Eposdigi.com- Mengapa anak-anak remaja merupakan demografis yang paling sering melakukan tindakan tidak pantas, memalukan, ataupun ilegal dalam kehidupan bermasyarakat? Hal seperti ini sering disebut dengan istilah “Kenakalan Remaja.” Menurut Santrock, kenakalan remaja merupakan
kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal. Bagaimana kita dapat mencegah ini? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita mencari dan mencatat faktor-faktor yang mempengaruhi hal ini.
Baca juga: Sampah Indonesia
Tingkah laku seperti ini sering dilakukan oleh remaja di jenjang pendidikan SMP-SMA. Pada usia ini, remaja terpaksa adaptasi dan menyesuaikan diri ke berbagai hal, terutama karena pubertas dan jenjang pendidikan yang baru.
Hal ini menyebabkan para remaja menjadi sangat labil dan terbuka untuk dipengaruhi oleh hal-hal eksternal. Hal-hal eksternal ini dapat berupa positif ataupun negatif, akan tetapi remaja akan lebih sering memilih hal negatif sebagai teladan.
Ini dapat terjadi karena media sosial yang toxic, atau secara sederhana bahwa hal buruk lebih menyenangkan dilakukan daripada hal baik, seperti belajar, mendengarkan guru, berdamai, dll.
Pubertas dan adaptasi tentu merupakan faktor utama bagi kenakalan remaja ini, tetapi juga ada faktor-faktor lain yang memperkuat tingkah laku dan perilaku tidak baik ini bagi remaja. Salah satunya adalah rasa keingintahuan remaja yang sangat tinggi.
Baca juga: Anak Yang Kekurangan Belum Tentu Tidak Menjadi Pemimpin Yang Baik
Hal ini menyebabkan remaja-remaja untuk mencoba hal-hal yang baru tanpa menimbangkan konsekuensinya dengan sempurna. Salah satu contoh prominen dari keingintahuan remaja yang tinggi adalah jutaan remaja yang sudah pernah mabuk dengan minuman keras. Rasa keingintahuan remaja ini juga dapat menyebabkan remaja menonton konten yang tidak pantas ditonton anak seumur.
Faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi tingkah laku remaja adalah daya saing remaja yang dahsyat sekali. Ini dapat menyebabkan tawuran, pukul-pukulan, balap-balapan motor tanpa SIM, dan hal-hal lain yang tidak sehat.
Keluarga juga mempengaruhi perilaku remaja yang kurang pantas. Misalnya orangtua yang kurang memperhatikan dan terlibat dalam kehidupan remaja yang menyebabkan remaja mencari perhatian, mungkin dalam cara yang tidak baik. Atau pengalaman traumatik yang menyebabkan remaja tidak ingin di rumah sama sekali dan sering kabur pada malam-malam.
Baca juga: Masalah Dengan Sistem Pendidikan Formal
Usaha Pencegahan
Nah, banyak orang tua dan dewasa sering membentak dan menghukum remaja yang melakukan hal buruk. Walau perilaku ini merupakan hal yang paling intuitif untuk “mencegah” kenakalan, hal ini malah membuat situasinya lebih buruk.
Membentak anak yang telah kabur dari rumah pada malam hari hanya akan menyebabkan remaja itu semakin tidak nyaman di rumah dan melakukannya lebih banyak di masa depan, yang menyebabkan lebih banyak hukuman, yang menyebabkan lebih banyak perilaku buruk, dan seterusnya. Ini menyebabkan banyak orang berpikir bahwa anak remaja memang merupakan anak bermasalah yang tidak dapat diajar.
Baca juga: Pendidikan Sikap Seseorang Memengaruhi Masa Besarnya
Jadi, jika membentak dan menghukum remaja tidak dapat mencegah masalahnya, apa yang bisa kita lakukan? Ada beberapa hal yang dapat mencegah kenakalan remaja. Pertama, orang tua harus memberi lebih banyak perhatian kepada remaja, baik pada masa kanak-kanak dan remaja sendiri.
Ini untuk mencegah kegiatan-kegiatan remaja yang mencari perhatian dan karena kebosanan sebelum terjadi. Kedua, jika anak remaja sudah melakukan kesalahan, orang tua harus lebih mengerti dan memaafkan, dibandingkan membentak dan menghukum.
Ini menunjukkan kepada para remaja bahwa orang tua benar-benar peduli terhadap mereka, yang dapat mencegah berbagai masalah. Selain itu, orang tua dan remaja dapat mendiskusikan solusi secara teratur dan damai, tidak dengan relasi toxic yang saling membentak.
Baca juga: Pendidikan Yang Tinggi Kemungkinan Menghasilkan Orang Yang Terdidik
Akhir kata, kenakalan remaja merupakan hal yang sangat wajar, terutama dalam masa SMP-SMA. Oleh karena itu, untuk menanggapi ini, kita harus lebih mengerti dan memahami sumber kenakalan tersebut agar tidak menyebabkan lebih banyak trauma di masa depan.
Foto: Ghirabelajar/penulis adalah siswa SMP Kolese Kanisius Jakarta
😎😎😎😎😎😎😎😎
Waw 2 kali. Aduh capek aku ngomentarin
wow so kul
du bist genial !
INI KEREN BANGET. Kontak kita dan kau akan mendapatkan beasiswa 100%!