Lebih Murah dari Bensin dan Listrik, Sayangnya Bahan Bakar ini Masih Memiliki Kendala Serius dalam Pengembangannya.

Lingkungan Hidup
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Damai dan perang hari ini, batasannya ada pada Energi dan Pangan. Karena itu, bahan bakar dan pangan selalu menjadi isu yang penting dalam perekonomian sebuah negara.  Sentralnya isu energy dan pangan membuat banyak negara di dunia menjadi yang terdepan dalam urusan sumber energy dan pangan.

Semua negara berlomba menjadi yang terdepan dalam urusan yang berkaitan dengan energy dan pangan. Energy dan pangan, keduanya sama penting. Jika sebuah negara melimpah salah satu, entah energy maupun pangan, bisa dikatakan bahwa negara tersebut memiliki peran penting dalam percaturan politik global.

Apalagi jika sebuah negara memiliki sumber pangan sekaligus sumber energy yang melimpah.  Namun belakangan ini, sumber pangan dan energy, terutama sumber energy yang melimpah tidak lagi menjadi poin penting.

Isu mengenai keberlangsungan lingkungan hidup sungguh menjadi batasan yang luar biasa dalam produksi pangan maupun energy. Sebab bagaimanapun pemanasan global bukan lagi hanya sekedar wacana.

Pemanasan global saat ini telah menjadi kegelisahaan semua orang di belahan dunia manapun tanpa kecuali. Dan memburuknya lingkungan hidup di bumi disinyalir banyak diakibatkan oleh penggunaan berlebihan dari energy, termasuk dalam proses produksi pangan.

Baca Juga:

Tidak Hanya Hijau, Hidrogen Ternyata Punya Banyak Warna

Sumber energi dari fosil akan segera habis. Dan jika ada cadangan sumber energy baru yang melimpah pun, isu mengenai lingkungan hidup dan pemanasan global menjadi batasan yang jelas.

Karena itu, tidak mengherankan jika masyarakat dunia sedang berupaya untuk mencari dan menemukan berbagai alternatif sumber energy baru. Sumber energy alternatif ini tentu harus ramah lingkungan dan tentu saja efektif dan efisien saat digunakan sebagai pembangkit energy.

Setelah berbagai jenis kendaraan dengan sumber energi berupa bahan bakar fosil dipandang tidak ramah lingkungan maka sumber energy alternatif non fosil terus diusahakan dan dikembangkan.

Saat ini, moda transportasi bersumber energi listrik tengah naik daun. Terlepas dari berbagai kekurangan yang masih terus dibenahi, moda transportasi bersumber energi listrik diyakini ramah lingkungan.

Batasan-batasan moda transportasi bersumber energi listrik seperti daya tahan baterai dan juga tempat pengisian baterai yang belum memadai mungkin membuat pertumbuhan produksi dan penggunaan moda transportasi bersumber energi listrik lambat.

Namun ketika tantangan-tantangan ini bisa diatasi maka moda transportasi berbahan bakar energy fosil bisa saja segera menjadi garasi, sementara moda transportasi bersumber energi listrik bisa merajai jalan-jalan.

Baca Juga:

Mobil Listrik Bukan Alternatif Hijau. Ini Alasannya!

Namun, moda transportasi bersumber energi listrik tidak lagi menjadi satu-satunya alternatif moda transportasi ramah lingkungan. Kini sumber energi baru berbahan hidrogen tengan gencar di kembangkan.

Sumber energi berbahan bakar hidrogen diyakini lebih menjanjikan. Sumber energi hidrogen tentu ramah lingkungan, dan satu lagi keunggulan sumber energi hydrogen ini lebih murah.

Laman otodriver.com, pada 23 Januari 2024 baru-baru ini, memuat informasi mengenai perbandingan biaya antara mobil bersumber energi fosil, Energi listrik dan energy hydrogen mengungkap fakta yang cukup mengejutkan bagi saya.

Ternyata, tulis otodriver.com, Jika mobil berbahan bakar minyak / berbahan bakar fosil untuk setiap KM menghabiskan uang sebesar Rp1.400 rupiah maka kendaraan listrik lebih hemat atau hanya mengeluarkan Rp370 per KM, sementara yang menggunakan bahan bakar hidrogen hanya menghabiskan Rp350,- untuk setiap kilometer-nya.

Sayangnya penetrasi penggunaan hidrogen sebagai sumber energy transportasi masih memiliki berbagai tantangan.

Pertama : belum banyak kendaraan yang menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar. Kedua: belum banyak tersedia stasiun pengisian bahan bakar hidrogen.

Baca Juga:

Masa Depan Energi Kita, Fosil atau EBT?

Kendala lainnya yaitu, Ketiga : penyimpanan dan pengiriman bahan bakar hidrogen masih memiliki kelemahan-kelemahan yang belum tertangani.

Sifat mudah meledaknya dan mudah terbakar gas hydrogen Sekaligus sangat sulit dikendalikan jika terjadi kebocoran membuat hidrogen sebagai alternatif sumber energy masih belum massal digunakan.

Karena itu, studi mengenai hidrogen sebagai sumber energy seharusnya menjadi prioritas para pihak. Sebab ketika kendala-kendala ini teratasi maka kita bisa mewujudkan sumber energy alternatif yang ramah lingkungan, efektif digunakan, sekaligus aman bagi lingkungan dan semua orang.

Foto ilustrasi dari  otodriver.com

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of