Esensi Paskah Bercermin dari Pesan Paus Fransiskus

Budaya
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Paskah dalam versi Perjanjian Baru, adalah perayaan atas bangkitnya Tuhan Yesus dari kubur. Kebangkitan itu juga terjadi melewati proses dari kegelapan saat tengah malam Yesus ditangkap di Taman Getsemani hingga awan gelap yang menyelimuti Gologota saat Dia disalibkan. Lalu datang hari cerah saat peristiwa kebangkitan-Nya.

Melalui peristiwa kebangkitan, Yesus telah mengambil alih dosa-dosa kita semua, seperti yang dilakukan-Nya saat menghadapi utusan imam dan tentara Romawi ketika mereka mencari dan hendak menangkap-Nya. Ia maju ke depan, mengambil alih semua tanggung jawab dengan berkata, “’Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka pergi” (Yohanes 18:8).

Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Kota Vatikan menyampaikan pesan khusus menyongsong Paskah 2022 yang jatuh pada Minggu 17 April 2022.  Berikut pesan Paus Fransiskus dalam wawancara berjudul “Harapan di bawah pengepungan”, yang disiarkan di Rai 1 dan dirilis oleh Paus Fransiskus kepada jurnalis Lorena Bianchetti.

Paus Fransiskus Minta Maaf Atas Kekerasan Di Sekolah Katolik Pada Masa Lalu Di Kanada

“Hari ini jalan menyakitkan yang dilalui oleh begitu banyak orang yang tidak bersalah terkait dengan titik Sengsara Tuhan. Orang yang meninggal akibat perang. Tidak hanya Ukraina yang diguncang tragedi konflik,” kata Paus Fransiskus.

“Senjata bergema di mana-mana, dunia sedang berperang. Suriah, Yaman dan tragedi Rohingya diusir, tanpa tanah air, genosida Rwanda 25 tahun yang lalu, hanyalah beberapa skenario perang yang berdarah di berbagai wilayah di dunia. Sebuah dunia, yang memilih skema Kain untuk membunuh saudaranya,” kata Paus yang kini sudah berusia 85 tahun.

Kami tidak berdialog dengan iblis tetapi dengan manusia “Dengan iblis tidak ada dialog karena dia adalah kejahatan mutlak. Tetapi kita berbicara dengan orang-orang yang terkena penyakit kebencian. Kita semua memiliki sesuatu yang baik. Ini adalah meterai Allah di dalam kita,” katanya.

Baca juga : Menutup Muka, Membuka ‘Kepala’ (Terorisme di Tengah Pandemi)

“Tuhan selalu mencoba menyelamatkan kita sampai akhir karena Dia menaburkan sesuatu yang baik dalam diri setiap orang. Penaburan ini juga telah dilakukan tetapi saudara laki-laki Habel, bersalah atas tindakan yang memilih alur kekerasan. Dan dengan tindakan inilah perang dilakukan,” jelas Paus.

Lebih dalam kata Fransiskus, “Yang berperang, mereka yang menghancurkan kehidupan orang lain, mereka yang mengeksploitasi orang di tempat kerja. Eksploitasi juga merupakan perang. Ini juga menghancurkan, bukan hanya tank. Iblis selalu mencari kehancuran karena manusia adalah gambar Tuhan,” kata Fransiskus, yang sudah 9 tahun jadi Paus sejak 19 Maret 2013.

“Ketika Yesus mati, Ia kembali kepada Bapa. Tetapi dalam setiap orang yang dieksploitasilah yang menderita perang, kehancuran, perdagangan. Berapa banyak wanita budak perdagangan di Roma dan di kota-kota besar. Itu adalah pekerjaan kejahatan. Ini perang,” kata Paus.

Enam Pastor Dari 4 Konggregasi Berjuang Bersama Yayasan Koker Niko Beeker

Bercermin dari pesan Paus. Paskah bagi umat Kristiani adalah pesta kemenangan. Yesus menang atas maut dengan bangkit dari antara orang-orang mati. Kemenangan terang dari kegelapan. Paskah kebangkitan adalah pusat dan puncak hidup iman.

Kebangkitan yang diimani oleh para Rasul telah diwartakan kepada kita. Di dalam kebangkitan Yesus, kita umat Kristiani bermegah sebagai anak-anak Allah yang merdeka. Seperti kata Paulus, tanpa kebangkitan, sia-sialah iman kita.

Marilah kita bersama saudara-saudara seiman menerima Kebangkitan Tuhan Yesus yang telah membuktikan bahwa harapan kita tidak sia-sia. Pada masa sulit akibat pandemi corona dan perang, kita bangkit dengan hati nurani yang baru, yang peduli akan keselamatan sesama.

Intoleransi Saifudin Ibrahim Merusak Kebhinekaan Indonesia

Setiap pribadi warga negara Indonesia yang beriman pada Yesus wajib untuk menjadikan nilai-nilai Paskah sebagai spirit membangun masyarakat. Caranya, dengan semakin peduli kepada sesama, khususnya yang menderita, sebagaimana dicontohkan Yesus.

Nilai ini sangat penting, terlebih di tengah pandemi yang sudah lebih dua tahun ini mendera bangsa. Kepedulian kita ibarat pupuk agar iman tidak mati, dan itu bagian dari makna dan bentuk pertaubatan.

Perayaan Paskah pun diharapkan dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan bersama-sama menjaga diri, keluarga, dan masyarakat untuk mengakhiri pandemi Covid-19. Selamat merayakan kebangkitan Tuhan Yesus.

Tulisan ini sebelumnya tayang di eposdigi.com, kami tayangkan kembali dengan izin dari penulis / Foto: m.medcom.id

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of