Eposdigi.com – Tidak main-main, melibatkan lebih dari 1.700 petani dari 9 desa di Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep – Madura, selama periode Januari – September 2024 berhasil mengekspor bubuk kelor ke berbagai negara sebanyak 4.350 ton (cnbcindonesia.com, 19/11/2024).
Volume ekspor sebesar itu tidak serta merta. Dimulai dari tahun 2021. Pada tahun itu, ekspor ke Australia pertama kali hanya sebesar 20 kg tepung kelor yang dikemas dalam satu koli. Kini dalam sebulan mereka bisa mengirim hingga tiga kali, sebesar 300 kg, dalam setiap kali pengiriman.
Volume ekspor tersebut, hanya dari salah satu UMKM saja yaitu PT Keloria Moringga Jaya. UMKM ini merupakan binaan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) melalui program CNPE.
Baca Juga:
Khusus untuk mengembangkan potensi ekspor produk kelor, dinama kelor dikenal sebagai superfood dengan begitu banyak manfaat kesehatan, LPEI memiliki dua bentuk program yaitu Coaching Program for New Exporter (CPNE) dan Desa Devisa.
Melalui dua program ini, LPEI mengambil peran membantu para petani supaya superfood ini semakin banyak diekspor ke luar negeri.
Sementara untuk Desa Devisa, LPEI mendampingi desa-desa di Batang-Batang, Sumenep untuk meningkatkan kapasitas produksi dan mengembangkan pasar mereka.
Melalui pendampingan LPEI, Desa Devisa mendapatkan sertifikasi organik yang membuat kelor yang mereka hasilkan dapat menembus pasar Eropa, Amerika dan Australia. Karena hal itu maka, LPEI kemudian memberikan pendampingan juga untuk meningkatkan kapasitas produksi mereka.
Baca Juga:
Menggali Esensi “Tanam Apa yang Kita Makan – Makan Apa Yang Kita Tanam”.
Hasilnya, berdasarkan catatan dari LPEI, desa-desa dampingan mereka dapat meningkatkan produksi bubuk daun kelor dari 500 kg menjadi 1,5 ton per hari. Bukan hanya produktivitas mereka meningkat, mereka juga dapat menekan biaya seefisien mungkin hingga Rp14.400 per setiap kilogram.
Desa-desa binaan LPEI kini dapat memproduksi bubuk kelor sebanyak 12 ton setiap bulan dan 20 ton per bulan untuk daun kering.
Dari kapasitas produksi yang demikian besar ini, ada sekitar 90% hasil produksi langsung diekspor ke luar negeri dengan destinasi utama ke Malaysia.
Tidak hanya itu, kelor dan turunannya asal Sumenep ini selain sebagai superfood dan bahan baku obat, yang lebih menarik adalah karena bisa diolah menjadi kosmetik. Superfood pada kelor yang tentu saja berguna untuk manusia, juga digunakan sebagai pakan super untuk ternak.
Baca Juga:
Indramayu Hasilkan Susu Ikan Pertama di Indonesia, Flores Timur Kapan?
Pendampingan dari LPEI membuat produk kelor dampingannya dipercaya memiliki kualitas yang tinggi. Reputasi akan kualitas yang tinggi inilah yang mendorong kelor yang dihasilkjan oleh mitra-mitra binaan LPEI memiliki daya jual tinggi di pasar internasional.
Terbukti. LPEI mencatat dalam periode Januari hingga September tahun ini sumbangan devisa dari kelor milik mitra binaan LPEI mengalami peningkatan dari periode yang sama tahun lalu sebesar 90,74 % atau menjadi US$13.75 juta dari US$ 7,21.
Sumbangan devisa dari kelor meningkat terutama berkat sumbangan dari volume ekspor ke China yang meningkat tajam hingga US$7,39 juta begitu juga ke negara-negara lain yang juga mengalami peningkatan yang signifikan.
Saya membayangkan bahwa, atas inisiatif pemerintah Flores Timur, mulai melihat kelor sebagai komoditi unggulan. Karena itu harus ada upaya nyata untuk mulai menanamnya dalam skala ekonomis tertentu.
Baca Juga:
Tentu saja, pertama-tama untuk mencukupi kebutuhan lokal, terutama dalam rangka pengentasan stunting, lalu kemudian mengakses bantuan pendampingan seperti yang dilakukan oleh LPEI.
Pada saat yang sama, penelitian untuk memberi nilai tambah terkait kelor dan produk turunanya harus dilakukan secara serius. Siapa tahu, kita di Flotim dapat menemukan dan menciptakan produk turunan kelor dengan nilai premium, alih-alih mengekspor kelor dalam bentuk bubuk atau daun kering.
Namun bagaimanapun, dalam konteks Flores Timur, kelor harus dikembangkan secara serius untuk meningkatkan nilai ekonomisnya, apapun jalan dan cara pengembangannya.
Foto ilustrasi dari Alodokter.com
Leave a Reply