Eposdigi.com – Bulan Ramadhan merupakan bulan suci untuk ummat agama Islam. Dimana semua ummat yang beragama Islam melaksanakan puasa secara penuh 1 bulan lamanya. Walaupun demikian bagi ummat Islam pelaksanaan puasa secara penuh merupakan salah satu cara dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Banyak cara yang dilakukan oleh ummat Islam dalam meningkatkan ketaqwaan tersebut seperti dengan membaca Al qurán atau tadarus, melakukan I’tikaf, saling memberi atau bersedekah, dan hal lain yang berdampak positif bagi sesama.
Hal tersebut merupakan perwujudan dari pasal 29 ayat 2 UUD NKRI 1945 dinyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Dalam pelaksanaan puasa Ramadhan tersebut, dimana setiap ummat Islam pasti akan menyiapkan takjil atau makanan untuk pembuka di sore hari sehingga terdapat istilah “pemburu takjil’’ bagi kaum muslim yang berpuasa atau bahkan yang sedang tidak melaksanakan puasa tersebut.
Baca Juga:
Ustadz Khalid Basalamah; Tidak Ada Puasa Anak Setengah Hari dalam Islam
Setiap menjelang sore maka masyarakat akan mencari makanan dan minuman pembuka dan bahkan banyak tempat-tempat yang khusus untuk pertakjilan yang disediakan khusus bagi penjual dan pembeli takjil.
Hal tersebut memperlihatkan suatu kesatuan dalam masyarakat untuk melaksanakan akad jual beli dan memberikan keuntungan bagi satu sama lainnya sehingga terciptanya kerukunan dalam masyarakat.
Akan tetapi terjadi hal unik dalam dunia pertakjilan tersebut, dimana tidak hanya ummat Islam yang antusias mencari pertakjilan untuk berbuka puasa akan tetapi banyak juga dari kalangan non Islam atau yang beragama lain ingin juga merasakan makanan takjil yang banyak dijual hanya ketika bulan Ramadhan tersebut.
Karena negara Indonesia sangat beragam akan suku, ras, agama dan golongan sehingga tidak hanya ummat Islam yang menikmati suasana di bulan Ramadhan ini tapi juga ummat agama lain merasakan suasana Ramadhan yang salah satunya ingin menikmati takjil atau makanan dan minuman yang kebanyakan ada hanya pada bulan Ramadhan.
Baca Juga:
Lima Keutamaan Puasa Ramadhan. Selamat Memasuki Bulan Ramadhan dan Menjalankan Ibadah Puasa
Hal tersebut memberikan dampak positif dimana terjalinnya persatuan antar ummat beragama melaksanakan saling berbagi dan terciptanya kerukunan antar ummat beragama serta toleransi yang tinggi dalam masyarakat.
Banyak masyarakat nonmuslim melaksanakan berbagi rezeki atau sedekah untuk ummat islam atau sesamanya dan banyak pula dilakukan oleh konten creator nonmuslim dalam pelaksanaan tersebut untuk memotivasi khalayak lainnya dalam memberikan rezeki kepada sesama tanpa memandang agama.
Selain itu juga banyak pedagang yang tidak melayani pembeli jika sang pembeli tersebut beragama Islam sehingga terciptanya toleransi antar ummat beragama dalam kehidupan masyarakat yang diwujudkan dalam adanya saling menghormati pelaksanaan puasa bagi ummat Islam.
Hal ini menjadi salah satu wujud toleransi antar ummat beragama dalam masyarakat yang sangat beragam ini.
Baca Juga:
Sosok Guru Ngaji Asal Yogyakarta Ini Dijuluki sebagai Pahlawan Al Qur’an Dunia
Selain dampak positif terdapat juga dampak negatif yang beranggapan bagi sebagian orang mengenai toleransi tersebut. Khususnya dalam dunia pertakjilan atau dalam memburu takjil untuk berbuka puasa.
Dimana banyak masyarakat non Islam membeli takjil lebih dahulu sebelum masyarakat yang beragama Islam membeli takjil sehingga di beberapa tempat sering diberitakan bahwa masyarakat yang beragama Islam sering kehabisan takjil.
Tapi hal tersebut tidak mematahkan nilai toleransi antar masyarakat karena mereka tetap saling menghormati satu sama lainnya.
Penulis adalah Dosen Prodi PPKn Universitas Pamulang / Foto Ilustrasi dari okezon.com
Leave a Reply