Memilih Menteri yang Berkualitas

Nasional
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Manusia adalah makhluk sosial yang menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri dan menjadi pemimpin bagi orang lain. Menjadi pemimpin berarti menjadi seseorang yang memiliki tanggung jawab lebih dalam hidup. Seorang pemimpin adalah individu dengan jiwa yang terlatih dan mampu melatih individu-individu lain untuk mewujudkan visi yang bersifat seragam. Seorang pemimpin diharuskan mampu melibatkan diri dalam unsur keberagaman sifat anggota yang menjadi tanggung jawabnya. Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang mampu membawa misi kelompoknya ke arah yang baik dan tetap teguh merangkul semua anggota kelompok.

Menjadi menteri dalam Era Kepemimpinan Jokowi tentu tidak mudah.  Pilpres 2019 dengan segala dinamikanya telah berlalu, Joko Widodo terpilih kembali menjadi Presiden RI untuk kedua kalinya.  Jokowi-Ma’ruf Amin perlu dibantu menteri berkualitas dan berintegritas untuk memantapkan pemerintahan lima tahun ke depan.  Drama-drama konflik yang mengikutinya juga perlahan surut. Fragmen temu kangen di MRT antara Jokowi dan Prabowo, dan terakhir pekan lalu diplomasi nasi goreng ala Megawati, yang menjamu Prabowo di kediamannya, menjadi titik balik ketegangan politik setahun ke belakang. Kedua momentum itu seolah-olah jadi penanda bagi kita bahwa sudah saatnya bangsa ini bergerak bersama.

Seorang Menteri kelak  adalah sesorang yang akan mempengaruhi atau memberi sebuah contoh kepada pengikutnya dalam upaya mencapai sebuah tujuan dalam organisasi ataupun kelompok. Untuk menjadi menteri harus bisa kerja keras dan kerja nyata. Menjadi menteri  harus bisa mencontohkan yang baik dan bisa mengurus kementriaannya

Jika pada masa pemerintahan pertama, fokus 4 tahun pertama Jokowi-JK pada pembangunan infrastruktur, maka pada masa pemerintahan kedua, fokus pembangunan berpindah ke sumber daya manusia. Seperti dalam sepak bola, perubahan strategi permainan menuntut perubahan komposisi pemain pula.  Lebih jauh kriteria menteri yang nanti duduk di kabinet di era Jokowi-Ma’ruf adalah seorang yang harus paham betul dengan kondisi global dan domestik saat ini. Hal tersebut lantaran kondisi saat ini cukup berbeda, beberapa tantangan misalnya seperti perang dagang, defisit transaksi berjalan yang mungkin saja akan muncul lagi ke depan.

Para menteri nantinya diharapkan dapat langsung terjun menangani masalah-masalah baik di lingkup global maupun domestik tanpa harus ada jeda mempelajarinya dahulu. Atau dalam kata lain menteri sudah memahami dan kompeten di bidangnya. Seluruh program di periode pertama sudah dapat dikatakan right on the track dan saat ini memerlukan percepatan dalam kelanjutannya. Pada akhirnya, semua berada di tangan Prseiden siapa menteri yang akan dipilihnya. Memilih dengan kecermatan ekstra harus dilakukan Presiden Jokowi dalam menentukan para menteri yang akan membantunya. Sebab, kekeliruan memilih menteri akan menjadi batu sandungan bagi keberhasilan memberikan kemenangan substansial kepada rakyat. Jika menterinya tidak mempunyai kualifikasi sempurna, maka jurang kegagalan sudah di depan mata.

Untuk itu, presiden terpilih harus benar-benar menunjukkan independensi hak prerogatifnya menunjuk personalia kabinet. Zaken kabinet, atau apa pun namanya, yang jelas jabatan menteri harus diisi dengan orang yang mempunyai profesionalisme di bidangnya. Bukan sebatas gagah-gagahan atau sekadar gimmick politik dengan memilih calon menteri berdasarkan penampilan ataupun gender seperti muda-milenial, cantik, dan sejenisnya. Biarkan publik menilai bahwa profesionalitas, kapasitas, kompetensi, dan pengalaman seseorang–terlepas dari apa pun latar belakang politik, agama, dan daerah–merupakan faktor yang lebih penting untuk dipertimbangkan menjadi menteri. (Foto : Jatengpos.co.id)

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of