Eposdigi.com – Pada tulisan di media ini beberapa hari lalu, telah saya uraikan bahwa robotisasi dalam berbagai dimensi kehidupan hari ini ditandai dengan Internet of Things dan Artificial Intelligence dan Big Data.
Big Data didefinisikan sebagai kapasitas penyimpanan data yang saya sangat besar, berisi informasi-informasi yang terstruktur maupun tidak, serta dapat diakses dalam kecepatan super.
Maka Robot adalah perangkat computer; hardware maupun maupun system pemrograman; yang terintegrasi oleh Internet of Things dan di lengkapi dengan Artificial Inteligence sekaligus, yang beroprasi dalam sebuah komunitas data yang sangat besar (big data).
Tulisan lain sebelumnya dalam media ini, juga telah saya gambarkan mengenai bagaimana berbagai kemajuan teknologi hari ini, menggeser lingkungan kerja manusia sedemikian rupa.
Baca Juga: Bukan karena Corona, Ini Penyebab PHK Massal
Proses-proses administrasi bisnis yang sebelumnya dikerjakan oleh secara manual, kini diambil alih oleh robotisasi system computer. Pengambilalihan ini ternyata dapat mengatasi berbagai hambatan dalam kerja manual.
Kesalahan manusia (human eror) dalam proses adminstratif bisa ditekan bahkan dihilangkan. Waktu pelaksanaan pekerjaan yang lama ketika dilakukan oleh manusia dapat dipangkas menjadi sedemikian singkat oleh robot.
Bisa jadi di masa depan, banyak tenaga kerja kehilangan pekerjaannya, teralih-gantikan oleh robot.
Untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan manual ini, robot tentu lebih menjadi pilihan. Robot bisa bekerja 24 jam tanpa istirahat, tanpa melakukan kesalahan, dalam waktu yang lebih cepat dari manusia.
Kedepan, seiring perkembangan teknologi, ketika logika-logika dalam scenario pemrograman system computer sudah semakin maju, bisa saja semakin banyak bidang kehidupan manusia dilakukan atau dijalankan oleh robot.
Baca Juga: Digitalisasi Administrasi Bisnis dan Tantangan Lembaga Pendidikan
Lantas Apa yang bisa kita Pelajari dari Robot?
Kabar baiknya adalah secanggih-canggihnya robot, kecanggihannya hanya sebatas pada scenario logika pemrograman yang di-input pada system tersebut.
Hari-hari ini ketika ditempak kerja kami, dalam masa peralihan dari pekerjaan administrasi manual ke robot kata “scenario” lebih sering kali terdengar.
“Itu belum masuk dalam scenario yang bisa dibaca oleh robot”. “ Scenario itu sudah masuk dalam scenario yang dibaca oleh robot”.
Artinya apa? Robot itu canggih karena ada scenario logika pemrograman yang diinput. Secara sederhana jika sebuah system computer di-input sejumlah logika untuk membuat dan mencetak dokumen tagihan maka hanya dokumen tagihan saja yang bisa dikerjakannya.
Baca Juga: VUCA vs VUCA; di tengah tingginya gelombang dan derasnya arus perubahan
Dokumen tagihan yang dikerjakan oleh robot tentu tanpa kesalahan. Dapat dikerjakan dalam jangka waktu sepersekian detik namun robot yang sama tidak bisa memproses dokumen pemesanan barang, selama scenario logika untuk memproses pemesanan barang tidak di-input pada system tersebut.
Pun misalnya, sebuah robot diinput logika untuk hanya mengenali buah apel maka robot hanya bisa membedakan buah apel dan bukan buah apel.
Lewat artificial intelligence atau kecerdasan buatan yang dimilikinya, robot mungkin bisa mengenali Apel Malang dan Apel Kupang, apel yang matang maupun yang belum matang, memisahkan apel hijau dari apel merah, mengenali apel baik dan busuk, namun ia tidak bisa mengidentifikasi jeruk dan anggur.
Jika diminta membaca buah apel, jeruk dan dan anggur maka ia hanya bisa mengidentifikasi buah apel dan bukan buah apel untuk jeruk dan anggur.
Dari robot kita belajar bahwa pengetahuan dan keterampilan kita harus melebihi skenario logika yang diinput pada robot.
Walaupun wajib mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang sangat spesifik sesuai dengan minat dan bakat kita namun tidak boleh mengabaikan keterampilan dan pengetahuan lain walaupun hal itu tidak berhubungan dengan keterampilan spesifik yang kita kuasai.
Dalam komunitas big data dengan bantuan koneksi internet of things perangkat robot dapat diberi logika untuk membaca data pada system robot lain. Pertukaran informasi antara robot dapat berlangsung efektif dan efisien hanya dalam batasan scenario logika masing-masing robot.
Baca Juga: Mutu Tenaga Kerja Indonesia, Revolusi Industri 4.0, Dan Antisipasi Lembaga Pendidikan
Jika robot terintegrasi lewat internet of things maka dari robot kita belajar untuk membangun jaringan dengan orang lain, ofline maupun online. Semakin banyak jaringan yang kita bentuk, semakin beragam latar belakang jaringan kita tentu akan semakin memudahkan kita mengatasi berbagai hambatan dan masalah yang kita alami.
Internet of things adalah cara robot membangun koneksi dengan robot lain dalam platform yang sama maupun bukan. Maka bersinergi dengan orang lain, apapun latar belakang nya adalah cara kita menandingi koneksi yang dibangun oleh robot.
Dalam era yang serba terbuka hari ini, monopoli bukan lagi pilihan yang tepat. Apapun usahamu, apapun profesimu, apapun pengetahuan dan keterampilanmu, Anda dan saya hanya berhasil dalam sebuah sinergi bersama.
Baca Juga: Apa saja Uang Elektronik yang berlaku di Indonesia?
Gojek punya gopay sebagai fintech namun bersinergi dengan ovo yang sama-sama fintech. Jika mau memonopoli layanannya maka bisa saja semua pemesanan apapun lewat aplikasi gojek hanya bisa dibayar dengan gopay, fintech (financial technology) yang dimiliki layanan itu.
Lantas kenapa ketika memesan sesuatu lewat gojek Anda boleh membayarnya dengan ovo? Jika gopay dan ovo yang sama-sama satu platform bisnis – sama-sama fintech – saja bisa bersinergi, kenapa Anda tidak? / Foto : roboticstomorrow.com
[…] Baca Juga: Belajar Dari Robot; Kenapa Tidak? […]
[…] Baca Juga: Belajar Dari Robot; Kenapa Tidak? […]