Eposdigi.com – Perang Rusia Ukraina tidak hanya semata-mata membuat banyak banguna rusak, atau banyak nyawa melayang, tentu saja. Benar bahwa akibat buruk dari perang, dalam konflik apapun, di belahan dunia manapun, zaman dulu maupun sekarang, meninggalkan luka yang dalam.
Isu utama akibat perang Rusia – Ukraina tentu saja adalah Energi dan Pangan. Ketergantungan banyak negara terhadap pasokan gas dari Rusia mengakibatkan negara-negara tersebut kesulitan mendapatkan jatah sumber energi akibat krisis ini.
Banyak negara dengan porsi yang berbeda-beda namun tetap saja diyakini bahwa krisis Rusia – Ukraina mengakibatkan dampak buruk bagi negara-negara tersebut.
Baca Juga:
Babak Baru Konflik Rusia – Ukraina; Deindustrialisasi di Eropa
Mulai dari Hungaria yang ketergantungannya pada pasokan gas sebesar kurang lebih 25 %, Slovakia 22 % , Moldova 17 %, Austria 15 %, Jerman 14 % serta Bulgaria dan Ceko masing-masing 12 %.
Kemudian Polandia 11%, Italia dan Slovenia 10 %, Luxemburg, Serbia dan Estonia, masih mengharapkan pasokan gas dari Rusia sebanyak 9 %. Lithuania dan Lativia masing-masing 8 %, Romania dan Swiss 7 % hingga Belgia yang ‘hanya’ 1 % saja.
Data ini menunjukan bahwa seberapapun besarnya ketergantungan sebuah negara terhadap sumber energi dari Rusia, tetap saja itu berpengaruh besar terhadap negara tersebut.
Tidak hanya energi, pangan global yang tergantung pada Rusia dan Ukraina-pun sangat tinggi. Salah satu sumber meyebutkan bahwa kebutuhan global terhadap pasokan gandum dari Rusia – Ukraina kurang lebih 30 %.
Selain itu, hasil olahan gandum pun, Rusia dan Ukraina masih boleh dihitung dalam percaturan harga komoditi tingkat global.
Baca Juga:
Ke Bahrain, Paus Fransiskus Promosikan Persaudaraan dan Perdamaian
Pakistan misalnya mengimpor Sereal dari Rusia sekaligus Ukraina kurang lebih 40 %. Sri Lanka mengimpor lebih dari Rusia 30 % dan dari Ukraina hampir 10 %. Sereal di Indonesia juga impor dari Ukraina sebesar lebih dari 20 %, sementara dari Rusia kurang dari 5 % (cnbcindonesia.com – 09/04/2022)
Bukan lagi soal berapa banyak kebutuhan yang selama ini disuplai dari Rusia maupun Ukraina, baik itu sumber energi maupun bahan pangan, angka statistik tidak lagi berpengaruh. Berapapun besarnya tetap saja ada ketergantungan disana.
Jepang misalnya, banyak data menyebutkan bahwa kebutuhan gas Jepang ‘hanya’ sekitar 10 % saja yang disuplai dari Rusia. Namun kini Jepang bahkan sudah meminta warganya menghemat listrik demi menghadapi musim dingin 2022 ini.
Kelangkaan Sumber Energi dan Sumber bahan Pangan global karena krisis di Rusia dan Ukraina seharusnya mendapat perhatian lebih dari kita.
Baca Juga:
Kelangkaan baik Energi maupun Pangan bukan hanya ditentukan oleh seberapa besar suplai, namu juga bisa dihitung dari seberapa banyak yang bisa kita hemat, baik itu energi maupun pangan.
Maka momen Hari Pahlawan Nasional yang kita rayakan hari ini, adalah kesempatan kita untuk menggunakan energi maupun pangan secara efisien dan efektif serta memperlakukan bahan makanan maupun makanan secara lebih bermartabat.
Menjadi pahlawan sehari-hari adalah membiasakan perilaku baik terutama menghemat pemakaian energi sekaligus memperlakukan bahan pangan secara lebih baik.
Di bidang energi misalnya, mematikan lampu rumah yang tidak sedang dimanfaatkan, mematikan AC saat tidak dibutuhkan, atau memastikan tidak ada setete-pun bensin atau solar tumpah saat kita mengisi BBM.
Atau misalnya secara sengaja, alih-alih menggunakan mobil pribadi, melainkan memilih menggunakan angkutan umum semata-mata untuk menghemat energi.
Baca Juga:
Terhadap makanan maupun sumber makana-pun demikian, harus ada kesadaran dari dalam diri masing-masing dan menjadi gerakan bersama untuk bersikap bijak.
Menghabiskan makanan di piring, menghabiskan air mineral dalam kemasan botol atau gelas , tidak membuang ataupun mengolah kembali bahan makanan yang masih layak konsumsi.
Yang lain misalnya hanya mengkonsumsi makanan yang tumbuh disekitar kita atau yang kita olah sendiri sebagai bagian dari upaya menjaga kedaulatan pangan.
Jika sifat kepahlawanan kecil sehari-hari ini bisa dilakukan dengan konsisten oleh masing-masing kita secara pribadi maka hal ini bisa menjadi sebuah gerakan besar yang gilirannya membawa perubahan baik dan berarti bagi kita, bagi bangsa dan negara.
Foto dari voaindonesia.com
Leave a Reply