Eposdigi.com– Di tengah lonjakan kasus Covid-19 di Flores Timur, kita disuguhi berita soal alat penguji sampel tes Swab PCR milik rumah sakit yang belum beroprasi karena belum berizin.
Ada banyak orang yang menanggapi berita ini. Demikian juga saya. Alasan mengenai perizinan menurut saya tidak masuk akal. Bagaimana bisa, alat yang sangat dibutuhkan itu tidak atau belum dikeluarkan izin pengoprasiannya?
Bagi saya yang awam, berpikir bahwa harusnya dioprasikan saja. Toh itu untuk kebaikan seluruh masyarakat. Sementara Swab PCR masih dianggap sebagai metode tes paling akurat untuk menegaskan diagnosa seorang positif atau negatif Covid-19.
Jika alat ini segera digunakan, maka kita mungkin tidak butuh alat tes lain untuk menegaskan diagnosa. Sebab alat tes yang bukan Swab PCR membutuhkan bantuan metode lain untuk penegasan diagnosa Covid-19.
Yang pasti, apapun alasan yang dikemukakan oleh Pemerintah Daerah Flores Timur mengenai belum beroprasinya alat penguji sampel Swab PCR, hanya merekalah yang mengetahui pastinya. Tulisan ini bukan untuk menggugat alasan itu.
Baca Juga: Flores Timur ‘Merawat’ 1.170 Pasien Isolasi Mandiri
Setelah tulisan mengenai bagaimana kita memperlakukan para pasien konfirmasi positif Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri, muncul banyak tanggapan yang dikirim ke kami.
Dari sekian banyak tanggapan yang masuk, saya boleh menarik satu kesimpulan bahwa kita benar-benar masih membutuhkan banyak informasi untuk benar-benar memahami Covid-19.
Informasi yang benar bisa membantu kita memutuskan mana perilaku yang paling pas untuk bertahan dan menang dari pandemi Covid-19.
Ada banyak narasi di group-group Facebok lokal di Flores Timur yang beranggapan bahwa keputusan mendiagnosa Covid-19 adalah keputusan yang dilakukan tanpa basis tindakan medis yang memadai.
“ Orang hanya pilek kok di covid-kan”, salah satu dari banyak tanggapan netizen Flores Timur mengenai banyaknya kasus positif di Flores Timur.
Baca Juga: Apakah Jenazah Dapat Menularkan Corona?
Apalagi karena kita belum punya alat penegas diagnosa Covid-19 berupa alat penguji sampel tes Swab PCR. Mesin kita belum beroprasi. Sampel yang diambil di Flores Timur harus di kirim ke Kupang, (florespos.co.id / 06.05.2021) untuk diolah dan diambil kesimpulan mengenai status pasien di Flores Timur.
Kami yang awam meyakini bahwa selama belum ada alat tes di Flores Timur, atau sebelum hasil Swab PCR keluar seorang tidak boleh dulu dinyatakan positif Corona.
Tapi Apakah demikian?
Dalam salah satu postingannya di akun Facebook, akun Oa Ella Kean, seorang dokter, menulis bahwa “Swab PCR merupakan pilihan terbaik tapi bukan satu2 nya alat penegakan diagnosa”.
Dokter Ella dalam postingan tersebut membagikan beberapa dokumen. Salah satu dokumen dalam postingan tersebut memberi informasi mengenai syarat Kasus Konfirmasi.
Selain hasil RT-PCR positif, diagnosa konfirmasi positif Covid-19 juga dapat diambil kesimpulannya dari hasil antigen SARS-CoV-2 positif sekaligus memenuhi kriteria kasus probabel atau kasus suspek.
Baca Juga: Vaksin Ternyata Tidak 100 Persen Aman
Kriteria kasus Probabel adalah mereka yang memenuhi salah satu dari kriteria berikut: memiliki riwayat kontak erat dengan pasien positif, memenuhi kriteria kasus suspek, memiliki gejala akut kehilangan kemampuan indra penciuman dan indra perasa, juga mereka yang memiliki kontak erat dengan cluster Covid-19
Sementara kasus suspek adalah mereka yang didiagnosa Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) Berat tanpa penyebab spesifik, ada kontak erat dengan kasus probabel atau kasus konfirmasi, memiliki riwayat demam diatas 38 derajat Celcius, dan ada gejala penyakit pernapasan seperti batuk, sesak nafas, sakit tenggorokan dan pilek.
Seorang juga dapat dikatakan Positif Covid-19 walaupun tanpa gejala namun hasil rapid antigen SARS CoV-2 dan memiliki riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi atau kasus suspek dan atau kasus probabel.
Bagaimana dengan di Flores Timur?
Sambil menunggu hasil sampel Swab PCR, kita tentu menggunakan tes antigen. Jika tes antigen SARS CoV-2 positif maka harus ada pemeriksaan untuk menyimpulkan gejala suspek atau probabel.
Baca Juga: Istilah-istilah kunci untuk memahami Corona
Atau jika hasil tes Antigen nya positif maka orang yang tanpa gejala harus jujur mengungkapkan tracking riwayat kontaknya. Jika terdapat kontak erat maka ia didiagnosa positif Covid-19 walaupun baru dilakukan tes antigen.
Kedua kondisi ini harus disampaikan dengan sejelas-jelasnya kepada masyarakat. Dan masyarakatpun harus memiliki kesadaran untuk menerima hasil diagnosa yang dilakukan oleh tenaga profesional bidang kesehatan.
Terdiagnosa positif Covid-19 BUKANLAH AIB. Saat ini ratusan juta orang di seluruh dunia mengalaminya. Sesuatu yang tak seorangpun kehendaki.
Kesadaran untuk menerima bahwa saya dan atau Anda terdiagnosa positif Corona adalah sikap kemartiran kecil namun memiliki efek yang besar.
Baca Juga: Mengapa Anda tidak mengenakan Masker?
Jika Anda dan saya adalah positif tanpa gejala maka dengan hasil tes itu, kita dapat lebih terpanggil untuk menjaga diri dari kontak erat dengan mereka yang sehat. Melindungi siapa saja orang disekitar kita.
Dengan taat mengikuti protokol kesehatan, positif atau pun bukan, Anda dan saya adalah martir-martir dan pahlawan-pahlawan setiap hari.
Tindakan kecil ini akan memiliki efek yang sangat besar, karena dengan demikian kita dapat mengambil peran “Simon dari Kirene” yang memeluk salib para tenaga kesehatan, atau menjadi “Veronika” yang sekedar mengusap wajah para tenaga kesehatan itu.
Taat protokol kesehatan: Memakai Masker, sering Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menghindari Kerumunan dan Mengurangi Mobilitas, adalah bentuk lain dari merasa sebagai bagian dari umat manusia.
Jika ditengah pandemi Covid-19, menerapkan 5M, yang sangat sederhana ini saja Anda dan saya lalai, maka kemanusiaan dalam diri mesti dipertanyakan. Serius!!!
Foto: Kumparan.com
[…] Baca juga: Benarkah Rumah Sakit Meng-Covid-Kan Pasien? […]
[…] Baca juga: Benarkah Rumah Sakit Meng-Covid-Kan Pasien? […]
[…] Baca juga: Benarkah Rumah Sakit Meng-Covid-Kan Pasien? […]
[…] Baca Juga: Benarkah Rumah Sakit Meng-Covid-kan Pasien? […]