Eposdigi.com – Rilis hasil survei kualitas pendidikan (Selasa/5/12) setelah Indonesia mengikuti survei Programme for International Student Assessment (PISA) yang dilakukan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menggambarkan Indonesia mengalami peningkatan 5-6 posisi dibandingkan tahun 2018.
Rilis tersebut menggambarkan skor literasi Indonesia pada survei PISA 2022 mengalami kenaikan 5 posisi dibandingkan dengan tahun 2018. Kenaikan juga terlihat pada skor numerasi. Sementara pada literasi sains Indonesia mengalami kenaikan 6 posisi dibandingkan dengan hasil PISA tahun 2018.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim dalam konferensi pers yang disiarkan melalui Youtube Kemendikbud Ristek pada Selasa (5/12/2023).
Menurut Nadiem, hasil survei PISA ini menggambarkan cepatnya pemulihan dari learning lost yang dialami oleh para murid Indonesia pasca pandemi. Kata Nadiem, Indonesia mengalami pemulihan yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan rata-rata negara di dunia lainnya.
Faktor Penyebab Perbaikan Peringkat PISA
Ungkap Nadiem, capaian ini terjadi karena sejumlah langkah yang dilakukan oleh Kemendikbud Ristek. Di antaranya menyediakan akses internet bagi murid selama masa pandemi covid-19.
“Bantuan kuota internet diberikan pada lebih dari 25 juta murid dan 1,7 juta guru di seluruh Indonesia, agar murid dapat mengakses materi pembelajaran dan agar guru dapat menyelenggarakan pembelajaran secara daring,” kata Nadiem dalam konferensi pers secara daring.
Baca juga :
Selain bantuan kuota internet, faktor lain yang menurut Nadiem dapat menjadi pendorong kenaikan peringkat ini adalah pelatihan guru yang disediakan oleh Kemendikbud Ristek melalui platform Merdeka Mengajar, di mana tersedia materi pembelajaran secara daring dan hybrid.
“Berbagai materi pembelajaran dibuat untuk membantu guru melaksanakan pembelajaran selama pandemi, baik melalui TVRI, modul asesmen, modul pembelajaran literasi dan numerasi,” jelas Nadiem.
Selain kedua faktor tersebut, menurut Nadiem, penerapan kurikulum darurat selama pandemi juga membantu. Di antaranya, dilakukan penyederhanaan materi kurikulum, agar pembelajaran guru lebih fokus dan mendalam untuk penguatan literasi dan numerasi pada para murid.
“Di antaranya selama pandemi, pada Kurikulum Merdeka, dikurangi materi wajib di berbagai mata pelajaran, agar guru punya waktu lebih untuk menyelenggarakan pembelajaran yang lebih interaktif berbasis proyek,” lanjut Nadiem menjelaskan.
Menurut Nadiem, dengan demikian pembelajaran dengan Kurikulum Merdeka tidak lagi berorientasi pada materi pelajaran, tetapi mengasah kompetensi dan karakter murid.
Asesmen Nasional Lebih Komprehensif dibandingkan PISA
Selain itu, pada kesempatan tersebut Nadiem juga menyampaikan bahwa, jika dibandingkan antara Asesmen Nasional dan PISA, Asesmen Nasional lebih komprehensif dibandingkan PISA, dilihat dari cakupan surveinya dan objek surveinya.
Baca juga :
Kata Nadiem, dilihat dari cakupannya, survei PISA hanya dilakukan secara acak agar mewakili populasi siswa usia 15 di negara peserta. Sedangkan pada Asesmen Nasional, survei dilakukan pada semua satuan pendidikan mulai dari Pendidikan Dasar hingga Pendidikan Menengah Atas.
Sedangkan dari segi objek yang disurvei, kata Nadiem, objek survei PISA hanya terdiri dari literasi dan numerasi, sedangkan pada Asesmen Nasional, selain numerasi dan literasi, ada survei karakter dan survei lingkungan belajar.
Survei karakter untuk mengukur perwujudan karakter pelajar Pancasila sedangkan survei lingkungan belajar untuk mengukur tingkat perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi di lingkungan sekolah. Selain itu, Asesmen Nasional dilakukan setiap tahun, sedangkan survei PISA dilakukan 3-4 tahun sekali.
Tentu saja kita sepakat bahwa Asesmen Nasional adalah terobosan yang sangat menjawab masalah pendidikan di Indonesia. Namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana sekolah-sekolah menggunakan data hasil Asesmen Nasional tersebut untuk menyusun program peningkatan mutu pendidikan.
Hingga kini, belum banyak sekolah menggunakan data hasil Asesmen Nasional yang tersedia pada dasbor rapor pendidikan untuk menyusun program peningkatan mutu sekolah. Padahal sebetulnya inilah salah satu tujuan terpenting dari Asesmen Nasional.
Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com / Foto: Kompas.com
Leave a Reply