Eposdigi.com – Kita boleh berdiskusi berjam-jam tentang politik, soal BBM, kinerja pemerintah dan lain sebagainya namun ketika dunia kaum remaja dan anak sekolah dengan segala persoalan dan keprihatinannya tidak pernah disentuh oleh kecerdasan intelektual kita maka semua diskusi sepertinya hanya di tataran wacana.
Satu hal menarik namun juga memprihatinkan ketika saya liburan di kampung halaman Desa Keluwain-Kelubagolit-Adonara.
Orang-orang tua dan anak-anak muda ramai membicarakan soal obat komix yang kita semua tahu sebagai obat sakit kepala dan obat penenang namun justru menjadi trend di kalangan anak-anak remaja dan anak-anak sekolah khususnya di beberapa desa wilayah kecamatan Kelubagoli.
Baca Juga:
Saya sendiri heran dan bertanya-tanya bagaimana mungkin komix sebagai obat yang bisa menyembuhkan sakit kepala tetapi justru memberikan kenikmatan sesaat bahkan fly mengalahkan narkoba dan sejenisnya.
Dengan dua puluh bungkus komix mereka bisa merasakan kenikmatan hingga dua sampai tiga hari bahkan pukulan sekeras apapun terhadap mereka tidak dirasakan sama sekali.
Komix memberikan imajinasi yang luar biasa, bahkan pasirpun dikira nasi goreng, mereka menikmati namun juga membawa anak-anak remaja yang nota bene adalah anak-anak sekolah masuk dalam perangkap kenikmatan komix yaitu mencuri.
Baca Juga:
Selandia Baru Larang Anak Mudanya Merokok Seumur Hidup, Indonesia Kapan?
Demikian juga dengan softek. Mereka merebus softek dan meminum air rebusan softek tersebut. Nikmat dan fly dirasakan.
Segala persoalan yang mereka alami seakan hilang seketika dan yang dirasakan adalah kenikmatan yang dengan jelas merusak kesehatan dan masa depan mereka.
Pertanyaan lanjutan terhadap persoalan ini adalah darimana mereka bisa mengetahui efek dari komix dan softek yang bisa memberikan kenikmatan dan menghilangkan stres sesaat ini?
Jawaban yang saya temukan adalah bahwa ada yang mengajarkan dan membawa rasa nikmat komix dan softek ini dari wilayah Kaltim.
Baca Juga:
Dan ketika saya ke Kaltim menanyakan soal obat komix, jawaban yang saya dapatkan adalah bahwa sudah dicabut dari peredarannya. Benar atau tidak, tentu butuh penelitian. Kedua adalah dari youtube.
Media sosial yang sejatinya membantu anak-anak remaja dan sekolah untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih baik pada gilirannya terjebak pada penyalahgunaan yang tidak sehat dan bahkan membunuh masa depan tentu berangkat dari pendidikan keluarga dan peran masyarakat serta agama.
Kebanyakan dari mereka yang terjebak dalam perangkap kenikmatan komix dan softek adalah dari keluarga broken.
Bukan saatnya kita mempersalahkan siapa dan membenarkan siapa. Tapi tentu dengan keprihatinan atas persoalan ini mengajak kita semua untuk berpikir lebih jauh tentang peran apa yang bisa diberikan.
Baca Juga:
Beberapa desa telah melakukan ronda malam dan menetapkan jam malam namun belum juga berhasil memberantas praktek penyalahgunaan komix dan softek ini.
Maka saatnya baik pemerintah, sekolah dan para tokoh agama bekerja keras mencari cara dan solusi terbaik salah satunya memberikan pendampingan pada keluarga termasuk memiliki data base terkait anak-anak remaja dan sekolah yang berasal dari keluarga broken sehingga bisa dilakukan pembinaan dan pendampingan secara efektif.
Di sisi lain, pemerintah kiranya mulai tegas untuk menerapkan sistem pembelian obat dengan menggunakan resep dokter. Tanpa resep dokter tidak dilayani.
Atau bisa juga menerapkan aturan bagi mereka yang menjual obat apapun harus mengurus perijinan terlebih dahulu.
Baca Juga:
Mungkin terasa berat namun langkah ini juga adalah dalam kerangka menyelamatkan orang muda dari penyalahgunaan komix dan softek yang membawa dampak buruk bagi masa depan anak-anak remaja dan anak-anak sekolah.
Berat memang, namun lebih berat lagi jika masa depan mereka hancur hanya karena kita membiarkan mereka menjadikan komix dan softek sebagaj jalan pintas bagi mereka menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi.
Foto Ilustrasi dari harapanrakyat.com
Leave a Reply