Eposdigi.com – Selain pembentukan karakter, tujuan penting lain dari proses pendidikan dan pengajaran di sekolah adalah pembentukan dan penguasaan skills oleh para murid.
Pada mulanya, karakter dan skill yang dikuasai oleh seseorang adalah pengetahuan. Pengetahuan kemudian berubah menjadi karakter dan skill ketika pengetahuan itu dipraktikkan terus menerus dalam tindakan secara rutin.
Seseorang sebagai pribadi dikatakan memiliki kualitas yang baik jika selain memiliki karakter sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini dalam masyarakat, ia pun memiliki skill yang ia butuhkan, agar dapat memberi manfaat dalam hidup di masyarakat.
Para ahli mengelompokkan skill menjadi dua macam, yakni hard skill dan soft skill. Kedua macam skill ini sama pentingnya, dan sama-sama dibutuhkan, misalnya untuk menunjang karier seseorang.
Baca Juga:
Apa Kata Jack Ma Tentang Pentingnya Ujian Nasional dan Pengembangan Soft Skill di Sekolah?
Laman PPM School of Management melansir sebuah hasil penelitian di Universitas Pasundan bahwa 65% kinerja karyawan dipengaruhi oleh penguasaan soft skill dan hard skill karyawannya.
Karena penting, tulisan ini hendak membahas kedua skill ini. Pemahamannya diharapkan memberi manfaat pada praktik pendidikan dan pelatihan, terutama di lembaga pendidikan.
Pengertian Hard Skill
Laman PPM School of Management mendefinisikan hard skill sebagai keahlian utama dan spesifik, yang dibutuhkan dalam sebuah karier.
Baca juga :
Tujuh Skills Yang Dibutuhkan Dunia Usaha, Sekolah Wajib Kembangkan
Untuk dapat memiliki hard skill tertentu, seseorang harus menempuh pendidikan formal tertentu atau program pelatihan tertentu atau kedua-duanya secara bersamaan.
Akhir dari program biasanya pelajar atau mahasiswa atau peserta kursus mendapatkan sertifikasi atau pengakuan atas keterampilan yang dikuasai.
Dalam proses belajar, hard skill merupakan keterampilan yang bisa dipelajari, bisa diukur pencapaiannya, bisa dievaluasi. Umumnya perusahaan pemberi kerja akan mencantumkannya hard skill tersebut sebagai persyaratan pada lowongan pekerjaan yang mereka butuhkan.
Misalnya, search engine marketing, adobe creative suite, content management system, database management, search engine optimization, design user experience, Microsoft office, video editing, Analisis keuangan, editor, penulis, pengacara, politisi, dan lain-lain.
Pengertian Soft Skill
Soft skill adalah skill yang bersifat melengkapi hard skill, yang menunjang individu menjadi lebih efektif dalam karier.
Soft skill mungkin tidak dipelajari secara formal, namun ikut dilatih melalui proses pengembanganan hard skill, jika digunakan dalam proses tersebut.
Baca juga :
Memiliki Lima Skills ini Membuat Pekerjaanmu Tidak dapat diambil Alih oleh Robot
Soft skill akan menempel pada individu dan menjadi atribut atau ciri kepribadian individu tersebut. Oleh karena itu, soft skill dapat mempengaruhi hubungan interpersonal dalam lingkungan kerja.
Contohnya, skill menghadapi tekanan, disiplin, skill bernegosiasi, skill berkomunikasi, skill mempersuasi orang lain, kreativitas, berpikir kritis, skill menganalisis, skill memecahkan masalah dan lain-lain.
Bagaimana Mengembangkan Hard Skill dan Soft Skill?
Pada umumnya orang lebih mengaitkan pendidikan tinggi entah di universitas atau akademi dengan hard skill yang dikuasai oleh seseorang.
Padahal pada kenyataannya, semua jenjang pendidikan memiliki sumbangan dalam penguasaan hard skill seseorang, jika proses pada jenjang-jenjang tersebut berlangsung dengan baik.
Itu artinya, programnya disiapkan dengan baik, individu yang mengikutinya juga dengan baik pada semua jenjang pendidikan.
Kini jika Kurikulum Merdeka dapat diimplementasikan dengan baik, maka Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas akan menjadi sarana pengembangan tidak hanya hard skill melainkan juga soft skill dengan baik.
Baca juga :
Proses ini dilengkapi oleh perguruan tinggi melalui Program Kampus Merdeka, jika diimplementasikan dengan baik, akan menjadi sarana pengembangan hard skill dan soft skill juga.
Di samping itu program magang di perusahaan akan melengkapi pembentukan hard skill dan soft skill tersebut. Namun itu hanya terjadi jika perusahaan pelaksana program magang memiliki visi yang sama. Sehingga mahasiswa dapat sungguh-sungguh menggunakan magang untuk proses belajar mereka.
Namun hard skill yang dikuasai oleh lulusan sekolah masih merupakan skill yang umum. Untuk memiliki karyawan yang memiliki hard skill yang khusus, sesuai dengan kebutuhan, perusahaan wajib melatih karyawannya sendiri.
Sedangkan untuk penguasaan soft skill, memang secara formal tidak dipelajari. Namun jika dunia pendidikan menyelenggarakan pendidikan di mana murid dikondisi untuk aktif melalui proyek-proyek, yang didesain dengan baik, maka dengan sendirinya soft skill para murid akan terbentuk.
Namun jika sekolah-sekolah menyelenggarakan proses belajar di mana para murid pasif, tidak disiplin, murid tidak dilatih berpikir melainkan sibuk menghafal, tidak dilatih mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, maka jangankan soft skill, hard skill saja tidak akan dikuasai murid.
Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com, kami tayangkan kembali dengan izin dari penulis / Foto dari: stock.adobe.com
Leave a Reply