Eposdigi.com – Gelekat tentu menjadi kata yang sangat familiar bagi sebagian besar masyarakat Lamaholot. Terutama bagi masyarakat Adonara. Filosofi gelekat merupakan nilai kearifan warisan leluhur yang dijunjung tinggi masyarakat Lamaholot, tak terkecuali masyarakat Adonara.
Jiwa gelekat sudah mendarah daging bahkan bisa beradaptasi sedemikian rupa dengan berbagai kemajuan global saat ini. Filosofi geleket tetap bertahan bukan hanya di Adonara, namun menjadi jalan hidup setiap anak Adonara di belahan dunia mana pun mereka berada.
Baca Juga: Multi Efek Kultur Merantau dalam Perspektif Gelekat (Penutup)
Sejarah membuktikan bahwa jiwa kepemimpinan orang Adonara banyak dipengaruhi oleh filosofi gelekat. Panggilan untuk berbuat kebaikan bagi banyak orang. Buktinya orang Adonara pernah menjadi gubernur dua periode penuh di salah satu provinsi.
Tidak hanya itu, orang Adonara juga menjadi sekda di provinsi lainnya. Dan masih banyak lagi orang Adonara yang memegang peranan penting dalam suatu organisasi pemerintahan maupun swasta.
Peran penting yang banyak diemban oleh orang Adonara ini karena diilhami oleh filosofi gelekat, untuk mengharumkan nama lewotanah Adonara terlebidahulu dengan berbuat kebaikan bagi banyak orang.
Bukan dirinya atau kelompoknya. Orang Adonara mendahulukan kepentingan banyak orang sebelum kepentingan dirinya.
Hal ini juga berarti bahwa ketika seorang Adonara melakukan sesuatu yang buruk, maka bukan semata-mata ia sebagai pribadi yang dilihat namun ke-Adonara-annya turut dipertaruhkan.
Baca Juga: Agama Koda : Gelekat Lewotana
Setiap Adonara dituntut untuk menjaga lewotanah Adonara dengan menunjukan budi pekerti yang luhur dan menjaga etika dengan baik.
Lewotanah (kampung halaman) adalah tujuan akhir semua usaha manusia Adonara. Apapun pencariannya pada akhirnya hanya bertujuan untuk “balik ka’an gelekat lewotanah – berbakti untuk kebaikan lewotanah.
Gelekat sebagai cara hidup orang Adonara diilhami oleh kekuatan “koda”. Kata-kata mantra yang oleh orang Adonara dipercaya memiliki kekuatan gaib yang menjaga sekaligus menuntun setiap perilaku orang Adonara.
Koda telah diwariskan secara turun temurun, generasi demi generasi. Kenyataannnya koda mampu membawa orang Adonara mampu melewati berbagai tantangan hidup, dimanapun dan kapanpun ia berada.
Baca Juga: Desa Berkearifan Adat: Menuju 3 Batu Tungku yang Saling Menggenapi (Penutup)
Namun kata-kata koda akan kehilangan maknanya, jika tanpa diikuti oleh perilaku manusia Adonara untuk menghidupkan koda lewat tingkah laku dan tutur katanya.
Koda yang memiliki kekuatan magis religius baru menjadi kuat kemuha (kekuatan) ketika dia dihidupkan lewat perilaku sehari-hari.
Karena itu kaum muda sebagai generasi penerus lewotanah, yang sudah dihadiahkan jiwa patriotik–gelekat, harus bisa memegang teguh prinsip gelekat. Warisan leluhur ini harus selalu dijaga. Dan cara terbaik menjaganya adalah dengan melakukannya sebagai prinsip hidup hari demi hari.
Terutama bagi generasi muda yang sedang menempuh pendidikan. Pada tingkat manapun. Semoga diilhami oleh semangat gelekat mendorong kita semua untuk belajar dan mengembangkan talenta sesuai kekhasan kita masing-masing.
Baca Juga: Gemohing: Sekedar Entitas Ekonomi?
Dalam hal pendidikan, kita orang Adonara adalah pejuang sejati. Tidak boleh menyerah. Apalagi kalah. Maka panggilan kita sebagai kaum terdidik, entah sebagai pelajar atau mahasiswa adalah belajar sekeras mungkin. Menguasai sampai tuntas apa yang sedang kita pelajari.
Kuat kemuha koda yang diaplikasikan dalam keseharian hidup orang Adonara menjadikan semua orang Adonara memiliki semangat sebagai petarung sejati. Bukan dalam artian pertarungan fisik mencari siapa yang menang siapa yang kalah.
Pertarungan sejati orang Adonara, dimanapun ia berada, apapun profesinya adalah pertarungan melawan bebagai tantangan hidup. Seberapa besar ia memberi kontribusi bagi kebaikan dirinya dan banyak orang.
Pertarungan besarnya adalah – soga naran lewotanah – menjaga martabat lewotanah Adonara lewat segala tingkah laku dan tutur katanya. (Foto: sandosidesa.id)
[…] Baca juga: Gelekat Sebagai Panggilan Hidup […]
[…] Baca Juga: Gelekat Sebagai Panggilan Hidup […]