Eposdigi.com – Kunjungan Paus Fransiskus ke Bahrain selama 4 hari dari tanggal 3 sampai dengan 6 November 2022 merupakan kunjungan pertama seorang paus ke Negara Teluk tersebut.
Selama memimpin Gereja Katolik Roma, paus berusia 85 tahun ini telah dua kali mengunjungi Timur Tengah yang berpenduduk mayoritas Islam. Pertama mengunjungi Uni Emirat Arab (UEA) pada tahun 2019 dan kunjungan ini merupakan yang kedua ke Negara Teluk.
Di hadapan ribuan umat Katolik di Gereja Hati Kudus di Manama, pada Minggu (6/11/2022), Paus mengajak umat Katolik untuk berperan aktif dalam mempromosikan persaudaraan dan perdamaian.
Di gereja tertua di kawasan Teluk yang dibuka pada tahun 1939 itu, Paus Fransiskus mengajak Umat Katolik di Bahrain dan seluruh dunia untuk “Mari kita berusaha menjadi penjaga dan pembangun persatuan, dalam masyarakat multi budaya di manapun kita berada.”
Baca Juga:
Sehari sebelumnya, pada Sabtu (5/11/2022) saat memimpin misa di Stadion Nasional Bahrain, Paus Fransiskus sekali lagi mengungkapkan bahwa kekuatan besar tidak datang dari kekerasan, melainkan dari cinta.
Dalam homilinya Paus Fransiskus menegaskan lagi dan meminta orang-orang untuk mengedepankan dialog dari pada balas dendam dalam keseharian, apalagi jika itu menyangkut tatanan global.
“Kedamaian tidak dapat dipulihkan jika kata kasar dibalas dengan yang lebih keras lagi,…. kita perlu melucuti senjata, memutus rantai kejahatan, memutus spiral kekerasandan megakhiri kebencian. Kita harus tetap mencintai, selalu,” kata Paus Fransiskus .
Sebelum kunjungan ke Bahrain, seperti diwartakan The National, dihadapan ribuan umat umat di Lapangan Santo Petrus pada Selasa (1/11/2022), Paus Fransiskus memohon doa bagi misi yang diembannya.
Baca Juga:
“Saya meminta semua orang untuk menemani saya dengan doa, sehingga setiap pertemuan dan acara dapat menjadi kesempatan yang bermanfaat untuk mempromosikan, dalam nama Tuhan, persaudaraan dan perdamaian, yang sangat dibutuhkan oleh zaman kita sekarang ini,” kata Paus Fransiskus.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Bahrain adalah jawaban atas undangan dari Raja Bahrain Sheik Hamad bin Isa Al Khalifa dalam rangka Forum Bahrain untuk Dialog: Timur dan Barat untuk Koeksistensi Manusia.
Selain itu Raja Bahrain juga mengesahkan Dokumen Persaudaraan untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama, yang ditandatangani di Abu Dhabi pada 4 Februari 2019 lalu, oleh Paus Fransiskus bersama Sheik Ahmad el-Tayeb – Imam Besar Al-Azhar Mesir.
Baca Juga:
Paus Fransiskus Minta Maaf Atas Kekerasan Di Sekolah Katolik Pada Masa Lalu Di Kanada
Undangan tersebut menegaskan bahwa Raja Bahrain menekankan pentingnya dialog antaragama dan kesaling pengertian di antara budaya dan peradaban yang berbeda.
Bahrain adalah sebuah negara kepulauan di Teluk Persia dengan jumlah penduduk lebih dari 1,5 juta jiwa, dimana 45 % dari populasinya adalah para Imigran.
Mayoritas warga Bahrain adalah Muslim dimana populasinya lebih dari 74 persen total populasi Bahrain. Pemeluk Kristen memiliki populasi sekitar 9% sisanya adalah komunitas Hindu, Budha dan Yahudi.
Umat Katolik di Bahrain diperkirakan lebih dari 80.000 yang kebanyakan dari mereka adalah imigran dari Filipina, India, Sri Lanka, Eropa dan Arab serta Amerika Selatan.
Baca Juga:
Perdamaian Tanpa Merusak: Tidak Ada Bela Israel Atau Bela Hamas!
Ajakan Paus Fransiskus tentang memelihara persaudaraan dan perdamaian dunia, bukan hanya ditujukan kepada para pemimpin global, ataupun mereka yang memegang kendali secara global.
Semua kita adalah pelaku yang aktif untuk mendorong persaudaraan dan perdamaian dimulai dari lingkungan terkecil kita, tempat kita tumbuh.
Benar seperti apa yang dikatakan Ibu Teresa dari Kalkuta bahwa perdamaian dunia bisa terwujud mulai dengan saling cinta di dalam rumah kita masing-masing.
Foto kunjungan Paus Fransiskus di Bahrain dari sindonews.com
Leave a Reply