Eposdigi.com – Setiap tahun, pada hari Minggu sebelum Hari Raya Pentakosta gereja Katolik merayakan Hari Komunikasi Sosial (Komsos) sedunia. Pada tahun ini, perayaan Hari Komsos Sedunia jatuh pada hari ini (29 Mei 2022).
Hari Komunikasi Sosial pertama kali dirayakan oleh Gereja Katolik sejak ditetapkan oleh Paus Pius VI (1897 – 1978) pada hari Minggu, 7 Mei 1967, dengan tema ‘Gereja dan Komsos’. Sejak saat itu tradisi merayakan Hari Komsos Sedunia dilakukan setiap tahun.
Pada Perayaan Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-56 tahun ini, tema yang diusung adalah “Mendengarkan dengan Telinga Hati.”
Berangkat dari keprihatinan bahwa kita sedang kehilangan kemampuan untuk sungguh-sungguh mendengarkan orang lain entah dalam kehidupan sehari-hari, begitupun ketika kita sedang membicarakan persoalan-persoalan penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Baca Juga :
Mendengarkan bukan hanya sekedar mendengar atau menangkap suara, lebih dari itu mendengarkan adalah sebuah kondisi dialogis sejati. Dengan mendengarkan kita mengakui teman bicara kita sebagai mitra dialog.
Dalam pesannya, Bapa Suci Paus Fransiskus ini mengutip seorang dokter terkemuka yang berpraktek menyembuhkan luka batin bahwa kebutuhan terbesar seseorang adalah keinginan tak terbatas untuk didengarkan. Sementara itu keinginan ini kerap disembunyikan.
Ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk mengungkap yang tersembunyi itu dengan sikap rendah hati. Sebab sikap menolak mendengarkan seringkali berakhir dengan serangan terhadap orang lain.
Pada dasarnya, mendengarkan adalah sebuah dimensi mencintai. Sikap menerima, menyambut dan memberi ruang dialog kepada orang lain.
Baca Juga:
Paus Fransiskus Minta Maaf Atas Kekerasan Di Sekolah Katolik Pada Masa Lalu Di Kanada
Dengan memperhatikan siapa dan apa yang kita dengarkan, bagaimana kita mendengarkan, kita dapat tumbuh dalam seni berkomunikasi menuju keterbukaan hati yang memberi ruang pada kedekatan dengan siapa teman dialog kita.
Mendengarkan tidak hanya berhubungan dengan indera pendengaran semata, melainkan melibatkan seluruh pribadi manusia. Di mana hati manusia menjadi tempat sejati dari keseluruhan pengalaman mendengarkan itu.
Dalam mencari komunikasi sejati hendaklah dimulai cari cara mendengarkan diri sendiri. Mendengarkan diri sendiri adalah cara untuk menemukan kekhasan yang unik dalam diri kita yang memungkinkan kita untuk menerima orang lain apa adanya dalam kerendahan hati.
Mendengarkan bukanlah menguping. Sifat eksploitatif dari menguping dan memata-matai untuk kepentingan diri sendiri. Dalam komunikasi di media sosial kita lebih cenderung mencari-cari kesalahan dan membicarakan masa lalu orang lain. Menguping adalah cara mendengarkan orang lain dengan “ada apanya”.
Baca Juga:
Perdamaian Tanpa Merusak: Tidak Ada Bela Israel Atau Bela Hamas!
Dalam komunikasi kita di media sosial, alih-alih berusaha untuk memahami keseluruhan realitas yang mau kita tampilkan, kita malah lebih cenderung memperhatikan siapa audiens kita, siapa yang memberi like, siapa yang komen dan apa komen mereka.
Dalam banyak kesempatan kita lebih berdialog daripada berkomunikasi. Kecenderungan kita adalah membiarkan orang lain berbicara, seolah-olah kita sedang mendengar, padahal kita hanya sedang menunggu giliran ia selesai sehingga ada kesempatan untuk memaksakan sudut pandang kita.
Padahal, “mendengarkan selalu butuh keutamaan kesabaran, bersamaan dengan kemampuan untuk membiarkan diri sendiri dikejutkan oleh kebenaran, bahkan jika hanya sebagian dari kebenaran pada orang lain yang sedang kita dengarkan,” kata Paus Fransiskus.
Baca Juga:
Karena itu, mendengarkan adalah salah satu syarat utama komunikasi yang baik. Sebab mendengarkan adalah hadiah paling berharga dan menghidupkan yang dapat kita tawarkan satu sama lain.
Seperti Santo Agustinus yang menasihati dan mendorong kita untuk mendengarkan dengan hati. “ janganlah menaruh hatimu di telinga, tetapi taruhlah telinga di dalam hatimu.”
Sumber inspirasi utama tulisan ini adalah dari Pesan Bapa Suci Paus Fransiskus pada Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-56 tahun 2022. / Foto diambil melalui tangkapan layar dari dokumen KWI yang memuat Pesan Bapa Suci Paus Fransiskus tersebut.
Leave a Reply