Eposdigi.com – Manusia sebagai individu ternyata tidak mampu hidup sendiri. Hal ini bisa kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Manusia akan saling membutuhkan satu sama lain dalam proses interaksi sosial.
Adanya keterbatasan yang dimiliki masing-masing individu inilah, yang kemudian mendorong setiap orang untuk saling membutuhkan satu dengan yang lain.
Proses dipengaruhi dan mempengaruhi inilah yang disebut dengan tindakan sosial, yang dalam ungkapan lain, biasanya disebut dengan sugesti.
Sugesti merupakan sebuah proses dalam mempengaruhi tindakan atau perilaku seseorang. Akan tetapi, setiap individu berhak atau mempunyai daya untuk bisa menerima maupun menolak adanya sugesti.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sugesti adalah pendapat yang dikemukakan atau pengaruh yang diberikan kepada seseorang untuk mengubah tindakan atau pola pikir seseorang.
Baca juga: Oleh Max Weber, Gelekat Itu Jenis Tindakan Apa?
Seorang ahli yang bernama Cambridge juga mengartikan sugesti sebagai suatu ide atau tindakan yang diberikan kepada orang lain untuk dipertimbangkan.
Berdasarkan sumbernya, sugesti terdiri dari dua macam jenis yaitu, Auto Sugesti dan Hetero Sugesti. Auto Sugesti adalah sebuah pengaruh yang datang dari dalam diri tanpa paksaan atau campur tangan dari orang lain.
Auto Sugesti ini adalah motivasi intrinsik, yang artinya bahwa sebuah perubahan itu terjadi karena keinginan atau dorongan dari dalam diri sendiri, bukan karena pengaruh dari lingkungan.
Contohnya si A tidak terlalu pintar di bidang seni jika dibandingkan dengan si B. Namun si A bisa lebih unggul dari si B sebab ia selalu yakin dan memotivasi dirinya sendiri dengan diimbangi adanya usaha yang konsisten.
Sedangkan hetero sugesti adalah pengaruh yang timbul atau datang dari luar diri (lingkungan sekitar). Hetero sugesti dilakukan oleh orang yang mempunyai kedudukan atau pengaruh yang kuat pada sebuah lingkungan. Seperti motivator ataupun orang-orang yang sudah berpengalaman dalam bidang tertentu.
Contohnya dalam bidang perdagangan. Orang mempropagandakan dagangan sedemikian rupa, seperti menawarkan dagangan yang dimiliki. Adanya sugesti ini, konsumen akan dibawah dalam pengaruh ketidaksadaran. Sehingga, mereka dengan sendirinya menerima propaganda penjual tersebut.
Baca juga: Rokok Dan Segudang “Manfaatnya”
Dalam hetero sugesti, orang dengan sengaja merasionalisasikan ataupun aktif memberikan pandangan normal atau apapun itu agar orang lain dapat menerimanya.
Berdasarkan sifat dan sisi sosiologi, hetero sugesti dibagi menjadi 3 jenis.
Sugesti Prestise
Sugesti Prestise atau prestige suggestion dapat diartikan sebagai pengaruh yang muncul akibat prestise yang dimiliki oleh orang lain atau kelompok yang memberikan sugesti. Pengaruh ini biasanya dilakukan oleh seorang yang memiliki jabatan.
Contohnya adalah seorang kepala sekolah yang menghimbau kepada semua warga sekolah untuk disiplin terhadap waktu. Kepala sekolah sebagai pemilikan otoritas kemudian memberikan pengaruh, yakni kepatuhan dari peserta didik yang ada di lingkungan sekolah.
Sugesti negatif
Sugesti ini membawa pengaruh yang bersifat negatif. Biasanya ditujukan untuk menekan pihak lainnya. Contohnya: di sebuah perusahaan, seorang bawahan mengetahui atasannya melakukan kecurangan.
Rasa takut akan ketahuan yang miliki atasan ini yang kemudian mendorong dirinya untuk memberikan sugesti negatif kepada bawahannya. Atasan tersebut memberikan ancaman ataupun bentuk intimidasi terhadap bawahannya jika membocorkan rahasianya.
Sugesti Kerumunan
Sugesti kerumunan atau crowd suggestion dilakukan oleh kelompok tertentu dengan anggota yang besar sehingga pengaruh yang diberikan menjadi lebih besar. Sugesti ini umumnya diterima dengan tidak didasarkan pertimbangan nalar, tetapi karena merasa bagian dari anggota kelompok tertentu.
Contohnya adalah saat terjadinya sebuah permasalahan dan timbulnya tawuran. Dalam keadaan ini, si A tidak ada sangkut pautnya dalam persoalan tersebut, akan tetapi karena hanya atas dasar solidaritas, si A jadi ikut terlibat (jagad.id)
Adanya kerumunan memberikan sugesti atau pengaruh terhadap perilaku manusia. Kerumunan ini yang kemudian memunculkan keberanian, karena masing-masing orang yang terlibat dalam masa sudah kehilangan identitas diri sebagai pribadi. Identitasnya telah melebur dalam kerumunan tersebut. Sehingga adanya masa, kemudian menjadikan orang akan semakin berani dalam melakukan tindakan tertentu.
Baca juga: Membaca Itu Piknik. Kok Bisa?
Berdasarkan sugesti-sugesti di atas, kita juga perlu memberi dan menanamkan sugesti dalam diri. Kita sering menemukan banyak kesulitan dalam mensugesti diri sendiri. Hal ini terjadi karena adanya krisis keyakinan atau kurangnya kepercayaan diri serta minimnya inisiatif dari dalam diri.
Untuk memberi sugesti yang baik, kita perlu mengkondisikan tubuh dalam keadaan yang rileks serta mindset yang positif. Selain itu, peran lingkungan juga sangat penting dalam proses pengkondisian, yakni keadaan yang tenang, dan udara yang sejuk.
Adanya udara yang sejuk akan membawa akumulasi asupan oksigen yang cukup, yang kemudian dialirkannya ke dalam otak. Tampungan oksigen inilah yang akan mengarahkan pada pikiran yang jernih dan ketenangan batin.
Selain itu, kondisi ini akan memberikan daya sugesti yang cukup kuat ke dalam diri. Adanya kondisi seperti ini menjadikan masing-masing orang untuk semakin yakin dengan apa yang hendak dilakukan.
Selain itu, ungkapan-ungkapan positif akan melahirkan perilaku yang positif pula. Sehingga pikiran sebagai akar atau sumber dalam mensugesti diri perlu dikelola dengan baik. Adanya pikiran yang positif inilah yang kemudian mempengaruhi perilaku masing-masing orang dalam melakukan tindakan.
Pembenaran ini bisa dibuktikan dengan analogi tabur tuai. Barang siapa menanam kaktus, maka ia akan memanen kaktus. Barang siapa menanam biji apel, maka ia akan memanen apel pula. Tidak ada satupun penuaian apel pada proses penanaman kaktus.
Oleh karena itu, pikiran positif akan melahirkan atau membawa sugesti terhadap perilaku yang positif, begitupun sebaliknya.
Foto: idntimes.com
Leave a Reply