Eposdigi.com – Seperti yang kita ketahui bahwa Kamis, 21 Mei 2020, Indonesia telah mencetak rekor. Rekornya adalah telah terkonfirmasi lebih dari 900 kasus positif COVID-19 yang baru.
Sebelumnya saya ingin mengucapkan selamat kepada semua pihak, semua warga yang telah berpartisipasi dalam pelanggaran PSBB. Kalian sangat luar biasa.
Mari kita review beberapa kejadian yang mengundang keramaian sekaligus melanggar himbauan pemerintah dalam hal social distancing, physical distancing, dan juga PSBB.
Pertama, kejadian penutupan McD di Sarinah pada tanggal 10 Mei 2020. Kedua, penumpukan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta pada tanggal 13 Mei 2020. Ketiga, ramainya kendaraan di Jalan Tol Kebumen pada tanggal 14 Mei 2020.
Keempat, antrean Pembeli Baju Lebaran di Pasar Anyar pada tanggal 16 Mei 2020.Lalu ada penumpukan pemudik di Pelabuhan Gilimanuk pada tanggal 17 Mei 2020.
Baca Juga: Indonesia??? Terserah!!!
Kemudian keenam, pengunjung berhamburan di Mall CBD Ciledug pada tanggal 17 Mei 2020 dan ketuju, warga berdesakkan membeli barang keperluan dalam rangka menyambut Idul Fitri di Mall Roxy Square Jember pada tanggal 18 Mei 2020.
Pasti masih banyak lagi kejadian yang melanggar himbauan dari pemerintah, namun mengandung lingkup masyarakat yang lebih kecil.
Sekarang mari kita lihat kasus positif COVID-19 sejak dilonggarkannya PSBB:
12 Mei 2020: 484 kasus, 13 Mei 2020: 689 kasus, 4 Mei 2020: 568 kasus, 15 Mei 2020: 490 kasus. Kemudian 16 Mei dan 17 Mei 2020 masing-masing : 529 dan 489 kasus.
Pada 18 Mei 2020: 496 kasus, sedikit menurun pada 19 Mei 2020 menjadi : 486 kasus, namun naik lagi menjadi 693 kasus pada 20 Mei 2020. Pada 21 Mei 2020 memecahkan rekor tertinggi menjadi 973 kasus dan pada 22 Mei 2020 sejumlah 634 kasus
Saya merasa tidak layak untuk menyalahkan siapapun. Semua pihak sudah berusaha untuk menjalankan tugasnya masing-masing untuk membasmi penyebaran COVID-19 di Indonesia.
Baca Juga: Corona di Tanah Air Bisa Bertahan Hingga Tahun Depan
Mulai dari pemerintah yang sudah berjuang sekuat tenaga untuk mencari cara untuk meminimalisir kenaikan pasien positif COVID-19 di Indonesia dan juga tetap menjaga stabilitas ekonomi negara.
Melalui tulisan ini, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada para tenaga medis baik itu para perawat dan sukarelawan serta dokter yang dengan dedikasi tinggi, mereka mau menjadi garda terdepan untuk melawan penyakit ini.
Para tenaga medis yang terdiri dari sukarelawan, perawat dan dokter yang sudah rela mengorbankan nyawanya dan berjuang untuk menyembuhkan pasien positif virus COVID-19.
Kita semua pasti merasa jenuh dengan berada di rumah, dengan kondisi yang terbatas. Hanya bisa keluar seperlunya, memikirkan banyak resiko terjadi di luar sana.
Namun, jangan menyerah! Walaupun di rumah aja, mari kita manfaatkan waktu sebaik mungkin untuk menikmati bersama-sama dengan keluarga, mengisi waktu dengan menjalankan hobby lama yang tertunda, ataupun mulai untuk berolahraga.
Baca Juga: Pangan Lokal menjadi ‘New Normal’ di tengah Pandemi
Saya juga himbau bagi para pemudik yang nekat untuk tetap mudik untuk tahu diri dan tahu tempat. Sebab kita tidak tahu bahwa kita bisa saja membawa virus COVID-19 dan virus ini bisa sangat mudah berpindah dan menularkan ke keluarga besar Anda.
Bagi yang masih di kampung halaman memasuki bulan Syawal yang penuh berkah setelah merayakan kemenangan atas semua godaan selama sebulan penuh berpuasa , lebih baik tetap di rumah saja agar tidak membahayakan setiap nyawa yang ada di kampung Anda.
Bisa saja dari daerah asal, Anda adalah orang yang positif tertular namun tidak menunjukan gejala. Dengan tetap di rumah penyebaran COVID-19 bisa dihentikan. (Foto : Kerumunan orang saat penutupan McD Sarinah. / republika.co.id)
*Beny Raya adalah nama pena dari Thomas Aquino Beny Raya Bahi. Penulis adalah siswa kelas IX (kelas 3) SMP Santa Ursula – BSD.
[…] Baca Juga : Apakah Pembatasan Sosial Berpengaruh Besar? […]
[…] Baca Juga: Apakah Pembatasan Sosial Berpengaruh Besar? […]
[…] Baca Juga: Apakah Pembatasan Sosial Berpengaruh Besar? […]
[…] Baca Juga: Apakah Pembatasan Sosial Berpengaruh Besar? […]
[…] Baca Juga: Apakah Pembatasan Sosial Berpengaruh Besar? […]