Eposdigi.com – SiTangkal merupakan salah satu fitur atau aplikasi pada SVN. Sementara itu diketahui bahwa SVN atau Smart Village Nusantara merupakan tawaran solusi dari Telkom Indonesia di bidang teknologi informasi bagi desa-desa di seluruh Nusantara.
Pemanfaatan Teknologi informasi ini diharapkan dapat meningkatkan keamanan, kenyamanan, efisiensi, serta kemampuan kerja desa untuk memberikan pelayanan yang berkelanjutan kepada masyarakat di desa.
Pada gilirannya SVN bertujuan untuk menciptakan komunitas digital di tingkat desa melalui Tata Kelola, Tata Niaga dan Tata Sosial di desa untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di desa.
Baca Juga:
Smart Village Nusantara merupakan Sinergi atara Telkom Indonesia dan Kementerian Desa – Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi ini mulai diluncurkan pada Oktober 2020 lalu.
Salah satu aplikasi yang ada pada Smart Village Nusantara ini adalah SiTangkal. SiTangkal atau Sistem Ketahanan Pangan Lokal adalah komunitas digital untuk mengintegrasikan penyediaan pangan dengan kebutuhan pangan di desa-desa.
“Melalui penambahan fitur SiTAngkal dalam solusi layanan SVN, maka akan tercipta integrasi kebutuhan pangan di tingkat lokal bahkan regional karena aplikasi digital menciptakan konekasi antara desa,” terang Dirjen Percepatan Pembangnunan Daerah Tertinggal Kemendes – PDTT, Eko Sri Haryanto dalam keterangannya kepada media (detik.com,29/08/2022).
Baca Juga:
Eko Sri Haryanto menambahkan “Data desa yang surplus, dan surplus itu saling tersambung di tengah banyaknya potensi sumber daya alam di pedesaan.”
SiTangkal didukung oleh Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara Telkom Indonesia dengan Kemendes-PDTT antara lain berisi komitmen bersama untuk meningkatkan kapasitas pengembangan ekonomi desa berbasisi ekosistem digital, Digitalisasi Bumdes dan Bumdes Bersama
Bagaimana dengan SiTangkal di Flores Timur?
SiTangkal adalah alternatif solusi bagi masyarakat Flores Timur untuk mendigitalisasi semua potensi pangan local di desa-desa se Flores Timur. Namun ini tentu bukan persoalan mudah.
Baca Juga:
Warung yang Kian Memesona, Investor Kelas Dunia Pun Kepincut
Pertama, harus ada upaya luar biasa dan jalan lain yang baru untuk meningkatkanm kapasitas kerja Bumdes-Bumdes di Flores Timur.
Bumdes harus didorong secara luar biasa untuk mengenali potensi di desa kemudian menciptakan berbagai instrument untuk menjadikan potensi-potensi tersebut memberi nilai tambah yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Karena itu, ada dua pekerjaan utama yang harus dilakukan dengan serius secara parallel. Meningkatkan kapasitas Bumdes harus bersamaan dengan upaya serius untuk mengenali dan menggali potensi ekonomi di desa.
Baca Juga:
Kedua, semua potensi ekonomi di desa harus didata dengan baik, benar dan apa adanya. Data-data yang factual, dilalukan dengan baik dan benar akan digunakan sebagai dasar untuk membuat rancangan bisnis bagi setiap entitas potensi ekonomi di desa.
Dari data yang actual, dengan rancangan bisnis kita dapat mengetahui gambaran yang detail mengenai skala ekonomi di desa, sekaligus menghitung skala ekonomis dari setiap potensi yang ada di desa.
Skala ekonomis dari setiap potensi ekonomi di desa menjadi dasar bagi pengambilan keputusan untuk meningkatkan salaka ekonomi pada titik tertentu.
Baca Juga:
Apakah dari skala ekonominya, suatu potensi ekonomi di desa bisa diupayakan oleh desa tersebut atau harus bekerjasama dengan desa lain melalui Bumdes Bersama untuk mencapai skala ekonomis tertentu.
Ketiga, Kerjasama sinergis antara pemerintah desa dengan komunitas atau pribadi-pribadi untuk mendorong digitalisasi di desa.
Hari ini, yang Namanya facebook, Instagram, tiktok atau platform media sosial lainnya telah merasuk hingga ke pelosok-pelosok desa. Semua platform ini harus digunakan secara baik yang dapat memberi manfaat langsung terhadap pertumbuhan ekonomi di desa.
Baca Juga:
Asterius Soge: Salah Camat Jika ada Desa yang Program Pembangunannya Tidak Jalan
Jika tidak, maka kita hanya membuang uang untuk paket data tanpa memberi manfaat apapun terhadap peningkatan ekonomi di desa.
Menyiapkan Flores Timur untuk menyongsong SiTangkal adalah kerja sinergis antara structural pemerintah dengan kultural komunitas masyarakat, tidak bisa dilakukan oleh hanya salah satu pihak saja. Atau bagaimana menurut Digiers?
Ilustrasi dari digitalbisa.id
Leave a Reply