Dua Faktor Ini Menjadi Penentu Seorang Siswa Diterima dalam Seleksi Masuk PTN

Nasional
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) akan segera dibuka, diperkirakan akan dimulai bulan Januari 2024. Namun biasanya sudah didahului di bulan Desember 2023 dengan pengumuman kuota sekolah, dilanjutkan dengan masa sanggah. 

Pengumuman kuota sekolah adalah bagian dari proses pendaftaran Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) yang dimulai dengan registrasi akun SNPMB sekolah dan siswa yang pada tahun 2023 sudah dimulai di 9 Januari 2023. Untuk tahun 2024 jadwal untuk proses ini belum diumumkan.  

Pada SNPMB tahun 2023 yang lalu, pendaftaran SNBP dimulai pada 14-28 Februari 2023 yang didahului dengan pengumuman kuota dan masa sanggah di bulan Desember, dilanjutkan dengan proses pendaftaran dan proses seleksi dari masing-masing Perguruan Tinggi Negeri (PTN). 

Faktor yang menentukan lolos atau tidaknya siswa sebuah sekolah dalam proses seleksi SNBP adalah angka indeks sekolah tersebut dan nilai akademis, termasuk prestasi non-akademis siswa. Dua faktor ini dipertimbangkan oleh PTN untuk memutuskan menerima atau tidak seorang siswa.

Baca Juga:

5 Peluang Beasiswa S1 Bagi Lulusan SMA dan Mahasiswa

Banyak orang tua siswa bertanya pada www.depoedu.com tentang dari mana PTN memperoleh nilai akademis serta prestasi non-akademis siswa tersebut, dan bagaimana PTN menentukan angka indeks sekolah tersebut? Begini penjelasannya.

Asal nilai akademis dan prestasi non akademis

Pertama-tama perlu dijelaskan bahwa saat ini untuk masuk PTN dapat melalui 3 jalur yakni Jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), Jalur seleksi Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK-SNBT) dan jalur Ujian Mandiri. 

NIlai akademis dan prestasi non-akademis yang kita bicarakan ini berkaitan dengan jalur seleksi masuk PTN berdasarkan prestasi atau jalur SNBP. Sekolah yang memenuhi persyaratan, adalah sekolah yang memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional dan sekolah yang telah diakreditasi. 

Proses pendaftaran SNBP didahului dengan pengumuman kuota SMA dan SMK oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). Berdasarkan kuota tersebut, Kepala Sekolah SMA dan SMK memutuskan siswa berprestasi yang memenuhi persyaratan untuk mendaftar. 

Nilai rapor dan prestasi non-akademik siswa berprestasi kelas XII, mulai dari nilai akademik semester 1 kelas X, hingga nilai akademik semester 5 kelas XII, yang memenuhi persyaratan, kemudian diinput sekolah ke platform Pangkalan Data Sekolah milik LTMPT. 

Baca Juga:

Bagaimana Orang Tua Mengantar Maudy Ayunda Meraih Segudang Prestasi?

Nilai pada pangkalan data sekolah tersebutlah,  pada saatnya digunakan PTN sebagai salah satu bahan pertimbangan masing-masing PTN selain indeks sekolah, untuk memutuskan apakah seorang calon mahasiswa diterima atau tidak melalui jalur masuk SNBP. 

Indeks sekolah diperoleh dari mana?

Selain nilai rapor dan prestasi non-akademis, PTN juga menggunakan angka indeks sekolah untuk memutuskan seorang siswa lolos atau tidak masuk PTN, termasuk melalui jalur SNBP. Indeks sekolah adalah gambaran kualitas sekolah menurut masing-masing PTN. 

Semakin bagus angka indeks suatu sekolah, berarti mutu sekolah itu semakin bagus menurut PTN tersebut. Dengan demikian, peluang masuk siswa dari sekolah ke PTN tersebut semakin besar, baik melalui jalur SNBP maupun jalur SNBT. 

Baca juga : 

Kunjungan Mahasiswa ke DPR RI dan Monumen Pancasila Sakti: Membangun Pemahaman Politik dan Hukum

Menurut Prof. Budi Widyobroto, indeks sekolah dihitung berdasarkan riwayat pendaftaran dan penerimaan para siswa dari sebuah sekolah di PTN yang didaftarkan melalui jalur SNBP, jalur SNBT dan jalur mandiri sebelumnya, serta prestasi siswa yang bersangkutan selama menempuh kuliah di PTN tersebut. 

Semakin banyak siswa dari sekolah tertentu mengikuti seleksi dan diterima, apalagi berprestasi di sebuah PTN, maka indeks sekolah tersebut semakin tinggi. Jika indeks sekolah semakin tinggi maka, peluang siswa dari sekolah itu untuk diterima dalam seleksi masuk PTN tersebut semakin tinggi. 

Oleh karena itu, indeks masing-masing sekolah akan berbeda-beda, tergantung pada jumlah lulusan dari suatu sekolah yang masuk pada PTN tertentu dan berprestasi di PTN tersebut. Sebagai contoh, indeks SMA A yang lulusannya banyak masuk di UI akan lebih tinggi dibandingkan Indeks SMA A di UGM karena lulusan SMA A tidak banyak masuk UGM. 

Menurut Prof. Budi, indeks sekolah ini ada pada masing-masing PTN, meskipun tidak diumumkan oleh PTN dan berpengaruh ketika PTN memutuskan menerima atau tidak seorang calon mahasiswa dari sekolah tersebut dalam proses seleksi masuk PTN. 

Baca Juga:

Para Ketua OSIS SMA/MA, Rebut Peluang Masuk Tanpa Tes di Enam Universitas Negeri Ini!

Saat ini  masyarakat pun  memiliki indeks sekolah tersendiri, juga berdasarkan jumlah alumni sekolah tersebut yang diterima di PTN. Semakin banyak alumni sekolah itu masuk PTN, apa lagi PTN yang bagus, sekolah tersebut dianggap semakin bermutu. 

Itu artinya program persiapan masuk PTN dapat menjadi pintu masuk  pertumbuhan sekolah ke arah yang lebih baik. Canangkan Program Persiapan masuk PTN. Garap program tersebut dengan baik sejak dari kelas X, dan bersiaplah menyongsong pertumbuhan sekolah.  

Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com/ foto dari kompas.com

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of