Eposdigi.com – Ayunda Faza Maudya, atau yang lebih kita kenal dengan panggilan Maudy Ayunda adalah aktris, model, bintang iklan, aktivis, penulis dan penyanyi terkenal. Ia patut disejajarkan dengan para artis papan atas Indonesia.
Perempuan kelahiran Jakarta, 19 Desember 1994 ini, memulai karirnya dalam film “Untuk Rena” produksi Melisa Film pada tahun 2006. Kemudian ia membintangi beberapa film seperti, Perahu Kertas, Refrain, Habibie dan Ainun 3, (id.m.wikipedia.org).
Tulisan kali ini tidak melihat Maudy Ayunda dari sisi selebritasnya. Itu kurang menarik. Saya tertarik melihat Maudy Ayunda dari pencapaian-pencapaian akademisnya.
Baca Juga: Virginitas Jadi Ukuran Kehormatan Perempuan?
Ia, seorang seleb yang padat dengan berbagai kegiatan selebritis, namun ia tetap fokus menyelesaikan pendidikan tingginya.
Maudy Ayunda menyelesaikan pendidikan S1-nya pada salah satu universitas ternama di dunia, yaitu Universitas Oxford, Inggris. Jurusannya pun mentereng; Politics, Philosophy and Economics (PPE), hanya dalam 3 tahun yaitu dari 2013 hingga lulus tahun 2016.
Tidak hanya itu. Maudy Ayunda berhasil lulus S2 di universitas bergengsi , Standford University – Inggris. Dobel gelar lagi. Ia Berhasil menyabet Master of Business Administration (MBA) dan Master of Arts (MA) sekaligus.
Lebih lagi Maudy Ayunda membuktikan dirinya menjadi lulusan terbaik, dan mendapat dobel master sekaligus diusianya yang baru 26 tahun.
Baca Juga: Media dan Penghormatan Pada Perempuan
Tentunya pencapaian akademik Maudy Ayunda mendapatkan banyak respons dari warga nett. Namun ternyata bukan hanya mendapat respons positif. Maudy Ayunda malah mendapatkan nyinyiran dari netizen (Invsertlive.com, 15/06/2021).
Salah seorang netizen menuliskan komentar negatifnya di Twitter, ‘’ buat apa Maudy sekolah tinggi-tinggi kalau nantinya jadi ibu rumah tangga karena dinikahi pengusaha kaya raya,’’ tulisan netizen yang tidak diketahui namanya itu, dikutip dari akun Twitter @AREAJULID (13/06/2021).
Komentar itu pun langsung menarik perhatian netizen lainnya. Mereka pun membela Maudy Ayunda, dan pembelaan tersebut bukan hanya tertuju pada Maduy saja, tetapi untuk semua perempuan yang berpendidikan tinggi.
Baca Juga: Mengapa Peringkat Literasi Kita Nyungsep?
Sangat disayangkan. Banyak orang masih berpikiran sedangkal ini. Bukanya dijadikan sebagai panutan, malah mencibirnya. Memang kenapa kalau perempuan berpendidikan tinggi?.
Sekolah paling dasar untuk proses tumbuh kembang seorang anak adalah di rumah. Ditangan seorang ibulah semua manusia pertama-tama dikenalkan pada dunia. Mulai dari lingkungan terdekatnya.
Kemampuan untuk memahami orang lain, membangun kepercayaan pada orang lain hingga kemampuan berkomunikasipun seseorang dapat dari ibunya. Karena itu di dunia banyak budaya mengenal bahasa ibu untuk bahasa lokal seseorang.
Baca Juga: Digitalisasi Administrasi Bisnis dan Tantangan Lembaga Pendidikan
Tidak hanya sekedar itu. Peneliti dari University of Washington mengungkapkan bahwa faktor genetik yang diwarisi ibu lebih berperan penting dalam menentukan kecerdasan anak. Hal ini dikarenakan wanita cenderung mentransmisi gen kecerdasan ke anak yang terbentuk dari kromosom X, mengapa demikian?
Karena wanita memiliki dua kromosom X, sedangkan pria hanya memiliki satu kromosom X. Artinya wanita dua kali berpeluang mewariskan kecerdasan kepada anak ketimbang pria.
Sejak 1994 kemudian dilakukan tiap tahunnya, peneliti mewawancarai 12.686 orang yang berusia 14 sampai 22 tahun.
Hasilnya tim peneliti menemukan predikator kecerdasan terbaik adalah IQ dari gen sang ibu. Tidak tanggung-tanggung. Gen Ibu menyumbang kecerdasan seseorang hingga mencapai 60 persen, (halodoc.com. 03/03/2021).
Baca Juga: Mutu Tenaga Kerja Indonesia, Revolusi Industri 4.0, Dan Antisipasi Lembaga Pendidikan
Kita juga mengamini bahwa mendidik satu orang perempuan sama seperti mendidik satu keluarga. Sebab kelak di tangan perempuanlah sebuah keluarga menemukan karakter baik tentang kehidupan di tengah masyarakat.
Benar dikatakan bahwa dibalik kesuksesan seorang anak, ada orang tua hebat, Ibu, yang mendorong dan mendukungnya.
Bahkan seorang Nelson Mandela pun meyakini bahwa pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia.
Karena itu, mendukung semua perempuan memperoleh pendidikan setinggi-tingginya adalah jalan paling mungkin untuk mencapai peradaban terbaik sebuah bangsa. Bersambung….
Foto: Instagram @maudyaayunda
[…] Baca Juga: Seperti Maudy Ayunda, Mengapa Perempuan Harus Berpendidikan Tinggi? […]
[…] Baca Juga: Seperti Maudy Ayunda, Mengapa Perempuan Harus Berpendidikan Tinggi? […]
[…] Baca Juga: Seperti Maudy Ayunda, Mengapa Perempuan Harus Berpendidikan Tinggi? […]