Jangan Percaya 100 % Kepada ChatGPT

Nasional
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Siapa yang tidak mengenal ChatGPT saat ini? Sebuah aplikasi robotic interaktif berbasis Artificial Intelligence yang saat jamak disebut akan menggantikan mesin pencari. Bahkan google.

Jika mesin pencari google memberi kita link tautan atas kata kunci yang kita cari maka tidak dengan ChatGPT. Lewat Google kita diberi pilihan yang banyak, berdasarkan algoritma pencarian, sedangkan ChatGPT menjawab secara langsung dalam bentuk copywriting untuk kata kunci yang kita cari.

Tatap muka yang instan ini, bahkan bisa menuliskan puisi atau membantu membuat artikel dalam berbagai pilihan gaya bahasa. ChatGPT bisa membuat tulisan yang sangat ilmiah ataupun yang populer sesuai yang kita inginkan. Singkat kata, ChatGPT menjadi pilihan bagi banyak orang.

Namun sayangnya ChatGPT tidak sepenuhnya dapat dipercaya. Informasinya bisa saja salah. Dan kesalahan ini bisa saja fatal.

Saya punya dua pengalaman dimana ChatGPT memberi saya informasi yang salah. Pertama ketika saya mengkonfirmasi mengenai provinsi dengan garis pantai terpanjang di Indonesia. Sebenarnya saya sudah memiliki jawaban awal. ChatGPT hanya untuk mengkonfirmasi saja.

Baca Juga:

Mempertimbangkan Kelebihan dan Kekurangan Aplikasi ChatGPT Dalam Penggunaannya di Lembaga Pendidikan

Saya percaya bahwa data saya valid. Saya sudah croscek dengan menggunakan beberapa sumber berbeda. Termasuk data dari Badan Pusat Statistik provinsi yang bersangkutan.

ChatGTP memberi saya informasi yang berbeda. Menyebut nama provinsi Papua sebagai provinsi dengan garis pantai terpanjang di Indonesia.

Saya kemudian mengkonfirmasi bahwa bukan Papua melainkan Provinsi Maluku Utara. ChatGPT kemudian memperbaharui jawabannya dengan menyebut bahwa Provinsi Maluku Utara menjadi provinsi dengan garis pantai terpanjang.

Namun kemudian ChatGPT sekali lagi membuat kesalahan. ChatGPT menyebut 7.200 sebagai panjang garis pantai di Maluku Utara. Sementara sumber malukuprov.go.id menyebut 10.630 km sebagai panjang garis pantai Provinsi Maluku Utara.

Baca Juga:

Efek Samping AI: Dari Etika hingga Kejahatan

Pengalaman Kedua, ketika saya meminta ChatGPT membuatkan sebuah artikel mengenai pajak natura. ChatGPT kemudian membuat sebuah artikel dan menyebut pajak natura sebagai pajak yang dikenakan pada eksploitasi sumber daya alam di suatu negara.

Padahal pajak natura yang saya maksud adalah pajak natura sesuai pasal 4 ayat (1) UU PPh dimana pajak natura mengacu pada imbalan dalam bentuk natura atau kenikmatan yang diberikan oleh pemberi kerja kepada pekerja berupa barang yang bukan uang.

Sama-sama kata kuncinya adalah pajak natura. ChatGPT kemudian membuat ulang sebuah artikel tentang Pajak Natura sesuai UU PPh yang saya maksud.

Dua pengalaman ini membuat saya dapat menyimpulkan bahwa ChatGPT tidak menjadi satu-satunya sumber informasi. Walaupun artikel yang dibuatnya cukup lengkap, namun apalah artinya jika isi artikel itu keliru dari yang dimaksud.

Karena itu, apa yang harus kita lakukan saat menggunakan ChatGPT?

Baca Juga:

Pesan Penting Sam Altman, Penemu ChatGPT, kepada Guru Indonesia

Bukan hanya ChatGPT, untuk informasi apapun yang kita dapatkan, pastikan sudah di cros cek terlebih dahulu dengan lebih dari satu sumber lain yang berbeda. Ini untuk memastikan bahwa informasi yang akan kita dapatkan bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Jadi kata kuncinya adalah: kroscek dan sumber informasi yang kredibilitasnya bisa dipertanggungjawabkan.

Kedua: pastikan Anda tahu apa yang yang mau dicari. Dalam contoh kasus saya diatas adalah bagaimana membedakan antara pajak natura terkait eksploitasi sumber daya alam dengan pajak natura terkait pajak penghasilan.

Ketiga, kroscek informasi menggunakan sumber lain dari buku atau jurnal atau apapun yang tercetak; offline bukan yang online. Namun juga jangan menggunakan sembarang sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Pastikan bahwa buku, majalah, jurnal cetak, diterbitkan oleh institusi yang memiliki otoritas tertentu untuk menjamin akurasi datanya.

Intinya; jangan menelan mentah-mentah informasi apapun, terutama dari berbagai media social. Jangan menjadikan itu satu-satunya sumber informasi. Kroscek lagi dan lagi agar Anda tidak ‘tersesat’ oleh ChatGPT atau oelh sumber informasi lainnya.

Foto ilustrasi di kompasiana.com

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of