Eposdigi.com – Menulis tentang sorgum merupakan sebuah kesenangan tersendiri bagi saya. Hari ini sorgum telah menjadi primadona. Tentu saja. Ia menjadi bahan cerita tidak hanya di Flores Timur, NTT. Kini sorgum meng-Indonesia.
Tidak hanya soal kesenangan, mengulas tentang sorgum adalah tantangan. Sebab menghadirkan informasi yang “tidak basi” jelas tidak mudah. Barangkali banyak pembaca eposdigi dan juga depoedu telah kenyang dengan tulisan mengenai sorgum.
Tulisan ini sekedar terus merawat ingatan tentang sorgum. Konon, alam akan merekam semua partikel-partikel baik yang berada di alam semesta. Karma. Dan menulis tentang sorgum adalah salah satu –yang menurut saya- karma baik.
Rasanya bukan informasi baru jika saya menulis tentang manfaat sorgum. Bahwa sorgum lebih baik dari padi atau jagung. Itu adalah informasi yang tersebar begitu banyak di berbagai media. Daring maupun luring. Banyak penulis- yang tentu tulisannya lebih baik dari tulisan ini bisa – yang menulis tentang sorgum bisa diakses dengan mudah.
Tentang sorgum yang bandel pada kondisi lahan kering gersang semisal NTT juga bukan barang baru. Atau tentang ratum yang masih bisa berproduksi sama baiknya dengan yang ditanam dari benih. Sampai dua kali malah –pun sudah jadi rahasia umum.
Setelah panen pertama, Batang bawah sorgum dipotong. Maka kemudian tumbuh tunas-tunas baru –ratum- yang tentu berbuah sama baiknya. Ini menghemat bibit.
Mulai dari akar hingga bulir buah sorgum menyimpan begitu banyak manfaat.
Ayo Baca Juga: Pangan Lokal menjadi ‘New Normal’ di tengah Pandemi
Akar
Sebuah penelitian Endang Noerhartati dan Muhammad Farid Rizal dari Universitas Wijayakusuma Surabaya yang dipublikasikan oleh core.ac.uk menyebutkan bahwa akar sorgum merah dapat meningkatkan leukosit -sel darah putih- pada mencit.
Edita Dwi Jayanti S.P, penyuluh dari BPTP Papua, dalam cybex.pertanian.go.id menulis bahwa pengalaman empiris membuktikan kalau akar sorgum yang diseduh dan diminum sebagai jamu dapat meningkatkan peredaran darah.
Hal ini mungkin karena kandungan fitokimia: alkaloid, tanin fenol, yang diyakini dapat meningkatkan system imunitas tubuh.
Batang
Sama seperti tebu, batang sorgum juga menghasilkan gula. Bedanya kandungan gula pada sorgum lebih tinggi jika dibandingkan dengan tebu.
Penelitian oleh Profesor Supriyanto dari Institut Pertanian Bogor (IPB) menyebutkan bahwa sorgum manis memiliki total gula 24 % sedangkan gula tebu yang hanya 19 %. Jika pada musim penghujan kadar gulanya turun menjadi 16 % pun masih lebih tinggi dari tebu. (beritagar.id,04/03/2019)
Ayo Baca Juga: Benarkah Banyak Anak Menjadi Penyebab Tingginya Angka Kemiskinan dan Stunting di NTT?
Selain sebagai penghasil gula, batang sorgum juga dapat diolah menjadi bioethanol.
Penelitian yang dilakukan oleh Ibu Marcia B. Pabendon yang dipublikasikan oleh balitsereal.litbang.pertanian.go.id menyebutkan bahwa tanaman Sorgum di Indonesia dapat menghasilkan etanol sebesar 3000 – 6600 liter per hektar.
Limbah bagas (ampas batang) dari olahan batang sorgum pun masih bisa digunakan sebagai pakan ternak, listrik cogeneration atau biokompos.
Daun
Profesor Dr Soeranto Human, peneliti di Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional (PATIR BATAN) mengungkapkan bahwa batang dan daun sorgum lebih bergizi dibandingkan dengan rumput gajah, rumput Taiwan dan jerami padi.
Bagaimana dengan bulir sorgum? Apa saja manfaatnya? Bagaimana jika dibandingkan dengan jenis tanaman sereali yang lain? Kita ulas lagi besok ya…
Foto: kehati.or.id
[…] Ayo Baca Juga: Menghitung Berkat Dari Sorgum […]
[…] Ayo Baca Juga: Menghitung Berkat Dari Sorgum […]