Rokok dan Segudang “Manfaatnya”

Warga Peduli
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com- Kata rokok pasti tidak asing lagi dalam kehidupan di masyarakat. Rokok selalu hadir di setiap saat dan dimanapun itu. Mulai dari kalangan remaja, dewasa, dan orang tua, bahkan sekarang telah menjalar ke kalangan anak-anak yang masih berusia dini. Padahal kita tahu dan sadar bahwa dengan merokok dapat membahayakan kesehatan kita. 

Saat ini banyak remaja maupun anak-anak usia dini, sudah mulai belajar merokok. Hal semacam ini mungkin disebabkan karena pengaruh pergaulan dan lingkungan sekitarnya. Banyak fakta yang menyebutkan bahwa anak-anak usia dini sudah mahir dalam hal merokok. 

Seperti yang dikatakan Lisda Sundari, ketua Lentera Anak, sebuah organisasi yang membela hak-hak anak, menyebutkan berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Kemenkes 2013, “hampir 80% perokok, yang jumlah totalnya sekitar 16 juta,  mulai merokok pada usia di bawah 19 tahun.”

Angka-angka tersebut menurut Lisda ”sangat mengkhawatirkan”. Dia bertutur banyaknya perokok anak, karena banyak pula model perokok di sekitar mereka. “Anak adalah peniru terbaik. 

Model yang bisa ditiru itu bisa dari orang tua, guru serta saudara mereka yang merokok sembarangan di rumah, sekolah, maupun di angkutan umum. Kondisi seperti ini membuat seolah-olah merokok adalah sesuatu hal yang biasa dilakukan orang dewasa dan memberikan kenikmatan”.

Baca juga: PBB Legalkan Ganja Untuk Kesehatan, Indonesia Kapan?

Selain itu akses anak-anak untuk mendapat rokok di Indonesia nilainya sangat mudah. Mereka bisa membelinya di mana saja. Rokok Pun bisa dibeli per batangan, dan harganya bisa Rp1.000,00 per batang, atau bahkan lebih murah dari itu. 

Lisda menegaskan, tingginya jumlah perokok anak itu bisa mengancam masa depan bangsa kita. Dampak dari merokok baru mereka rasakan 10-15 tahun mendatang. Kita bisa bayangkan nanti tahun 2030-an, ketika Indonesia menikmati bonus demografi banyaknya masyarakat usia produktif, mereka malah mengeluh sakit-sakitan.(BBC NEWS |INDONESIA/ 06-03-2017).

Anak-anak yang merokok di usia dini bukan hanya sekadar cerita. Kita sudah terbiasa menemukan hal-hal semacam ini di kehidupan masyarakat.

Nah, apa sih penyebabnya sehingga anak yang masih berusia dini bisa sampai merokok? Hal ini bisa terjadi mungkin karena pergaulan dan lingkungan sekitarnya.

Yang pertama terkait pergaulan. Anak-anak cenderung merasa kurang diterima dalam sebuah pergaulan karena mereka dianggap kurang sepadan jika belum merokok atau bisa dikatakan belum keren kalau belum merokok.

Yang kedua terkait lingkungan. Anak-anak sering meniru apa yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya, seperti kakak, bapak, atau tetangga maupun teman-teman di sekitarnya.

Baca juga: Ganja Jadi Obat, Kenapa Tidak?

Seperti yang kita ketahui, bahwa lingkungan itu sebenarnya sangat berpengaruh bagi tumbuh dan berkembangnya anak-anak yang masih berusia dini.

Hal-hal semacam ini yang menyebabkan anak-anak sampai bisa mengenal apa itu rokok dan sampai bisa merokok juga.

Terus apa saja kandungan dari rokok ini? Dan mengapa sampai bisa diklaim bahwa rokok itu berbahaya? Mari kita simak selengkapnya di bawah ini terkait kandungan ala dokter yang dikutip dalam www.alodokter.com.

Nikotin: Nikotin adalah zat stimulan yang dapat memperbaiki susunan hati serta meningkatkan daya ingat dan konsentrasi. Akan tetapi nikotin bisa menimbulkan efek adiksi atau kecanduan sehingga membuat perokok sulit menghentikan kebiasaan tersebut. 

Selain itu kecanduan nikotin juga dapat menimbulkan efek samping berbahaya seperti peningkatan detak jantung dan tekanan darah, berkurangnya nafsu makan, sesak nafas, mual serta diare. 

Jika seorang tiba-tiba berhenti merokok, tubuhnya akan mengalami gejala putus nikotin. Hal ini bisa menimbulkan rasa cemas, gelisa, pusing, susah konsentrasi, sulit tidur dan cepat marah.

Karbon monoksida: zat ini kerap ditemukan pada asap knalpot kendaraan. Senyawa ini merupakan gas yang tidak memiliki rasa dan bau. Jika terhirup terlalu banyak, sel-sel darah merah akan lebih banyak berikatan dengan karbon monoksida dibandingkan dengan oksigen. 

Akibatnya fungsi otot dan jantung akan menurun. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan, lemas dan pusing. Dalam skala besar, jika seorang yang menghirupnya, bisa mengalami koma bahkan kematian. Di samping itu, janin dan penderita gangguan jantung serta penderita penyakit paru-paru, merupakan kelompok yang paling rentang terhadap racun ini.

Tar: Kandungan rokok lainnya yang bersifat karsinogenik adalah Tar. Jika seorang perokok menghirupnya akan mengendap di paru-paru. Timbunan tar ini sangat beresiko tinggi menyebabkan penyakit pada paru-paru seperti kanker paru-paru dan emfisema. 

Baca juga: Ditemukan Jenis Narkoba Baru, Tantangan Baru Dalam Pendampingan Remaja

Tidak hanya itu, tar akan masuk ke peredaran darah dan meningkatkan resiko terjadinya diabetes, penyakit jantung, hingga gangguan kesuburan. Tar juga menyebabkan masalah gusi dan kanker mulut.

Hidrogen sianida: senyawa ini sering digunakan dalam industri tekstil, plastik, kertas dan sering dipakai sebagai bahan pembuat asap pembasmi hama. Efeknya dapat melemahkan paru-paru, menyebabkan kelelahan, sakit kepala, dan mual.

Benzena: benzena merupakan residu dari pembakaran rokok. Benzena ini dapat menurunkan sel jumlah sel darah merah dan merusak sumsum tulang sehingga meningkatkan risiko terjadinya anemia dan pendarahan. Selain itu benzena juga merusak sel darah putih sehingga menurunkan daya tahan tubuh serta meningkatkan risiko leukemia.

Formaldehida: dalam jangka pendek, formaldehida mengakibatkan iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan. Sedangkan dalam jangka panjang, formaldehida dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring.

Arsenik: paparan terhadap arsenik tingkat tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit, kanker paru-paru, kanker saluran kemih, kanker ginjal dan kanker hati. Arsenik terdapat dalam rokok melalui pestisida yang digunakan dalam pertanian tembakau.

Kadmium: sekitar 40-60 persen dari kadmium yang terdapat dalam asap rokok, terserap masuk ke paru-paru saat merokok. Kadar kadmium yang tinggi dalam tubuh, dapat menimbulkan gangguan sensorik, muntah, diare, kejang, keram otak, gagal ginjal, dan meningkatkan risiko kanker.

Ammonia: merupakan gas beracun, tidak berwarna namun berbau tajam. Pada industri rokok, amonia digunakan untuk meningkatkan dampak candu nikotin. Dalam jangka pendek, jika seorang menghirup dan terpapar amonia dapat mengakibatkan napas pendek, sesak napas, iritasi mata, dan sakit tenggorokan. Sedangkan dampak jangka panjangnya yaitu pneumonia dan kanker tenggorokan.

Baca juga: Waspada Penggunaan Tembakau Gorila Di Kalangan Remaja

Meski dengan penjabaran kandungan dan bahaya rokok di atas, tetap saja orang-orang tidak mempedulikan hal itu. Di Indonesia diperkirakan ada lebih dari 230.000 yang meninggal akibat kebiasaan merokok setiap tahun (Alodokter.com).

Data dari Global cancer statistika (Globocan) 2020 mencatat bahwa kematian karena kanker paru-paru di Indonesia yang disebabkan karena merokok meningkat menjadi 30.843 orang dengan kasus baru mencapai 34.783 kasus.

Kasus kematian kanker paru-paru mengalami peningkatan hingga 18% pada 2020, ujar kepala Sub direktorat Penyakit Kanker dan Kelainan Darah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Aldirin Neilwan dikutip dari Antara.

Aldirin sendiri menyebutkan bahwa kanker paru-paru merupakan penyakit mematikan di dunia setelah kanker payudara dengan prevalensi mencapai 11,4%.

Dilansir dari Jakarta kompas.com Badan Pusat Statistika (BPS) merilis data pengeluaran konsumsi perkapita dalam sebulan penduduk Indonesia sepanjang tahun 2020. Menurut survei BPS, rata-rata pengeluaran perkapita orang Indonesia dari Sabang-Merauke selama sebulan adalah sebesar Rp 1.225.685. 

Data pengeluaran tersebut berasal dari Susenas 2020. Yang menarik, pengeluaran uang untuk membeli rokok dan produk tembakau lainnya yang lebih besar daripada belanja untuk makanan pokok dalam hal ini beras. BPS mencatat, pengeluaran tembakau sebesar 5,99% dari seluruh pengeluaran bulanan.

Dari data-data yang sudah tercantum di atas, kita tentu tahu bahwa merokok tidak baik di usia dini maupun remaja, dewasa hingga orang tua. Tindakan ini sangat berbahaya jika berlebihan.

Semoga penjabaran di atas, mengingat begitu banyak dampak negatifnya,memberi kita pilihan untuk tidak merokok.

Ipii Tokan adalah nama pena dari Siprianus Senuken Medhon-Junior

Sumber foto: law-justice.co

Sebarkan Artikel Ini:

2
Leave a Reply

avatar
2 Discussion threads
0 Thread replies
0 Pengikut
 
Most reacted comment
Hottest comment thread
0 Comment authors
Recent comment authors
  Subscribe  
newest oldest most voted
Notify of
trackback

[…] Baca juga: Rokok Dan Segudang “Manfaatnya” […]

trackback

[…] Baca Juga: Rokok dan Segudang “Manfaatnya” […]