Mutan baru Varian Omicron disebut ‘Siluman’; Lebih Cepat Menular

Nasional
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Sejak dilaporkan pertama pada 23 November 2021 lalu di Afrika, varian baru SARS-CoV-2 dengan nama code B.1.1.529 atau yang lebih dikenal sebagai Omicron diyakini lebih menular, bahkan konon penularannya lebih cepat lima kali dibanding varian Delta (B.1.617.2).

Bahkan kontan.co.id (10/02/2022) yang mengutip Reuters menyebutkan bahwa Omicron menyebabkan lonjakan kasus positif di seluruh dunia dari angka 300 juta menjadi 400 juta hanya dalam jangka waktu sebulan.

Angka ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan varian lain yang pertambahan kasus positifnya  dari 200 juta menjadi 300 juta kasus positif yang memakan waktu hingga lima bulan.

Jangan Kasih Kendor Prokes, Pandemi Covid-19 Belum Berakhir

Kini muncul lagi sub varian baru hasil mutasi dari Omicron yang dikenal sebagai Omicron siluman. Mutasi sebuah virus adalah hal yang lumrah. Demikian juga dengan SARS-Cov-2. Misalnya Varian Delta yang diketahui memiliki sekitar 200 sub varian hasil mutasi.

Omicron pun memiliki beberapa sub varian hasil mutasi. Bbc.com menyebut bahwa Omicron memiliki beberapa mutasi yang menghasilkan beberapa sub varian seperti  BA.1, BA.2 dan BA.3.

Mutan siluman Omicron yang diyakini lebih menular adalah sub varian Omicron BA.2.  Bbc.com (02/02/2022) menyebutkan bahwa siluman Omicron ini menyumbang lebih dari setengah kasus varian Omicron yang tersebar di 57 negara di dunia.

Baca Juga: Adaptasi Agar Tetap Beradab

Sumber yang sama mengutip Pakar Biologi Molekuler asal India Bijaya Dhakal menyebutkan bahwa sub varian BA.2. kini dengan cepat menggantikan varian Delta dan Omicron BA.1. di India.

Setali tiga uang dengan India, di Jermanpun dilaporkan bahwa varian Siluman Omicron ini telah melampaui varian Delta dan sub varian Omcron BA.1. Di Denmark, setengah kasus konfirmasi positif dilaporkan dari sub varian Omicron BA.2.

Pun di Filipina. Departemen Kesehatan Filipina (DHO) menjelaskan bahwa sub varian Siluman Omicron ini sudah lazim ditemukan dalam sampel yang mereka terima pada akhir Januari lalu.

Di Indonesia sendiri, bbc.com melaporkan bahwa menurut keterangan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 yang juga adalah Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi kepada kompas.com, menyebutkan bahwa sudah ada 55 kasus BA.2 terdeteksi.

Baca Juga : Tidak Boleh Lengah, Corona Masih Ada

Kabar baiknya adalah walaupun kecepatan menyebar varian siluman Omicron ini, namun belum ada riset yang menegaskan apakah varian ini lebih berbahaya atau tidak. Sejauh ini tidak ada data yang yang mnegaskan bahwa BA.2 menyebabkan penyakit yang lebih parah.

“Melihat negara-negara lain tempat BA.2 sekarang mendominasi, kami tidak melihat lonjakan dalam rawat inap yang lebih tinggi dari perkiraan,” ungkap Dr Boris Pavlin dari WHO seperti dikutip bbc.com.

Walaupun tidak lebih berbahaya namun bukan berarti kita menyepelehkan varian Omicron dan sub varian silumannya, atau demikian juga dengan varian Covid-19 yang lain.

Satu-satunya cara yang sejauh ini diyakini masih menjadi senjata yang ampuh untuk menghalau Covid-19 termasuk sub varian siluman Omicron adalah dengan tetap setia dan taat melakukan protokol kesehatan (Prokes).

Ada Varian  Corona yang Lebih Berbahaya, “Covidiot” Namanya

Karena itu sebagai bagian dari upaya untuk saling peduli dan saling melindungi, mulai dari diri kita sendiri, kemudian mengingatkan orang-orang terdekat kita untuk menaati protokol kesehatan, menerapkan tidak lagi 5M melainkan disiplin dan konsisten menerapkan 6M protokol kesehatan.

Memakai Masker, dengan baik dan benar yaitu menutupi hidung dan mulut secara sempurna. Mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir atau dengan cairan hand sanitizer.

Menjaga jarak dengan orang terdekat. Menjauhi kerumunan. Mengurangi mobilitas dan M ke 6 : Menghindari Makan Bersama.

Foto dari pramborsfm.com.

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of