Kedaulatan Pangan di Desa […]
[…] Baca Juga: COVID-19 dan Jalan Menuju Kedaulatan Pangan di Desa […]