Eposdigi.com – Vaksinasi diberikan untuk satu tujuan. Membentuk dan memperkuat herd imunity. Harapannya komunitas masyarakat yang telah mendapatkan vaksin bisa bertahan dari Covid-19.
Walaupun tidak bisa menjamin 100 % kekebalan, namun berapapun angka efikasinya itu sudah sangat membantu, membentuk kekebalan tubuh seseorang dari Virus Corona
Vaksin Sinovac misalnya, memiliki efikasi sekitar 65 persen. Kita bisa melihat angka 65 persen ini dari minimal dua sudut pandang berbeda.
Pertama; angka efikasi pada penerima vaksin sebagai pribadi. Penerima vaksin Sinovac memiliki 65 persen kekebalan. Namun Ia masih berpeluang terinfeksi Covid-19 sebesar 35 persen.
Baca Juga: Vaksin Ternyata Tidak 100 Persen Aman
Angka efikasi 65 persen ini juga bisa kita maknai bahwa jika seorang yang telah di vaksin terinfeksi Corona maka tingkat keparahnya hanya sebesar 35 persen saja. Ia aman 65 persen.
Kedua; angka efikasi pada penerima vaksin sebagai komunitas masyarakat. Angka efikasi sebesar 65 persen bisa juga menunjukan bahwa 65 persen komunitas masyarakat kebal terhadap Corona, sedangkan 35 persen lainnya masih berpeluang terserang Covid-19.
Ini juga berarti dari 100 orang yang sudah di vaksin, ada 35 orang yang masih berpeluang terserang Corona.
Baca juga: Ingat, Vaksin Tak Cukup Mencegah Corona
Walaupun banyak masyarakat yang masih “menolak”vaksin, namun hingga saat ini sudah jutaan masyarakat yang sudah minimal menerima dosis pertama.
Data dari covid19.go.id menyebutkan hingga hari ini (27.07.2021) ada 45.278.548 dosis vaksin pertama yang diberikan. Sedangkan vaksinasi kedua telah diterima oleh 18.666.343 orang.
Ada banyak juga yang saat ini berusaha mendapatkan vaksin. Namun motivasinya bukan untuk mendapatkan kekebalan tubuh spesifik, untuk menangkal virus Corona.
Mereka mencari vaksin agar bisa memperoleh surat keterangan atau sertifikat vaksin untuk berbagai tujuan. Mereka lebih takut akan hukuman karena tidak memiliki sertifikat vaksin, bukan karena takut akan terinfeksi Covid-19.
Baca Juga: Pentingnya Vaksinasi bagi Anak Saat Pandemi
Di Lembata, NTT misalnya, masyarakat lebih membutuhkan sertifikat vaksin dibandingkan kekebalan tubuh dari Covid-19.
Ini diungkapkan oleh dr Heny, seorang dokter yang mengabdi pada Puskermas Waipukang, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata – NTT.
Dokter Heny, seperti dikutip humanitarianjournal.com (26/07/21) mengatakan bahwa alih-alih karena kesadaran untuk memperkuat herd imunity, melainkan hanya untuk mendapatkan salah satu syarat melakukan perjalanan di tengah berlakunya PPKM berupa surat keterangan vaksin.
Karena itu dr Heny meminta kepada Pemerintah Kabupeten Lembata, agar hanya mengeluarkan surat keterangan vaksin hanya kepada mereka yang telah memperoleh dua dosis vaksin.
Baca Juga: Ada Varian Corona yang Lebih Berbahaya, “Covidiot” Namanya
Hal ini ia sampaikan dalam rapat kerja Pemerintahan Kabupaten Lembata – NTT dengan para dokter, kepala puskesmas dan para nakes lainnya yang mengabdi di Kabupaten Lembata.
Padahal vaksin sudah benar-benar terbukti. Wakin Menteri Kesehatan Dante Saksono menyebutkan bahwa 94 persen kasus kematian pasien positif Covid-19 terjadi pada mereka yang belum menerima vaksinasi (detik.com, 25/07/2021).
Dante menyampaikan hal ini dalam sambutannya pada acara vaksinasi yang diselenggarakan oleh Kadin Indonesia bersama TNI Polri yang disiarkan langsung melalui kanal youtube Kadin Indonesia (25/07/2021)
Di Pulau Dewata Bali misalnya, Pemkot Denpasar dalam catatannya menyebutkan bahwa dari 456 warga Kota Denpasar yang meninggal karena Covid-19, hanya lima orang korban meninggal yang sudah mendapatkan vaksin.
Baca Juga: Lebih Parah, Covidiot Juga menyebabkan Gejala Kesehatan Mental Serius
Angka ini menggambarkan bahwa ada 98,8 persen pasien Covid-19 yang meninggal adalah mereka yang belum menerima vaksin.
Apapun alasannya data ini menunjukan bahwa ada peluang sangat besar, vaksin dapat menghindarkan kita dari kematian, karena Covid-19. Jika demikian masihkan kita menolak di vaksin?
Foto: bbc.com
[…] Baca Juga : Tak Vaksin, Nyawa Taruhannya […]
[…] Baca Juga: Tak Vaksin, Nyawa Taruhannya […]