Babak Baru Konflik Rusia – Ukraina; Deindustrialisasi di Eropa

Internasional
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Ketergantungan yang tinggi terhadap pasokan gas alam dan minyak dari Rusia membuat negara-negara di Eropa mengalami tekanan berat akibat konflik Rusia – Ukraina.

Tidak hanya Energi, Eropa dan banyak negara di dunia tergantung pada impor gandum dari Ukraina dan Rusia. Konflik diantara kedua negara ini mengakibatkan terganggunya pasokan pangan global.

Bagaimana tidak, menurut data IMF, Rusia dan Ukraina adalah dua negara yang memegang porsi ekspor gandum global sebesar 30 %.

Kelangkaan gandum dalam porsi sebesar itu di pasar global menyebabkan  meningkatnya harga bahan pangan secara keseluruhan. Tidak hanya harga gandum.

Baca Juga:

Just War dan Keberpihakan Imperatif

Misalnya di Inggris warganya rela menahan lapar agar tetap mendapat penerangan. Pasalnya biaya listrik melonjak karena pasokan sumber pembangkit listrik terganggu oleh krisis Rusia – Ukraina.

Salah seorang mahasiswa Indonesia di London, Dhita Mutiara Nabella, seperti diwartakan tribunnews.com (30.09.2022) mengungkapkan bahwa tagihan listrik mengalami kenaikan 60-80 %.

Begitu juga dengan biaya sewa tempat tinggal dan makanan. Kepada tribunnews, Nabella menggatakan biaya sewa tempat tinggal  di Inggris naik 15 – 25 %.

Harga makanan di restoran-restoran meningkat sebesar 10 – 20 %, begitu juga dengan harga bahan makanan. Sayuran dan telur di supermarket-supermarket, terang Nabella, mengalami kenaikan hingga 30 %.

Baca Juga:

Hari Pangan Sedunia : Kelaparan vs Sampah Makanan

The Guardian pada 23.09.2022, yang mengutip laporan Money Advice Trust menyebutkan bahwa kurang lebih 10,9 juta orang di Inggris menunggak tagihan listrik mereka. Angka ini setara dengan 20 % populasi orang dewasa di negara itu.

Laporan lainnya dari Opinium menyebutkan bahwa 5,6 juta warga rela mengurangi jatah makan dalam bulan-bulan terakhir ini akibat krisis tersebut.

Laporan ini juga menyebutkan bahwa tidak kurang dari 8 juta warga rela melego barang-barang dan alat rumah tangga demi menutupi tagihan listrik yang membengkak. Bahkan sekolah-sekolahpun menghentikan program makanan gratis bagi para siswanya di sekolah.

Kini, Eropa menghadapi ancaman krisis ekonomi baru yang lebih dalam. Ketergantungan akan sumber energi dari Rusia walaupun telah dibantu oleh sumber baru dari Amerika Serikat, namun ini tidak cukup menolong banyak industri di Eropa.

Baca Juga:

Ketahanan Pangan dan Mitigasi Bencana

Pasalnya pasokan sumber energi dari Amerika Serikat didapat dengan harga tinggi. Hal ini mengakibatkan, banyak industri, walaupun telah merelokasi tempat usahanya ke wilayah lain dengan struktur biaya lebih rendah namun ini tidak dapat menolong secara jangka panjang.

Anggota dewan manajemen di utilitas E.ON Patrick Lamers, seperti dikutip Cnbcindonesia.com (02.11.2022) dari Reuters mengungkapkan bahwa “Banyak perusahaan baru saja berhenti berproduksi. Mereka sebenarnya menuju kehancuran. Itu bisa menyebabkan Eropa mengalami deindustrialisasi dengan sangat cepat.”

Tidak berlebihan, jika dikatakan bahwa “Damai dan Perang Hari ini. Ditentukan oleh Pangan dan Energi”. Artinya bahwa mereka yang menguasia energi dan pangan dapat menjadi bagian penting dari upaya menyelesaikan konflik global, apapun bentuknya.

Baca Juga:

Jebakan Pasar Bebas: Konversi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Lahan Tanaman Perdagangan

Indonesia harus belajar banyak dari pengalaman Eropa yang babak belur akibat krisis Rusia – Ukraina.

Salah satu yang harus serius di dorong hari ini, berkaca dari pengalaman buruk Eropa, adalah mengambil langkah yang terrencana dengan baik menuju pada kedaulatan Energi dan Pangan,

Kedaulatan keduanya, tidak salah satu saja. Karena itu salah satu langkah pertama yang dapat diambil adalah kembali pada pangan lokal. Yang tumbuh dari tanah-tanah lokal dan diolah secara lokal dan dikonsumsi secara lokal pula.

Tanam apa yang kita makan dan hanya makan apa yang kita tanam. Ini adalah cara bermartabat menuju kedaulatan pangan.

Baca Juga:

COVID-19 dan Jalan Menuju Kedaulatan Pangan di Desa

Kemudian di bidang energi. Sudah saatnya kita serius untuk fokus memandang energi baru dan terbarukan sebagai masa depan.

Mendorong, menciptakan dan menemukan Energi yang bersumber dari kekayaan alam yang tidak pernah habis. Yang paling ekonomis didapat namun dapat bertahan dipakai lebih lama dari pada energi yang datang dari fosil yang ketersediaan ya sudah tidak banyak lagi.

Kedaulatan kita atas energi dan pangan, akan mengantar Indonesia menjadi yang terdepan dalam “ Ikut Serta Menjaga Ketertiban Dunia” seperti amanat warisan leluhur yang termuat dalam pembukaan konstitusi dasar negara kita.

Foto ilustrasi dari: bisnisindonesia.id

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of