Sorgum, Alternatif Baru Swasembada Pangan sekaligus Energi

Ketahanan Pangan
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Pangan dan Energi benar-benar menentukan damai dan perang di bumi. Lebih dari itu, konflik kepentingan antara pangan dan energi justru merupakan perang yang sesungguhnya.

Baik pangan maupun energi, adalah dua kebutuhan utama umat manusia saat ini. Keduanya sama-sama dibutuhkan, sementara ketersediaannya terbatas.

Karena terbatasnya ketersediaan ini maka pemenuhan kebutuhan akan pangan dan energi oleh suatu negara menentukan geopolitik kawasan maupun geopolitik global.

Tentang hal ini, kita bisa belajar dari perang Rusia  – Ukraina. Perang antara keduanya ternyata mempengaruhi pasokan gandung di pasar global, sekaligus membuat negara-negara di Eropa cukup pusing karena terganggunya pasokan gas alam dari Rusia.

Baca Juga:

Lebih Murah dari Bensin dan Listrik, Sayangnya Bahan Bakar ini Masih Memiliki Kendala Serius dalam Pengembangannya.

Lain hal misalnya; perubahan harga minyak dunia bisa saja menjadi persoalan serius dalam negeri sebuah negara yang menggantungkan keberlangsungan hidup negaranya dari impor minyak.

Di Indonesia sendiri misalnya, akan ada penolakan yang besar apabila pemerintah mencabut subsidi BBM, apalagi menaikan harga BBM. Begitu pula dengan harga pangan. Perubahan kecil harga pangan di pasar, bisa sangat menentukan arah kebijakan sebuah negara.

Ilustrasi-ilustrasi di atas hanya untuk menunjukan bahwa persoalan energy dan pangan adalah persoalan yang besar, yang harus segera diselesaikan oleh setiap negara di dunia. Dan karena seriusnya persoalan mengenai pangan dan energi inilah maka seringkali banyak konflik di dunia timbul karena perselisihan terkait pangan maupun energi.

Baca Juga:

Masa Depan Energi Kita, Fosil atau EBT?

Selain memperebutkan sumber daya baik pangan maupun energi, perang lain yang tak kalah peliknya adalah perang kepentingan antara pangan dan energi. Penyebab utama konflik kepentingan ini adalah menentukan prioritas antara energi dan pangan. Mana yang harus mendapat prioritas.

Misalnya kebutuhan untuk memproduksi biosolar dari minyak sawit untuk kebutuhan energi di satu sisi dengan kebutuhan untuk memproduksi minyak sawit untuk pangan. Mana yang harus diprioritaskan?

Atau lainnya, memeras tebu untuk mendapatkan bioetanol untuk kebutuhan energi alternatif atau memeras tebu untuk kebutuhan gula. Mana yang lebih penting? Konflik antar sector seperti ini tentu tidak mudah untuk dilerai.

Maka pilihannya adalah Sorgum. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor) adalah tanaman budidaya yang bisa menjawab kebutuhan akan energi sekaligus pangan tanpa ada benturan kepentingan yang terjadi antara keduanya.

Baca Juga:

Kedaulatan Pangan: Mimpi yang Tertunda atau Mimpi yang Tak Realistis?

Untuk Pangan, Sorgum adalah sumber karbohidrat pengganti beras, dengan nilai atau konsentrasi zat gizi lebih baik jika dibandingkan dengan beras atau jagung. Kandungan lemak, karbohidrat, zat besi, Vitamin B, antioksidan serta kalsium lebih besar dibanding beras.

Sorgum juga diyakini bisa mensubstitusi kebutuhan akan tepung gandum yang selama ini masih kita impor. Apalagi produktivitas, biji atau bulir sorgum lebih tinggi produktivitasnya  jika dibandingkan dengan jagung atau padi.

Soal ketahanan terhadap iklim ekstrim, Sorgum jelas jauh lebih unggul dari Jagung dan Padi. Sorgum lebih tahan terhadap kekeringan, bila dibandingkan dengan jagung atau beras.

Bagaimana dengan Energi? Bagaimana Sorgum menghasilkan energi?

Baca Juga:

Hari Tani Nasional dan Tantangan Kedaulatan Pangan

Laman pertanian.go.id menulis bahwa sorgum mampu menghasilkan bioethanol dari biji, bagasse dan nira hingga mencapai 4.000 liter setiap hektar.

Artinya bahwa dari tanaman sorgum yang sama, kita bisa menghasilkan pangan dan energi sekaligus, tanpa harus mengorbankan kepentingan salah satu. Biji sorgum untuk pangan, sedangkan nira, bagasse nya bisa menghasilkan bioetanol diperoleh dari batang.

Begitu pula dengan daun sorgum yang kandungan nutrisinya sangat baik bagi pertumbuhan dan atau penggemukan sapi. Karena itu kita tentu sangat berharap agar Sorgum benar-benar dilihat sebagai yang setara dengan padi untuk kebutuhan pangan. Sekaligus batang sorgum juga dilihat sebagai yang setara dengan tebu.

Baca Juga:

Menghitung Berkat Dari Sorgum

Hal lainnya, yang menjadi kekuatan dari sorgum adalah ratun sorgum. Sorgum hanya sekali tanam. Setelah dipanen baik biji maupun batang dan daunnya, Sorgum masih bisa tumbuh secara baik sehingga dapat menghemat bibit dan tenaga untuk menanam yang baru.

Foto dari DaaiTv.co.id

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of