Eposdigi.com – Dalam rangka mendukung ketahanan pangan, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) bersama dengan TNI dan Badan Gizi Nasional (BGN) menandatangani nota kesepahaman (MOU) pada Senin (17.02.2025) belum lama ini.
Memorandum Of Understanding (MOU), tidak hanya mengikat Kemendes PDT, TNI dan BGN, namun juga melibatkan 16 kementerian dan lembaga negara lain, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
Mendes PDT Yandri Susanto di sela acara penandatanganan MOU itu mengungkapkan bahwa TNI, melalui Operasi Bakti TNI yaitu TNI Manunggal Membangun Desa sangat dibutuhkan dalam rangka membangun dan mewujudkan kedaulatan pangan di desa.
Sementara Badan Gizi Nasional (BGN) mengambil peran penting dalam kerjasama ini dalam rangka mendukung program nasional andalan Pemerintahan Prabowo yaitu Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Baca Juga:
Kedaulatan Pangan: Mimpi yang Tertunda atau Mimpi yang Tak Realistis?
Dalam kerjasama ini, semua pihak berupaya mendorong desa melalui BUMDes untuk menyiapkan bahan pangan lokal bergizi. Sumber dananya dialokasikan dari Dana Desa minimal 20 persen untuk menyukseskan program ini.
Tidak hanya Flores Timur, program ini tentu menjadi kesempatan besar bagi desa-desa di seluruh Indonesia. Alasannya sederhana. Karena ada begitu besar gelontoran dana dari pusat bernama Anggaran Dana Desa (ADD) untuk setiap desa di seluruh Indonesia
Tidak terkecuali di Flores Timur. Ini artinya desa-desa harus memanfaatkan program ini dengan sebaik-baiknya. Melalui BUMDes, MOU ini membuka peluang besar untuk membangun integrasi antara produksi pertanian dan pemasaran dalam bentuk pangan bergizi melalui program Makanan Bergizi Gratis.
Artinya bahwa Dana Desa bisa berputar dan menggerakkan ekonomi desa secara lengkap, dari hulu hingga hilir, dari produksi pertanian hingga pemasaran akhir berupa berbagai produk makanan yang tentu saja dijamin penyerapan oleh pasar bernama MBG.
Baca Juga:
Membangun Kedaulatan Pangan: Tak Ada Kedaulatan Pangan Tanpa Kedaulatan Petani
Namun dalam skala Flores Timur, alokasi dana sebesar 20 persen adalah kesempatan bagus untuk mendorong ketahanan pangan dalam skala yang lebih luas. Tidak hanya untuk menyasar program Makanan Bergizi Gratis melainkan terutama melepaskan diri dari ketergantungan akan bahan pangan yang masih diimpor dari daerah lain.
Tentu tidak mudah merealisasikan mimpi kedaulatan pangan ini. Kita tidak punya banyak pilihan ketika melihat dari sudut pandang lahan kering ‘batu bertanah’ di Flores Timur.
Karena itu untuk meningkatkan produktivitas lahan, kita membutuhkan intervensi berupa teknologi tepat guna dan inovasi-inovasi terkait lainnya untuk memastikan lahan-lahan pertanian kita memiliki cukup unsur hara yang memungkinkan apapun yang kita tanam tumbuh subur berbuah lebat.
Baca Juga:
Flores Timur tidak punya cukup air baku, bahkan untuk konsumsi manusia pun, kita masih harus antri, apalagi baku air untuk lahan pertanian. Pada saat yang sama, pilihan yang cukup populer penyedia baku air dari sumur-sumur bor, tentu bukan pilihan bijak, mengingat dampak buruk ekologisnya.
Pilihan lain yang paling mungkin adalah memastikan agar air hujan yang sangat terbatas curahnya, jangan sampai mengalir bebas ke laut. Air hujan harus ditahan selama mungkin, entah lewat sodetan atau embung.
Pada saat yang sama, kita menyiapkan diri dan mengakses begitu banyak inovasi untuk memastikan tanah-tanah kita cukup lembab untuk membantu tanaman tumbuh optimal.
Tentu kita berangkat dari apa yang banyak kita miliki yaitu sabut kelapa dan tempurung. Dari sabut kelapa kita bisa memanen cocopeat / serbuk kelapa yang sangat bagus menyimpan air.
Baca Juga:
Jebakan Pasar Bebas: Konversi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Lahan Tanaman Perdagangan
Sementara dari batok / tempurung kelapa kita bisa mendapatkan asap cair dan arang. Keduanya, asap cair dan arang, adalah produk sampingan industri pengolahan kelapa, namun tentu bernilai tinggi untuk lahan-lahan pertanian.
Jika kita sudah bisa memberi alternatif lahan pertanian, tahap berikutnya adalah memikirkan apa yang kita tanam. Adal konteks ini, selain padi, baik padi sawah maupun padi ladang, kita memiliki sorgum sebagai pilihan yang baik. Sorgum bukan hanya sumber pangan yang bergizi tinggi. Sorgum juga merupakan sumber pakan berkualitas baik.
Melalui sorgum kita bisa melepaskan diri dari kungkungan pasokan beras dari luar, namun sekaligus kemandirian kita dalam urusan pakan terbaik bagi ternak-ternak kita.
Baca Juga:
Tidak bermaksud menggampangkan persoalan, seolah ada banyak hal mudah yang bisa kita lakukan untuk mencapai ketahanan dan kedaulatan pangan.
Dalam skala Flores Timur butuh kemauan semua pihak, baik secara kultural kemasyarakatan maupun struktural kepemerintahan untuk mendukung semangat Lompatan Jauh bagi Flores Timur lebih sejahtera lahir dan batin, kedepannya.
Foto dari Detik.com
Leave a Reply