BUMDes Sebagai Ekosistem Ekonomi Produktif

Bisnis
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Setelah pemilihan kepala desa serentak di Flores Timur, tantangan berat kita kedepan adalah bagiamana merubah wajah desa-desa kita di Flores Timur menjadi lebih baik.

Selain menjalankan fungsi-fungsi administratif kepemerintahan, aparatur desa kita harus berani mengambil langkah-langkah yang tidak biasa untuk mendorong perubahan di Flores Timur mulai dari desa kita masing-masing.

Tulisan kemarin, membahas bagaimana pembangunan sumber daya manusia (SDM) lewat pendidikan kontekstual dan bagaimana menjadikan posyandu sebagai sekolah besar kehidupan semua warga desa, lintas umur.

Baca Juga: Flores Timur Setelah Pilkades Serentak

Ekosistem baru yang akan kita dorong di desa-desa kita adalah untuk mengalihkan fokus dari yang tidak produktif menjadi lebih produktif. Dan dalam referensi saya, Komunitas Baca Masdewa bisa menjadi rujukan pembangunan sumber daya manusia di desa.

Bahwa pendidikan kontekstual yang digalakkan oleh Komunitas Baca Masdewa tidak hanya pada literasi baca tulis, tapi terutama mendekatkan proses pendidikan pada realitas yang memiliki keterhubungan secara langsung (kontekstual) dengan berbagai persoalan masyarakat di desa mereka.

Berikutnya dalah mengoptimalkan peran posyandu bukan semata-mata untuk tujuan kesehatan saja, melainkan untuk menjangkau kebutuhan lain  baik kebutuhan individu maupun dalam keluarga.

Baca Juga: Mengapa “Komunitas Baca Masdewa” Harus Dimiliki Oleh Semua Desa di Flores Timur?

Selanjutnya adalah mendorong ekosistem ekonomi produktif melalui BUM Desa. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah motor yang menggerakan ekonomi di desa.

Motor ini harus dibuat dan dijaga agar terus bergerak. Sebab jika motor penggeraknya mati maka ekonomi di desa bisa saja bernasib sama.

Lantas bagimana caranya agar BUM Desa di desa-desa kita dapat menjadi mesin penggerak ekonomi produktif yang efektif?

Pertama, mulai dengan data yang valid.

Segala potensi yang ada di desa harus dikenali lewat data-data yang teruji validitasnya. Berdasarkan data-data tersebut akan semakin memudahkan dalam menyusun semua rencana strategis pengembangan BUMDes.

Baca Juga: Dana Desa, BUM Desa dan Gemohing

Dalam proses pengumpulan data ini adalah lapangan pekerjaan baru. Para sarjana yang masih menganggur bisa diberdayakan. Mereka bisa mengumpulkan dan mengolah data sesuai yang dibutuhkan.

Kedua, Mengidentifikasi potensi ekonomi dari data yang dikumpulkan.

Data-data ini harus diolah sedemikian rupa untuk memilah dan memilih, potensi-potensi usaha ekonomi produktif apa saja yang ada di desa, dan yang paling visibel untuk dilakukan, bukan hanya dari sisi ekonomisnya, namun juga pada aspek yang lain misalnya kelestarian lingkungan hidup.

Selain visibel secara ekonomi dan lingkungan ekologi, yang tidak kalah pentingnya adalah apakah potensi bisnis ini paling menjawab kebutuhan masyarakat banyak di desa secara langsung.

Baca Juga: NTT Masuk 5 Besar Provinsi dengan Penduduk Miskin Terbanyak, namun Nomor 1 dalam Persentase

Jangan sampai jenis usaha yang dijalankan oleh BUMDes hanya untuk mencukupi kebutuhan segelintir orang.

Ketiga, menyusun rencana bisnis BUMDes

Tidak semua potensi ekonomi di desa visibel. Karena itu hanya jenis-jenis usaha ekonomi produktif yang paliang visibel-lah yang sebaiknya di rencanakan hingga dieksekusi menjadi BUM Desa.

Tidak hanya paling visibel, jenis usaha BUMDes harus bisa menjadi pemicu munculnya usaha-usaha ekonomi baru di desa. Sekaligus memastikan bahwa usaha BUMDes memiliki rantai bisnis yang terintegrasi dengan berbagai potensi ekonomi di desa.

Baca Juga: Pekka Lodan Doe; “Berjalan sambil Merintis Jalan”

Dalam perencanaan ini yang paling krusial adalah merencanakan sumber-sumber alternatif pembiayaan usaha BUMDes.

Apakah kita hanya mengharapkan  penyertaan modal dari desa atau kita perlu mencarai sumber-sumber alternatif pembiayaan dari sumber lain. Jika penyertaan modal dari pemerintah desa dianggap kurang maka Bum Des harus bisa mencari alternatif lain.

Keempat, warga desa adalah segmen pasar utama

Warga desa adalah pasar potensial atas berbagai usaha produktif yang dilakukan di desa. Mulai dari pengumpulan data, mengidentifikasi potensi, hingga penyusunan business plan.

Misalnya produk utama BUMDes adalah produk substitusi untuk produk lain yang didatangkan dari luar. Warga desa sebagai pasar diedukasi untuk menggunakan produk BUM Desa bukan produk sejenis yang datang dari luar.

Baca Juga: Melepas diri dari Jerat “Penjajah” di Pasar Mirek

Sebagai pasar, BUMDes wajib menjaga loyalitas konsumen mereka. Dan untuk menjaga loyaitas pelanggan ini banyak cara bisa dicoba. Salah satunya adalah memberi semacam poin kepada setiap transaksi yang dilakukan oleh warga desa. Poin ini bisa ditukarkan ketika mereka berbelanja kembali.

Tidak bermaksud menyederhanakan persoalan, juga tidak bermaksud mengatakan bahwa ini mudah untuk dilakukan.

Namun sesulit apapun itu, dibawah panji Gemohing dan diilhami semangat Gelekat kita bisa merubah wajah Flores Timur menjadi lebih baik. Kita butuh kemauan untuk merealisasikannya.

Kemudian setelah itu kita butuh etos kerja pantang menyerah, dan konsistensi untuk memastikan BUMDes terus berjalan, memperolah profit, dan berhasil menggerakan ekonomi di desa.

Foto ilustradi dari: desabisa.com

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of